Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Tabel 3.11 Persiapan Uji t-test No. Eksperimen KBM dengan model pembelajaran direct instruction Kontrol KBM dengan model pembelajaran konvensional Pre-Test Post-Test Peningkatan Pre-Test Post-Test Peningkatan 1 a x 1 b x 1 N − nP = x p − x q x rqst − x q a x 1 b x 1 N − nP = x p − x q x rqst − x q N na x nb x N − nP = x up − x uq x rqst − x uq na x nb x N − nP = x up − x uq x rqst − x uq = = = 2 1 1 1 s x n = = = 2 2 2 2 s x n Dimana: x 1a = Skor pre-test x 1b = Skor post-test x maks = Skor maksimum n 1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen n 2 = Jumlah sampel pada kelas kontrol v̅ = Rata-rata N-Gain kelas eksperimen v̅ = Rata-rata N-Gain kelas kontrol , = Varians N-Gain kelas eksperimen , = Varians N-Gain kelas kontrol Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai t table . Terima H A , jika t hitung t tabel pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk=n 1 +n 2 -2.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Selain data kuantitatif yang perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi juga perlu diuji keabsahan datanya. Pengujian yang dilakukan menurut Sugiyono 2011: 366 meliputi uji: “credibility validitas internal, transferability validitas eksternal, dependability reliabilitas dan confirmability obyektivitas”. Pengujian kredibilitas data menurut Sugiyono 2011:368 antara lain dilakukan dengan “perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check.” Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan triangulasi dan member check. Triangulasi menurut Wiersma Sugiyono, 2011:372 ialah: “it assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data, sources or multiple data collection procedures” Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Transferability merupakan validitas eksternal data, sehingga berkenaan dengan sejauh mana hasil penelitian bisa digeneralisasi digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Prinsip transferability dalam penelitian dicapai Sugiyono, 2011: 376 dengan “membuat laporan penelitian yang berisikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis dan dapat dipercaya.” Dengan demikian pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian, sehingga bisa memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Untuk memenuhi kriteria transferability peneliti membuat laporan penelitian yang sistematis berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011. Prinsip dependability sama dengan reliabilitas, untuk pemenuhan kriteria dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Cara untuk melakukan uji dependability menurut Sugiyono 2011:377 adalah “dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.” Untuk memenuhi kriteria dependability dalam penelitian ini, maka peneliti selalu mengkonsultasikan kepada pembimbing setiap tahap perkembangan penelitian sehingga pembimbing dapat mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Pengujian konfirmability disebut juga dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif apabila telah disepakati banyak orang. Pemenuhan kriteria konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Sugiyono 2011:378 menyatakan bahwa bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Rancangan pemenuhan kriteria konfirmability dalam penelitian ini ialah dengan selalu menjungjung tinggi sikap objektivitas semaksimal mungkin melalui penggunaan metode, dan teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan kajian serta pendekatan dalam penelitian itu sendiri. Sehingga hasil penelitian yang didapatkan merupakan hasil dari proses yang dilakukan. 131

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melalui tahapan analisis dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: Pertama, langkah-langkah pembelajaran model direct instruction dalam meningkatkan procedural knowledge dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Sintaks Penerapan Model Direct Instruction Tahap Pertama: Orientasi Kegiatan Pembuka 1 Guru dan siswa berdo’a sebelum memulai kegiatan pembelajaran. 2 Guru mengecek kehadiran siswa. 3 Guru membuka pelajaran sambil memberikan apersepsi kepada siswa: 4 Guru menyampaikan tema materi pelajaran yang akan dipelajari. 5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6 Guru memberikan petunjuk mengenai prosedur pembelajaran. Tahap Kedua: Presentasi Kegiatan Inti 1 Guru menyampaikan materi pelajaran, siswa menjelaskan kembali materi pelajaran yang diajarkan guru. 2 Guru memberikan representasi visual demonstrasi atas materi yang diberikan. 3 Guru memastikan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran lewat tanya jawab. Tahap Ketiga: Praktik yang Terstruktur 1 Siswa menyiapkan alat dan bahan praktikum sesuai dengan pedoman praktik 2 Siswa mempraktikkan apa yang dicontohkan oleh guru. 3 Siswa merespon pertanyaan yang diberikan guru. 4 Siswa melakukan praktik terstruktur berdasarkan pedoman praktik terstruktur. 5 Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan siswa sewaktu melakukan praktik terstruktur dan memperkuat prosedur praktik terstruktur yang telah benar. Tahap Keempat: Praktik di Bawah Bimbingan Guru 1 Siswa melakukan praktik sesuai dengan pedoman praktik dan di bawah bimbingan Guru 2 Guru mengamati praktik yang dilakukan siswa dan mencatatnya dalam lembar observasi 3 Kemudian guru memberikan koreksi terhadap kesalahan siswa sewaktu melakukan praktik di bawah bimbingan guru dan memperkuat prosedur praktik di bawah bimbingan

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS X SMA HARAPAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA MATERI METODE PENGGORENGAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPHP SMK NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Macromedia Flash Untuk Peningkata

0 0 18

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK.

0 2 11

PERBANDINGAN PARTISIPASI SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN INDIRECT INSTRUCTION DALAM PEMBELAJARAN SENAM.

0 5 45

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DI SMP

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA BAGAN GARIS WAKTU

0 0 8