Landscape Game Aplikasi Game Theory dalam Pengelolaan Hutan Lestari Menggunakan Landscape Game

terhadap strategi yang mungkin dilakukan oleh pemain lain. Kedua adalah ketika semua pemain bermain menggunakan strategi optimal yang mereka miliki Romp 1997.

2.4 Role-Playing Game

Role-playing game adalah sebuah mekanisme yang dirancang khusus untuk melihat interaksi antar pemain atau aktor sesuai dengan peran yang mereka mainkan dalam sebuah simulasi permainan Cooper et al. 1999. Melalui mekanisme ini, seseorang dapat mengamati peran apa yang sebenarnya dimainkan, bagaimana tindakan dan keputusan pemain tersebut berdampak terhadap perilaku dan keputusan pemain lain, dan dampak keputusan tersebut terhadap keputusan yang menyangkut lingkungan. Selama permainan, setiap pemain diperbolehkan untuk bertindak secara kolektif, untuk ikut ambil bagian dalam menciptakan suatu lembaga atau aturan baru di antara pemain, atau untuk bekerjasama satu dengan lainnya. Ketika permainan berakhir, setiap pemain dapat menganalisis tindakan serta mengambil pelajaran kemudian membandingkan permainan tersebut ke dunia nyata. Permainan simulasi mempunyai beberapa bentuk, bentuk yang pertama adalah bentuk realitas eksplisit. Bentuk ini memiliki arti bahwa ketika permainan menyajikan situasi nyata aktor dan sumber daya alam. Bentuk kedua adalah bentuk realita implisit yang berarti permainan merupakan versi penyederhanaan dari aktor dan sumber daya alam. Terakhir adalah bentuk dunia virtual, yang memiliki arti bahwa permainan tidak selalu terkait dengan isu para aktor dan sumber daya alam pada dunia nyata. ComMod 2009.

2.5 Landscape Game

Terdapat beberapa alat simulasi yang merupakan hasil dari penurunan konsep Game Theory, antara lain adalah MAS Multi Agent Simulation, CORMAS program yang khusus diciptakan untuk melihat interaksi dalam pengelolaan sumber daya alam, INRM Integrated Natural Resource Management. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Landscape Game. Alasan penggunaan game sebagai media dikarenakan anggapan bahwa game adalah suatu pendekatan yang efisien untuk bekerja dengan para pemangku kepentingan, sehingga proses simulasi menjadi lebih sederhana dan dapat berfokus pada permainan tersebut. Selain itu, game memenuhi beberapa syarat dalam interaksi antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan. Syarat tersebut antara lain adanya strategi yang digunakan, adanya pemain atau aktor, adanya arena dan adanya peraturan yang harus diikuti. Landscape Game sendiri merupakan sebuah permainan yang fun, peduli lingkungan dan sensitif terhadap kebijakan pemerintah dan pasar. Permainan ini dilakukan di atas sebuah bentang alam landscape yang terdiri atas tutupan lahan alami dan buatan yang terdiri atas hutan inti, hutan tepi, dan lahan mosaik sebagai sebuah kesatuan ekosistem. Dijelaskan oleh Chomitz 2007, setiap bentang alam memiliki ciri dan kerentanan tersendiri terhadap faktor luar, karakteristik dari jenis-jenis bentang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hutan inti forest core memiliki ciri terdapat banyak hutan dengan sedikit penduduk dan sebagian besar adalah penduduk asli serta adanya sejumlah tekanan terhadap sumber daya kayu. Selain itu hutan inti memiliki jarak lebih dari enam kilometer di luar lahan mosaik. 2. Jenis lahan berikutnya adalah hutan tepi forest edge. Jenis ini memiliki tekanan untuk terjadinya penggundulan hutan dan degradasi lahan hutan cukup tinggi, serta pengawasan sering kali tidak efektif karena aksesbilitas yang mudah. Hutan ini berada di luar wilayah lahan mosaik, tetapi tidak lebih dari enam kilometer jaraknya dari lahan mosaik. Definisi ini didasarkan pada jarak rata-rata kasar aktivitas pengambilan sumber daya hutan oleh rumah tangga atau pertanian berpindah di sekitar pemukiman. 3. Lahan mosaik mosaic land adalah lahan dengan kepemilikan yang biasanya didefinisikan atas kepadatan penduduk yang tinggi, letaknya lebih dekat dengan pasar dan sering kali pengelolaan hutan alaminya tidak dapat bersaing dari sudut pandang pemilik lahan dengan pertanian atau perkebunan. Investasi pada jenis ini pada umumnya adalah lahan pertanian, campuran antara hutan dan pertanian, dan bagian bagian kecil dari hutan yang dikelilingi oleh lahan pertanian. Jadi domain ini terdiri dari atas hutan-hutan mosaik yang dikelilingi lahan-lahan pertanian yang luas. Berikut adalah gambar Landscape Game, lahan atau sel yang berwarna kuning adalah jenis lahan mozaik, warna hijau muda adalah lahan hutan tepi dan lahan dengan warna hijau tua adalah lahan hutan inti. Gambar 1 Papan permainan Landscape Game Purnomo 2008. Dibutuhkan strategi untuk memenangkan permainan Landscape Game ini, karena permainan ini memadukan konsep manajemen bentang alam yang berkelanjutan, konservasi, Game Theory, dan kegembiraan. Strategi yang digunakan pemain nantinya harus dapat memaksimalkan keuntungan pemain dan pada saat yang bersamaan juga harus memperhatikan keragaman bentang alam, penyerapan karbon untuk mencegah pemanasan global dan penciptaan tenaga kerja. Strategi yang digunakan pemain erat kaitannya dengan kebijakan yang berlaku ketika permainan berlangsung. Kebijakan pada permainan ini merupakan gambaran simulasi dari kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam oleh manusia. Kebijakan manusia dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan lingkungan sosial pengambil kebijakan.

2.6 Teori Penilaian Sumber daya Alam