i. Tanda-tanda kejang atau trauma seperti laserasi ledah dan luka memar.
ii. Penyakit karotid bruits iii.
Penyakit jantung kongestif distensi vena jugularis d Pemeriksaan jantung:
i. Mengidentifikasi keadaan jantung seperti iskemik miokard,
abnormalitas pembuluh darah, irregular rhythm dan diseksi aorta pada kasus yang jarang terjadi.
e Pemeriksaan respiratori dan abdomen i. Untuk menemukan kelainan komorbiditas
f Pemeriksaan kulit dan ekstremitas: i. Mengetahui lebih dalam mengenai kondisi sistemik seperti
ii. disfungsi hepar, coagulopathies dan gangguan platelet jaundice, purpura dan petechia
2.7.3. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa tes harus dilakukan secara rutin pada pasien yang dicurigai stroke iskemik untuk mengidentifikasi kondisi sistemik dan dapat mempengaruhi
pengobatan American Heart Asscociation, 2007: a Glukosa darah
b Elektrolit c Hitung darah lengkap dengan hitung trombosit, protrombin waktu
international normalized ratio dan activated partial thromboplastin time d Elektrokardiogram EKG
e Cardiac enzyme test f Tes kehamilan
g Arterial blood gas h Blood alcohol level
i Toxicology screen
2.7.4. Pemeriksaan Radiologi
Menurut American Heart Association 2007, temuan pencitraan otak, termasuk ukuran, lokasi, dan distribusi vaskular infark tersebut, serta adanya
perdarahan, mempengaruhi baik jangka pendek dan jangka panjang keputusan pengobatan. Antaranya ialah non-contrast-enhanced CT, multimodal CT scan
perfusion CT: Whole-brain perfusion CT, Dynamic perfusion CT scan dan CT Angiography, multimodal MRI Diffusion-weighted imaging MRI dan MR
Angiography dan pencitraan otak dan pencitraan pembuluh darah yang lain Single-photon emission CT dan Transcranial Doppler ultrasonography, Carotid
Duplex sonography dan Catheter angiography.
2.8. Gaya Hidup 2.8.1. Pola Makan
Berdasarkan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat, pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang biasa dimakan
mencakup jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi atau dimakan seseorang atau kelompok orang penduduk dalam frekuensi dan jangka waktu
tertentu. Kisaran distribusi energi gizi makro dari pola konsumsi penduduk Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2010 adalah 9-14 energi protein, 24-
36 energi lemak, dan 54-63 energi karbohidrat. Anjuran kisaran penyebaran energi gizi makro AMDR bagi penduduk Indonesia dalam estimasi kecukupan
gizi ini adalah 5-15 energi protein, 25-35 energi lemak, dan 40-60 energi karbohidrat, yang penerapannya tergantung umur atau tahap pertumbuhan dan
perkembangan. 1. Karbohidrat
Menurut Ari Yuniastuti 2008, karbohidrat terbagi kepada 2 golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks penting dalam ilmu gizi.
Penggolongan karbohidrat terdiri atas: a Monosakarida
i. Glukosa dekstrosa, gula anggur atau gula darah ii. Fruktosa gula buah