Definisi Operasional Instrumen Penelitian

dengan perangkat tes yang sama. Perbedaan rata-rata skor tes akhir dengan skor tes awal pada setiap kelompok dibandingkan untuk menentukan apakah perlakuan eksperimen menghasilkan perubahan lebih besar dari pada situasiperlakuan kelas kontrol. Desain penelitian yang akan dilakukan dapat ditunjukan pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Metode Penelitian Non-Equivalent Pre-test and Post-test Control Group Design Grup Pre Test Perlakuan Treatment Post Test Kontrol T 1 X K T 2 Eksperimen T 1 X E T 2 Keterangan: T 1 = Pre-test atau tes awal dimaksudkan untuk mengetahui procedural knowledge dan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen. T 2 = Post-test atau tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui procedural knowledge dan kemampuan siswa setelah diberi perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen. X E = Berupa model pembelajaran direct instruction yang diberikan pada kelas eksperimen. X K = Berupa model pembelajaran konvensional yang diberikan pada kelas kontrol.

D. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap atau selangkah demi selangkah. Model direct instruction yang digunakan adalah model Joyce et al. 2009, 427, yang terdiri dari lima tahap aktivitas; yakni orientasi, presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah bimbingan, dan praktik mandiri. Pada penelitian ini, model direct instruction digunakan untuk kelas eksperimen Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 20102011 pada Mata Pelajaran Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut. Penerapan model direct instruction pada standar kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut ini merupakan variabel bebas X pada penelitian ini 2. Procedural knowledge. Procedural knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan sesuatu how to do something. Procedural knowledge pada penelitian ini adalah pengetahuan siswa tentang bagaimana melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, khususnya pekerjaan membubut tirus. Procedural Knowledge merupakan variabel terikat Y 1 pada penelitian ini. 3. Hasil belajar. Hasil belajar adalah nilai yang didapat Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 20102011 yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada Mata Pelajaran Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut, setelah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran direct instruction bagi kelas eksperimen dan model konvensional bagi kelas kontrol. Hasil belajar merupakan variabel terikat Y 2 pada penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono 2011:148 adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel.” Sugiyono menambahkan bahwa jumlah instrumen tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Pada penelitian ini terdapat beberapa instrumen diantaranya: 1. Alat tes untuk mengukur variabel procedural knowledge dan hasil belajar ranah kognitif. Alat tes ini berupa tes tertulis pilihan ganda, digunakan untuk mengukur peningkatan procedural knowledge dan alat tes esai untuk mengukur peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa baik itu sebelum mendapatkan treatment model pembelajaran direct instruction melalui pre-test dan setelah mendapatkan treatment model pembelajaran direct instruction melalui post- test untuk kelas eksperimen. Alat test ini juga digunakan untuk mengukur procedural knowledge dan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas kontrol melalui pre-test sebelum pembelajaran konvensional dan post-test setelah pembelajaran konvensional. 2. Alat tes kinerja performance test untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotor siswa. Alat tes kinerja ini berupa lembar observasi kinerja peserta diklat pada saat mengikuti tes. Alat tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar afektif dan psikomotor siswa sebelum pre-test dan setelah post-test mengikuti model pembelajaran direct instruction untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. 3. Angket untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran direct instruction. Angket ini pada penelitian ini dibuat untuk mendapatkan persepsi siswa terhadap model pembelajaran direct instruction, sehingga pertanyaan pada angket ini tidak menuntut jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada angket ini adalah skala Likert. Menurut Arikunto 2010: 180: Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat persepsi yang menunjukan tingkatan, misalnya: SS = sangat sesuai; S = sesuai; TS = tidak sesuai; STS = sangat tidak sesuai; 4. Pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat para responden mengenai langkah-langkah penerapan model direct instruction, prasyarat-prasyarat penerapannya, interaksi antara guru dan siswa, dan persepsi guru terhadap penerapan model direct instruction. 5. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai langkah-langkah penerapan model direct instruction, prasyarat-prasyarat penerapannya, dan interaksi antara guru dan siswa.

F. Teknik Pengujian Instrumen

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS X SMA HARAPAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA MATERI METODE PENGGORENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPHP SMK NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Macromedia Flash Untuk Peningkata

0 0 18

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK.

0 2 11

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM.

0 5 45

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DI SMP

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BAGAN GARIS WAKTU

0 0 8