Rumusan Masalah Tujuan Visi dan Misi BPJS Fungsi BPJS Manfaat BPJS

2 Penerima Bantuan Iuran PBI; Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Sejarah BPJS? 1.2.2 Apa Pengertian BPJS? 1.2.3 Apa Dasar Hukum BPJS? 1.2.4 Bagaimana Profil BPJS? 1.2.5 Bagaimana Sejarah JKN? 1.2.6 Apa Pengertian JKN? 1.2.7 Apa Dasar Hukum JKN? 1.2.8 Apa saja Karakteristik JKN? 1.2.9 Bagaimana Penyelenggaraan BPJS dalam JKN? 1.2.10 Bagaimana Pembiayaan Iuran dalam BPJS? 1.2.11 Bagaiman Manajemen Fasilitas Kesehatan terkait BPJS? 1.2.12 Bagaimana JKN dalam MEA?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui Sejarah BPJS 1.3.2 Mengetahui Pengertian BPJS 1.3.3 Mengetahui Dasar Hukum BPJS 1.3.4 Mengetahui Profil BPJS 1.3.5 Mengetahui Sejarah JKN 1.3.6 Mengetahui Pengertian JKN 1.3.7 Mengetahui Dasar Hukum JKN 1.3.8 Mengetahui Karakteristik JKN 1.3.9 Mengetahui Penyelenggaraan BPJS dalam JKN 1.3.10 Mengetahui Pembiayaan Iuran dalam BPJS 1.3.11 Mengetahui Manajemen Fasilitas Kesehatan terkait BPJS 1.3.12 Mengetahui JKN dalam MEA 3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS

2.1.1 Sejarah BPJS

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. BPJS Kesehatan, 2014 Sejarah terbentuknya PT Jamsostek Persero mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.331947 jo UU No.21951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan PMP No.481952 dan PMP No.81956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.151957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.51964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial YDJS, diberlakukannya UU No.141969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. BPJS Kesehatan, 2014 Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah PP No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja ASTEK, yang mewajibkan setiap pemberi kerjapengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.341977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Situs BPJS Kesehatan, 2014 Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK. Dan melalui PP No.361995 4 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Khairil Anwar, 2014 Sebagai tindak lanjut atas diberlakukannya Undang-undang Nomor 402004 tentang SJSN PT Askes Persero pada 6 Oktober 2008 PT Askes Persero mendirikan anak perusahan yang akan mengelola Kepesertaan Askes Komersial. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 2 Tahun 2008 berdiri anak perusahaan PT Askes Persero dengan nama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia yang dikenal juga dengan sebutan PT AJII Khairil Anwar, 2014 Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januari 2014 PT Askes akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT AskesPersero yang bertransformsi menjadi BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. Thabrani, 2009

2.2.1 Pengertian BPJS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Khairul Anwar, 2014. Bila mengacu pada UU No 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Situs BPJS Kesehatan, 2014 5

2.2.2 Dasar Hukum BPJS

1. UUD 1945 No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 2. UUD 1945 No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial 3. Undang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 4. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 5. Undang – Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 6. Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 7. Undang – Undang No 17 Tahun 2003 tetang Keuangan Negara 8. Undang – Uindang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 9. Undang – Undang No 33 Tahuin 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah 10. Undang – Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 11. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah

2.2.3 Profil BPJS

a. Visi dan Misi BPJS

Visi Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial BPJS berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan. Misi Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi: 1 Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga 2 Pengusah : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas 3 Negara : Berperan serta dalam pembangunan 6

b. Fungsi BPJS

Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 pada Pasal 9 ayat 1 dan 2 sebagai berikut: a. BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 2 huruf a berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. b. BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 2 huruf b berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari tua.

c. Manfaat BPJS

Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi, dan ambulans Supriyantoro, 2013. Jenis pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: 1 Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai penge lolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. 2 Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin BCG, Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B DPTH B, Polio, dan Campak. 3 Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang mem bidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah danatau Pemerintah Daerah. 4 Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu Kemenkes RI dalam Anwar, 2014. 7

d. Filosofi BPJS