Tujuan Penelitian Asumsi Hipotesis Penelitian

5 sama sekali 0-2,5 bulan kering dalam setahun dan berada pada ketinggian tidak lebih dari 800 m di atas permukaaan laut. Karena didominasi oleh pohon-pohon dari famili Dipterokarpa, maka tipe hutan pada areal seperti ini sering pula disebut sebagai hutan dipterokarpa campuran dataran rendah mixed dipterocarp lowland forest. Pertimbangan pokok penetapan lingkup populasi ini selain karena data PUP pada areal hutan seperti ini tersedia menyebar di empat propinsi Kalimantan Timur, Tengah, Barat, dan Kalimantan Selatan, hutan alam produksi di Kalimantan juga masih cukup luas yaitu sekitar 15,95 juta ha, yang terdiri dari 3,79 juta ha berupa hutan primer dan 12,16 juta ha hutan sekunder Departemen Kehutanan 2008. Hutan bekas tebangan atau logged over area LOA adalah areal hutan alam yang sebelumnya virgin forest yang mendapat perlakuan tebang pilih TPITPTI sehingga meninggalkan tegakan sisa dengan struktur tegakan yang secara alamiah masih memungkinkan untuk dapat berkembang atau memulihkan diri membentuk kembali tegakan layak tebang pada rotasi tebang berikutnya. Pengertian ini dapat diperluas mencakup areal hutan alam yang telah mengalami gangguankerusakan baik karena penebangan legal atau illegal, kebakaran, serangan hama penyakit, atau terpaan angin kencang, namun meninggalkan tegakan sisa dengan struktur tegakan yang secara alamiah masih memungkinkan untuk dapat berkembang atau memulihkan diri membentuk kembali tegakan layak tebang pada rotasi tebang berikutnya.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model pertumbuhan yang dapat menggambarkan dinamika struktur tegakan hutan alam hujan tropis tanah kering dataran rendah bekas tebangan di Kalimantan serta dapat digunakan untuk melakukan proyeksi struktur tegakan dan simulasi pengaturan hasil.

1.6 Asumsi

Asumsi-asumsi yang melandasi proyeksi struktur tegakan dan simulasi pengaturan hasil dalam penelitian ini adalah: 1. Areal hutan pada keseluruhan areal penelitian ini pada awalnya adalah berupa hutan primer virgin forest yang mendapat perlakuan yaitu penebangan dengan menggunakan sistem tebang pilih TPI atau TPTI, kemudian dalam rentang waktu saat proyeksi struktur tegakan, tegakan tidak mendapat perlakuan apapun seperti 6 penanaman pengayaan dan pemeliharaan tegakan lainnya maupun penebangan ulang, sehingga tegakan tumbuh alamiah tanpa campur tangan manusia. 2. Kematian mortalitas yang terjadi dalam rentang waktu saat proyeksi struktur tegakan adalah kematian reguler, yaitu kematian alamiah seperti karena sakit terkena hamapenyakit, tua, tekanan dan persaingan antar pohon. Selain kematian reguler, kematian mortalitas dalam penelitian ini juga dapat terjadi karena kerusakan tegakan tinggal akibat dilakukannya penebangan sesuai skenario pengaturan hasil. 3. Komposisi jenis dalam tegakan dan kualitas tempat tumbuh kecuali ketinggian dari permukaan laut pada populasi sesuai ruang lingkup kajian, dianggap seragam.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Struktur tegakan setelah penebangan diduga beragam. Keragaman tersebut diduga karena pengaruh beragamnya intensitas penebangan dan tingkat kerusakan tegakan akibat kegiatan penebangan. 2. Komponen dinamika struktur tegakan rekrutmen, proporsi tambah tumbuh, dan tetap dapat diduga oleh karakteristik tegakan jumlah pohon dan luas bidang dasar tegakan, ketinggian dari muka laut dan lamanya waktu setelah penebangan. 3. Komponen dinamika struktur tegakan rekrutmen, proporsi tambah tumbuh, dan tetap yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan proyeksi struktur tegakan. Proyeksi struktur tegakan ini juga dapat dilakukan pada areal hutan lain di luar yang digunakan dalam penyusunan model di sini, sepanjang areal hutan tersebut memiliki karakteristik tegakan, tempat tumbuh, dan perlakuan tegakan yang masih termasuk ke dalam kisaran karakteristik areal hutan yang digunakan saat penyusunan model. 4. Dengan kriteria pengaturan hasil tertentu, keberagaman jumlah pohon total dan ST awal, akan menyebabkan jangka waktu untuk mencapai kondisi tegakan siap tebang juga beragam.

1.8 Manfaat Penelitian