Simulasi Proyeksi Struktur Tegakan

44 Hasil penelitian Krisnawati 2001 pada hutan alam 6 tahun setelah tebangan di Kalimantan Tengah, dengan lebar KD 5 cm dan periode pertumbuhan 2 tahun diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,300-0,380 pada KJD dan 0,120-0,260 pada KJN; proporsi tetap berkisar 0,580-0,960 pada KJD dan 0,660-0,900 pada KJN. Rusolono et al . 1997 pada hutan alam bekas tebangan di Kalimantan Selatan, dengan lebar KD 10 cm dan periode pertumbuhan 2 tahun diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,110- 0,430 pada KJ Meranti dan 0,070-0,300 pada KJ Non Meranti; proporsi tetap berkisar 0,510-0,850 pada KJ Meranti dan 0,700-0,900 pada KJ Non Meranti. Mendoza Setyarso 1986 pada hutan alam bekas tebangan di Kalimantan Selatan, dengan lebar KD 5 cm dan periode pertumbuhan 2 tahun untuk semua jenis diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,131-0,303 dan proporsi tetap berkisar 0,691-0,970. Michie Buongiorno 1984 pada hutan campuan di Wisconsin dan Michigan, dengan lebar KD 5 cm dan periode pertumbuhan 3 tahun diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,190-0,300 dan proporsi tetap berkisar 0,650-0,860. Hao et al. 2005 pada hutan campuran di Changbai Mountain, Northeastern China, dengan lebar KD 4 cm periode pertumbuhan tidak diketahui untuk semua jenis diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,136-0,382 dan proporsi tetap berkisar 0,585-0,818. Ingram Buongiorno 1996 pada hutan dipterocarp campuran dataran rendah di Malaysia, dengan lebar KD 10 cm dan periode pertumbuhan 1 tahun diperoleh proporsi tambah tumbuh berkisar 0,030-0,050 pada KJD dan 0,000-0,002 pada KJN; proporsi tetap berkisar 0,930-0,980 pada KJD dan 0,970-0,980 pada KJN Lampiran 14

4.4 Simulasi Proyeksi Struktur Tegakan

Simulasi proyeksi ST dilakukan dengan mencoba komponen DST yang diperoleh dengan ke empat metode. Simulasi proyeksi ST menggunakan komponen DST Metode I menghasilkan jumlah pohon tambah tumbuh dan tetap yang nilainya negatif pada beberapa KD baik pada KJD maupun KJN. Proyeksi beberapa tahun ke depan juga menghasilkan jumlah pohon berdiameter 15 cm ke atas dengan jumlah lebih dari 800 pohon per ha. Sutisna 1997 menyatakan bahwa jumlah pohon berdiameter 10 cm ke atas pada hutan klimaks di Indonesia umumnya berkisar antara 400-600 pohon per ha. Sedangkan Elias 1997 melaporkan bahwa di Kalimatan Timur jumlah pohon berdiameter 10 cm ke atas sebelum penebangan bisa mencapai 746 pohon per ha. Simulasi proyeksi ST menggunakan komponen DST metode II, III dan IV tidak menghasilkan jumlah pohon tambah tumbuh dan tetap yang nilainya negatif, namun menghasilkan jumlah pohon berdiameter 15 cm ke atas dengan jumlah lebih dari 800 45 pohon per ha dan tidak bisa mencapai ST kondisi tunak steady state. Bahkan pada Metode II dan III menghasilkan ST yang tidak memenuhi kaidah huruf “J” terbalik yang lazim pada ST hutan alam. Fenomena seperti itu kemungkinan disebabkan karena jumlah proporsi tambah tumbuh dan tetapnya yang lebih dari satu atau rekrutmen berdasarkan model yang cenderung “overestimate”. Penggunaan nilai rekrutmen yang merupakan rata-rata hitung konstanta menghasilkan ST yang berbeda, namun tidak merubah kecenderungan hasil yaitu tetap menghasilkan jumlah pohon tambah tumbuh dan tetap yang nilainya negatif pada Metode I, jumlah pohon berdiameter 15 cm ke atas dengan jumlah lebih dari 800 pohon per ha, tidak bisa mencapai ST kondisi tunak atau ST yang tidak memenuhi kaidah huruf “J” terbalik pada Metode II dan III. Hal ini kemungkinan lebih disebabkan karena jumlah proporsi tambah tumbuh dan tetapnya yang lebih dari satu. Fenomena yang berbeda ditunjukan oleh hasil simulasi DST menggunakan Metode IV dan nilai rekrutmen yang merupakan rata-rata hitung. Nilai komponen DST dan hasil simulasinya memenuhi keempat kriteria penerimaan di atas, selain itu hasil uji khi kuadrat pembandingan ST dugaan menggunakan Metode IV dengan ST aktual pada rentang proyeksi 15 tahun, dari 9 pembandingan, 6 diantaranya menunjukan ST yang tidak berbeda pada tingkat kepercayaan 99 Tabel 11. Hasil pengujian khi kuadrat terhadap ST pada kondisi steady state dibandingkan ST old growth forest Ingram Buongiorno 1996, menunjukan tidak ada perbedaan pada tingkat kepercayaan 99. Tabel 11 Pembandingan ST dugaan Metode IV dengan ST aktual pada rentang proyeksi 15 tahun Dipt Non Dipt All Sp PUP χ² p-value Kesimpulan χ² p-value Kesimpulan χ² p-value Kesimpulan 1 16.3 0.060 Tdk Berbeda 14.3 0.113 Tdk Berbeda 20.2 0.017 Tdk Berbeda 2 24.4 0.002 Berbeda 30.8 0.000 Berbeda 41.3 0.000 Berbeda 3 8.0 0.538 Tdk Berbeda 6.1 0.731 Tdk Berbeda 8.4 0.493 Tdk Berbeda

4.5 Simulasi Penebangan