tersebut mengalami perubahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan tidak bervegetasi maka akan mendapatkan nilai +1. Contoh dari aktivitas ini adalah
kegiatan penanaman lahan belum bervegetasi. Sebaliknya, perubahan lahan dari lahan bervegetasi menjadi tidak bervegetasi akan mendapatkan nilai -1 karena
dianggap merusak lahan. Contoh aktivitas ini adalah kegiatan pembalakan hutan. Selain kedua hal tersebut, lahan yang tidak mengalami perubahan diberikan nilai
0. Salah satu dari aktivitasnya adalah ekowisata. Pada pengulangan pertama bersama mahasiswa dan dosen, nilai kelestarian lahan mendapatkan jumlah +9
yang berasal dari penjumlahan nilai kelestarian dari setiap pemain. Ketika permainan dilakukan pada pengulangan kedua bersama mahasiswa, kelestarian
lahan mendapatkan nilai total +2. Selanjutnya, pada pengulangan ketiga bersama empat mahasiswa, kelestarian lahan mendapatkan nilai total +6.
4.1.2 Golongan Perusahaan Hutan
Sebagai salah satu instansi yang sudah lama melaksanakan kegiatan pengusahaan hutan tanaman jati di Indonesia, Perum Perhutani KPH Kendal
dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu responden dalam penelitian ini. Selain itu, Perum Perhutani KPH Kendal juga telah mendapat
sertifikat pengelolaan hutan yang lestari dari FSC. Simulasi pengelolaan hutan menggunakan Landscape Game ini dimainkan oleh staf serta petugas lapangan
Perum Perhutani KPH Kendal. Terdapat enam aktor yang bermain dalam permainan ini, empat aktor berperan sebagai stakeholder yang langsung
berhubungan dengan hutan, satu aktor berperan sebagai pemerintah, dan yang terakhir berperan sebagai bankir.
Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain penetapan pajak untuk semua jenis investasi dan memberikan insentif kepada pemain yang
mendukung kegiatan pelestarian hutan. Jenis dan jumlah pajak yang harus dibayarkan pemain kepada pemerintah antara lain pajak pembalakan hutan sebesar
5, pajak karbon sebesar 3, dan pajak ekowisata sebesar 2. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan aturan mengenai pelarangan berinvestasi kelapa
sawit di sekitar pemukiman. Permainan ini dimenangkan oleh pemain D yang memiliki total keuntungan sebesar 336Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 156Ϸ aset,
300Ϸ uang tunai, selain harus membayar hutang dan denda sebesar 120Ϸ kepada
bank. Pemain A adalah pemain yang berada pada posisi kedua dengan total keuntungan sebesar 304Ϸ. Jumlah tersebut terdiri atas 123Ϸ berupa aset, 251Ϸ
uang tunai dan hutang kepada bank sebesar 70Ϸ. Pemain C yang berada pada urutan ketiga mendapatkan total keuntungan sebesar 210Ϸ. Jumlah ini terdiri atas
121Ϸ aset dan 89Ϸ berupa uang tunai. Pemain B yang berada pada urutan keempat mendapatkan total pemasukan sebesar 160Ϸ yang terdiri atas 90Ϸ aset dan 70Ϸ
uang tunai lambang “Þ” di belakang angka memiliki arti poin.
Pada permainan ini nilai total produktivitas lahannya adalah 710Þ yang berasal dari penjumlahan nilai produktivitas setiap pemain. Pemain yang memiliki
nilai produktivitas terbesar adalah pemain D dengan nilai 236Þ, kemudian pemain A 204Þ, pemain B dengan 160Þ dan pemain C dengan 110Þ. Nilai total
kelestarian lahan pada permainan keempat ini berjumlah -1. Nilai tersebut berasal dari penjumlahan nilai kelestarian lahan setiap pemain. Jenis investasi,
aset, serta keuntungan para pemain dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil permainan bersama empat stakeholder petugas lapangan Perhutani
Investasi Pemain aktor A
Pemain aktor B Pemain aktor C
Pemain aktor D Jenis
Investasi Nilai
Jenis Investasi
Nilai Jenis
Investasi Nilai
Jenis Investasi
Nilai Investasi PH 5
35 S
25 PH 5
35 J
50 KS 2
32 K 4
20 KS 2
32 S 2
50 S
25 A
17 S
25 E 3
21 E 3
21 PH 2
14 K 3
15 KS
16 B
5 E 2
14 E 2
14 PH 2
14 K
5 K
5 Aset
123 90
121 156
Uang 251
170 239
300 Hutang
70 -
80 Denda
- -
75 40
Total 304Þ
260Þ 210Þ
336Þ Produk-
tivitas 204Þ
160Þ 110Þ
236Þ Keles-
tarian -1
-2 +2
Ket: J:Jati, S:Sengon, KS:Kelapa sawit, E:Ekowisata, PH:Pembalakan hutan, B:Biofuel, A:Akasia, K:Karbon, Pr:Pertambangan, : Jumlah Investasi.
Þ: Poin
4.1.3 Golongan Praktisi Kehutanan Internasional