4.4. Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan
Carrier Zeolit terhadap Produksi Tanaman Jagung
Hasil pengukuran produksi jagung setelah diberikan bahan humat, zeolit, dan bahan humat dengan carrier zeolit disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengaruh pemberian bahan humat, zeolit, dan bahan humat dengan carrier zeolit terhadap produksi jagung.
Kode perlakuan Produksi jagung tonha
Persentase Ulangan 1
Ulangan 2 Rata-rata
Kontrol 3.59
4.31 3.95
100 A5
3.34 4.31
3.83 97
A10 4.31
3.66 3.98
101 A15
4.72 3.25
3.98 101
Z10 4.75
3.59 4.17
106 Z20
3.63 3.78
3.70 94
A5Z10 4.91
3.78 4.34
110 A10Z10
3.50 3.75
3.63 92
A15Z10 4.13
4.31 4.22
107 A5Z20
4.94 3.47
4.20 106
A10Z20 5.00
4.38 4.69
119 A15Z20
4.50 4.50
4.50 114
Keterangan: A0, A5, A10, A15 = Perlakuan bahan humat setara 0, 5, 10, 15 literha. Z0, Z10, Z20 = Perlakuan zeolit setara 0, 10, 20 kgliter bahan humat.
Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf dalam satu baris tidak menunjukan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5.
Hasil sidik ragam menunjukkan pemberian bahan humat, zeolit, maupun bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata pada produksi jagung
Tabel Lampiran 6. Secara umum bahan humat maupun zeolit cenderung meningkatkan produksi jagung meskipun hanya sedikit Tabel 4. Pada tabel
tersebut pemberian bahan humat pada perlakuan A10 dan A15 hanya dapat meningkatkan produksi tanaman sebanyak 1 dibanding kontrol. Pemberian
zeolit dengan perlakuan Z10 hanya dapat meningkatkan produksi sampai 6 saja. Secara umum perlakuan-perlakuan bahan humat dengan carrier zeolit
memiliki kecenderungan produksi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Produksi jagung memiliki kecenderungan meningkat dibandingkan
dengan tanpa menggunakan bahan humat dengan carrier zeolit.
Perlakuan yang kenaikan produksinya paling tinggi adalah A10Z20 yaitu perlakuan dengan bahan humat sebesar 10 literha dicampurkan dengan 20 kg
zeolitliter bahan humat dengan hasil 4,69 tonha. Hasil ini lebih besar 19 dibandingkan perlakuan yang tidak menggunakan bahan humat tanpa carrier
zeolit. Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit cenderung memberikan produksi jagung yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian bahan humat
saja ataupun zeolit saja. Peningkatan bobot akar dapat digunakan sebagai indikator serapan hara.
Semakin besar bobot akar tanaman maka akan semakin tinggi kemampuan akar tersebut dalam menyerap unsur hara sehingga mengakibatkan tanaman akan
tumbuh semakin baik dan produksi lebih optimal. Peningkatan produksi jagung melalui peningkatan bobot akar dapat dibuktikan melalui Gambar 4. Pada gambar
tersebut, baik parameter bobot akar maupun produksi jagung cenderung memiliki trend kenaikan seiring pemberian dosis bahan humat, zeolit, maupun bahan humat
dengan carrier zeolit. Pada Gambar 4 juga dapat dilihat parameter bobot akar cenderung berinteraksi positif dengan produksi tanaman jagung. Interaksi positif
antara bobot akar dengan produksi jagung ini memperlihatkan bahwa semakin meningkatnya bobot akar maka akan semakin meningkatkan produksi jagung.
Gambar 4. Hubungan antara bobot akar dengan produksi tanaman jagung.
3.95 3.83 3.98 3.98 4.17 3.70 4.34