g Heulandit
= Ca
4
Al
8
Si
28
O
72
.24H
2
O. h
Laumonit = Ca
4
Al
8
Si
16
O
48
.16H
2
O. i
Mordenit = Na
8
Al
8
Si
40
O
96
.24H
2
O. j
Natrolit = Na
16
Al
16
Si
24
O
80
.16H
2
O. k
Filipsit = Na,K
10
Al
10
Si
22
O
64
.20H
2
O. l
Wairakit = Ca
8
Al
16
Si
32
O
96
.16H
2
O. Dari jenis-jenis yang ada, yang umum terdapat di Indonesia adalah jenis
Klinoptilolit dan Mordenit.
2.2.4. Sifat dan Pemanfaatan Zeolit
Menurut Bram 1990, zeolit memiliki ukuran kekerasan antara 3 sampai 6 skala Mosh dengan bobot jenis antara 1,9 sampai 2,8. Erskini 1996 menyatakan
bahwa pemanfaatan zeolit pada umumnya didasarkan kepada sifat fisik dan kimianya, antara lain yaitu sifat adsorpsi, penukar ion, dan sifat katalis.
Dengan strukturnya yang berongga, zeolit dapat berfungsi sebagai adsorben karena memiliki sifat selektif dengan kapasitas yang tinggi. Jika molekul
memasuki sistem pori zeolit, maka akan tertahan berdasarkan kepolaran dan efek interaksi molekul tersebut dengan zeolit. Mekanisme proses tersebut terdiri dari
dua macam cara, cara pertama yaitu adsorpsi fisik dan cara kedua yaitu adsorpsi kimia dengan gaya tarik elektrostatik. Kedua mekanisme tersebut dapat berjalan
simultan tergantung pada sifat zat yang diadsorpsi, kemasaman permukaan, kemampuan penukaran ion zeolit dan kelembaban sistem. Dengan cara adsorpsi
ini zeolit dapat dipakai untuk memisahkan atau memurnikan hidrokarbon, udara, gas alam, dan pemisahan sulfur dari minyak.
Menurut Flanigen et al. 1993, zeolit mampu mengadsorpsi hingga 30 persen dari bobot keringnya. Dinyatakan pula bahwa zeolit merupakan adsorben
yang baik terhadap gas-gas di dalam sistem udara. Maka pemanfaatan zeolit tidak terbatas pada medium cair, tetapi juga pada medium gas.
Manfaat yang lain dari zeolit adalah sifat katalis. Sifat katalis dapat terjadi di dalam pori-pori kristal zeolit. Dalam hal ini sifat zeolit yang sangat penting
adalah ukuran pori, volume kosong yang besar dan kedudukan kation dalam struktur zeolit serta perbandingan atom Si dan Al. Dibandingkan katalis lain,
zeolit mempunyai keistimewaan dalam lama pemakaian yang lebih panjang. Zeolit sintetis dengan ion logam transisi merupakan katalis yang sangat aktif
dalam mengoksidasi H
2
, CO, C
2
H
2
, dan NH
3
Erskini, 1996. Selain kedua manfaat diatas zeolit juga dapat digunakan sebagai penukar
ion. Kation-kation yang ada pada zeolit dapat dipertukarkan dengan kation lain dalam larutan, karena ion-ion dalam pori kristal zeolit selalu memelihara
kenetralan muatan listriknya. Zeolit mempunyai kerangka terbuka, sehingga memungkinkan untuk melakukan adsorpsi Ca bertukar dengan 2Na,K atau CaAl
dengan Na,KSi, sehingga menghasilkan kapasitas tukar kation yang tinggi Aleksiev et al., 2000. Zeolit sebagai penukar kation alami adalah pengganti yang
cocok untuk menghilangkan kation toksik Inglezakis et al., 2002. Kapasitas Tukar Kation KTK dari zeolit tergantung pada ukuran, muatan ion, dan jenis
zeolit Erskini, 1996. Sedangkan menurut Flanigen et al. 1993, yang mempengaruhi KTK adalah sifat, ukuran, dan muatan kation, suhu, konsentrasi
kation, serta struktur atau jenis zeolit. Dari sifat-sifat yang telah diuraikan tersebut, maka zeolit dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain di sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri, dan pengelolaan pencemaran lingkungan.
Pengaplikasian zeolit di sektor pertanian dapat meningkatkan produksi tanaman, mengurangi jumlah penggunaan pupuk, dan meningkatkan serapan hara Castaldi
et al.,2005, oleh karena itu zeolit dapat digunakan sebagai pupuk, selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai carrier, stabilizer, dan khelator tanpa mengubah
struktur kristalnya. Zeolit juga biasanya dapat meningkatkan pH tanah Perez et al., 2008 karena sifatnya yang alkali Mumpton, 1999, mengurangi pencucian
nitrat dan amonioum Perez et al., 2008, meningkatkan konsentrasi P, K, dan Ca di tanah karena zeolit juga dapat menyerap hara tersebut dari penggunaan pupuk
Ahmed et al., 2010.
2.3. Jagung