Latar Belakang Hubungan Gaya Hidup Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stroke Di Rsup Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

Penyebab stroke iskemik adalah stroke kardioemboli 15-30, stroke aterosklerotik 14-25, stroke lakunar 15-30, stroke kriptogenik 20-40 dan penyebab stroke iskemik yang lain 5. Stroke hemoragik dapat dibagikan kepada dua yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarakhnoid Brust, 2007. Terdapat 2 faktor resiko yang dapat memicu kejadian stroke yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya umur, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat Transient Ischemic Attack TIA dan riwayat stroke lalu untuk faktor resiko yang dapat dimodifikasi diantaranya hipertensi, merokok, konsumsi alkohol, diabetes melitus, kadar kolesterol yang tinggi, pola makan yang buruk, kurang aktivitas dan obesitas American Stroke Association, 2012. Gaya hidup seseorang individu yang mempengaruhi kejadian stroke diantaranya adalah merokok. Dari data Riskesdas 2013, jumlah terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebanyak 33,4, umur 35-39 tahun 32,2, sedangkan jumlah perokok setiap hari pada laki-laki 47,5 lebih banyak dibandingkan perokok perempuan 1,1. Dari data Riskesdas 2007, prevalensi perokok saat sebanyak 29,2 dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap 12 batang per hari. Dari data Riskesdas 2007, pengaruh pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol juga memainkan peranan dalam kejadian stroke. Secara nasional, penduduk berusia 10 tahun ke atas memiliki perilaku kurang mengkonsumsi buah dan sayur dengan konsumsi makan buah dan sayur kurang dari 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu adalah sebanyak 93,6. Berdasarkan kelompok umur, individu berusia 75 tahun ke atas 95.3 yang paling kurang konsumsi buah dan sayur dan menurut jenis kelamin, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dari data Riskesdas 2007, secara nasional hampir setengah penduduk kurang beraktivitas fisik 48,2, dan menurut kelompok umur yang paling tinggi kurang beraktifitas fisik adalah 75 tahun ke atas 76,0 dan umur 10 hingga 14 tahun 66,9. Menurut jenis kelamin, perempuan lebih banyak kurang beraktifitas tinggi 54,5 dibanding laki-laki 41,4. Dari data Riskesdas 2007, secara nasional prevalensi peminum alkohol pada 12 bulan terakhir adalah sebanyak 4,6 dan yang masih mengkonsumsi satu bulan terakhir sebanyak 3,0. Prevalensi minum alkohol tinggi adalah di daerah Nusa Tenggara Timur 17,7, Sulawesi Utara 17,4 dan Gorontalo 12,3. Menurut kelompok umur, prevalensi peminum alkohol 12 bulan dan satu bulan terakhir dimulai tinggi pada umur antara 15-24 tahun, yaitu sebesar 5,5 dan 3,5, yang selanjutnya meningkat menjadi 6,7 dan 4,3 pada umur 25-34 tahun, namun kemudian turun dengan bertambahnya umur. Berdasarkan latar belakang ini dapat disimpulkan bahwa kejadian stroke dipengaruhi oleh gaya hidup. Pencegahan dapat dilakukan secara primer dan sekunder sehingga diharapkan dapat menurunkan kejadian stroke. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang hubungan gaya hidup sebagai faktor resiko kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014.

1.2.1. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara gaya hidup sebagai faktor resiko kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik tahun 2014? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup sebagai faktor resiko kejadian stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi merokok dengan kejadian stroke. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pola makan dengan kejadian stroke. 3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi aktifitas fisik dengan kejadian stroke. 4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi konsumsi alkohol dengan kejadian stroke. 5. Untuk mengetahui hubungan antara keempat gaya hidup sebagai faktor resiko kejadian stroke.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam memberikan informasi dan perluasan teori di bidang neurologis, yaitu mengenai hubungan gaya hidup dengan kejadian stroke. 2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai bahan penunjang untuk penelitian lebih lanjut. 3. Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian. 4. Peneliti dapat memahami lebih teliti mengenai pengaruh gaya hidup individu mengenai insidens stroke. 5. Masyarakat dapat mengamalkan gaya hidup yang sehat.