Nilai Produktivitas dan Kelestarian Lahan

4.2.2 Nilai Produktivitas dan Kelestarian Lahan

Pada dasarnya produktivitas membahas mengenai perbandingan antara hasil dan keluaran terhadap masukan. Menurut Fabricant 1974, produktivitas adalah perbandingan antara masukan input dan keluaran output. Namun, dalam penelitian ini produktivitas didefinisaikan sebagai selisih antara total keuntungan dengan total modal yang telah dikeluarkan. Produktivitas dalam penelitian ini berkaitan dengan penggunaan sumber daya alam atau lahan, sehingga definisinya berubah. Definisi produktivitas lahan berubah menjadi selisih antara total keuntungan setelah melakukan aktivitas ekonomi investasi dengan modal awal. Selain nilai produktivitas lahan, dalam penelitian ini juga dihitung mengenai nilai kelestarian lahan. Nilai kelestarian lahan dalam permainan ini didefinisikan sebagai selisih antara jumlah lahan bervegetasi dengan lahan tidak bervegetasi. Nilai produktivitas lahan dan nilai kelestarian lahan setiap permainan dapat dilihat pada Tabel 8 Tabel 8 Nilai produktivitas dan kelestarian lahan No. Permainan ke- Jumlah Pemain Nilai Produktivitas Lahan Nilai Kelestarian Lahan 1. I 5 1216Þ +9 2. II 5 1038Þ +2 3. III 4 1185Þ +6 4. IV 6 710Þ -1 5. V 14 615Þ +12 6. VI 5 364Þ +11 Nilai total produktivitas terbesar dihasilkan pada permainan pertama dengan 1216Þ dan nilai total kelestarian lahan sebesar +9. Permainan ini dimainkan bersama mahasiswa dan dosen. Permainan selanjutnya yang memiliki nilai produktivitas lahan terbesar adalah permainan ketiga bersama tiga pemain mahasiswa. Permainan ketiga ini mendapatkan nilai total produktivitas lahan sebesar 1185Þ dan nilai total kelestarian lahan sebesar +6. Permainan yang memiliki nilai produktivitas lahan dibawah permainan ketiga adalah permainan kedua. Permainan ini memiliki nilai total produktivitas lahan sebesar 1038Þ dan nilai kelestarian lahan sebesar +2. Pada urutan keempat, terdapat permainan yang dimainkan bersama Perum Perhutani KPH Kendal yang memiliki nilai produktivitas lahan sebesar 710Þ dan nilai kelestarian lahan sebesar -1. Permainan bersama praktisi kehutanan internasional di CIFOR menempati urutan kelima dalam jumlah nilai total produktivitas lahan. Permainan ini memiliki nilai total produktivitas lahan sebesar 615Þ dan nilai total kelestarian lahan sebesar +12. Pada urutan terakhir, dengan nilai total produktivitas lahan sebesar 364Þ terdapat permainan yang dimainkan bersama pemangku kepentingan hutan di wilayah Bogor. Selain itu, pemain ini memiliki nilai total kelestarian lahan sebesar +11. Dari keenam permainan tersebut, nilai total produktivitas lahan dapat dipengaruhi oleh faktor pemilihan jenis investasi dan jumlahnya serta kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pemilihan jenis investasi yang menghasilkan banyak keuntungan pasti akan meningkatkan nilai produktivitas lahan setiap pemain dan permainan. Namun tidak sampai pada jenis investasi, melainkan jumlah dari jenis investasi tersebut juga berpengaruh. Permainan yang di dalamnya terdapat pemain dengan jumlah investasi dalam jumlah banyak, tentu saja akan memiliki nilai produktivitas yang lebih besar daripada yang jumlahnya sedikit. Selain jenis dan jumlah investasi, faktor yang berpengaruh adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik berupa pemberian insentif dan atau disinsentif. Selain berpengaruh terhadap produktivitas lahan, kebijakan dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berpengaruh terhadap nilai kelestarian lahan. Salah satu contohnya adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan insentif kepada pemain yang pro-lingkungan secara tidak langsung akan memberikan stimulus kepada pemain untuk memilih jenis investasi yang pro-lingkungan. Kebijakan yang pro-lingkungan juga dapat berbentuk disinsentif, yakni pemberian pajak yang tinggi atau hukuman terhadap pemain yang memilih jenis investasi yang tidak pro-lingkungan. Setiap permainan memiliki kebijakan yang berbeda permainan lainnya. Pada permainan pertama hingga ketiga pemerintah bersifat netral meskipun tidak sepenuhnya netral. Hal ini dapat dilihat dari nilai total kelestarian lahan pada ketiga permainan tersebut yang semuanya memiliki nilai positif. Nilai positif tersebut memiliki arti bahwa permainan tersebut memiliki jumlah lahan bervegetasi pohon lebih banyak daripada yang tidak bervegetasi pohon. Selain itu hal ini dapat diartikan bahwa lahan tersebut memiliki tingkat kelestarian lahan yang baik. Permainan kelima yang dimainkan bersama praktisi kehutanan internasional memberikan contoh bagaimana aturan pemerintah yang bersifat tidak netral berpengaruh terhadap jumlah nilai total kelestarian lahan. Pada pemainan tersebut pemerintah melarang jenis investasi pembalakan hutan dan mengutamakan manfaat hutan dalam bentuk jasa. Hal ini menyebabkan nilai kelestarian lahan pada permainan tersebut menjadi sangat besar, yakni +12. Permainan yang memiliki nilai kelestarian lahan negatif adalah permainan keempat. Permainan ini dimaikan bersama Perum Perhutani KPH Kendal. Pemerintah dalam permainan ini memberikan celah kepada pemain untuk dapat memanfaatkan hutan secara langsung kayu dengan ditetapkannya nilai pajak yang rendah. Aturan ini menyebabkan para pemain berlomba untuk memanfaatkan sumber daya kayu sehingga mengurangi luasan lahan yang bervegetasi pohon. Meskipun demikian, pemerintah tetap mengeluarkan aturan untuk tetap mempertahankan kelestarian hutan. Contoh dari aturan tersebut antara lain diberikannya insentif bagi pemain yang berinvestasi karbon dan biofuel. Pada permainan keenam, peran pemerintah sebagai pembuat peraturan dan penentu arah dari sebuah wilayah tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai total kelestarian lahan seperti kelima permainan sebelumnya. Pada permainan ini para pemain lebih cenderung untuk memilih jenis investasi yang menjaga keutuhan hutan dan menambah luasan hutan. Latar belakang pemain dalam memilih investasi tidak lagi dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi melainkan ekologi dan keberlanjutan lahan.

4.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Investasi