7
d. Filosofi BPJS
BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun
keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan
manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat
membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah. BPJS Kesehatan, 2014
e. Nilai-nilai Perusahaan
1
Iman. Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.
2
Profesional. Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif
terhadap perubahan dan pembaharuan 3
Teladan. Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan
reward encouragement, pemberdayaan 4
Integritas. Berani, komitmen, keterbukaan
5
Kerjasama. Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain. 6
Etika Kerja Perusahaan
7
Teamwork. Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan
orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan. 8
Open Mind. Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima
gagasangagasan baru yang lebih baik. 9
Passion. Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.
10
Action. Segera melaksanakan rencanapekerjaantugas yang telah disepakati
dan ditetapkan bersama 11
Sense. Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki
inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan. BPJS Kesehatan, 2014
8
f. Tempat dan Kedudukan BPJS
Kantor Pusat BPJS berada di ibu kota Negara, dengan jaringannya di seluruh kabupatenkota. Anwar, 2014
g. Struktur Organisasi BPJS
i. Dewan Pengawas
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 161M Tahun 2013 Tentang Pengangkatan Dewan Komisaris Dan Direksi PT
Jamsostek Persero Menjadi Dewan Pengawas Dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. JKN diselenggarakan oleh
BPJS yang merupakan badan hukum publik milik Negara yang bersifat non profit dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Berdasarkan UU No. 24 tahun 2011 BPJS terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas terdiri atas 7 tujuh orang anggota: 2 dua
orang unsur Pemerintah, 2dua orang unsur Pekerja, 2 dua orang unsur Pemberi Kerja, 1 satu orang unsur Tokoh Masyarakat. Dewan Pengawas
tersebut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Direksiterdiri atas paling sedikit 5 lima orang anggota yang berasal dari unsur profesional. Direksi
sebagaimana dimaksud diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. BPJS Kesehatan, 2014
Fungsi, Tugas, dan Wewenang Dewan Pengawas Dalam melaksanakan pekerjaannya, Dewan Pengawas mempunyai
fungsi, tugas, dan wewenangpelaksanaan tugas BPJS dengan uraian sebagai berikut:
a. Fungsi Dewan Pengawas adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan
tugas BPJS. b.
Dewan Pengawas bertugas untuk: 1.
Melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja Direksi;
9
2. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan dan
pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi; 3.
Memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS; dan
4. Menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan Jaminan Sosial
sebagai bagian dari laporan BPJS kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.
c. Dewan Pengawas berwenang untuk:
1. Menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BPJS;
2. Mendapatkan danatau meminta laporan dari Direksi;
3. Mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS;
4. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS; dan 5.
Memberikan saran dan rekomendasi kepada Presiden mengenai kinerja Direksi.
ii. Direksi
Dalam menyelenggarakan JKN, Direksi BPJS mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang sebagai berikut:
a. Direksi berfungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional
BPJS yang menjamin Peserta untuk mendapatkan Manfaat sesuai dengan haknya.
b. Direksi bertugas untuk melaksanakan pengelolaan BPJS yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi; mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan; dan menjamin tersedianya fasilitas dan
akses bagi Dewan Pengawas untuk melaksanakan fungsinya. c.
Direksi berwenang untuk: 1
Melaksanakan wewenang BPJS; 2
Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepegawaian;
10
3 Menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPJS termasuk
mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pegawai BPJS serta menetapkan penghasilan pegawai BPJS;
4 Mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas dan
Direksi; 5
Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip
transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas; Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak Rp100.000.000.000
seratus miliar rupiah dengan persetujuan Dewan Pengawas; 6
Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp100.000.000.000
seratus miliar
rupiah sampai
dengan Rp500.000.000.000 lima ratus miliar rupiah dengan persetujuan
Presiden; dan 7
Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp500.000.000.000 lima ratus miliar rupiah dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Direksi diatur
dengan Peraturan Direksi. Persyaratan untuk menjadi Dewan Pengawas dan Dewan Direksi diatur dalam UU Nomor 24 tahun 2011. UU No.
24 Tahun 2011 iii.
Hubungan Antar Lembaga BPJS melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga lain di
dalam negeri atau di luar negeri dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan program Jaminan Sosial JKN. Anwar, 2014
iv. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari sistem kendali mutu dan biaya. Kegiatan ini
merupakan tanggung jawab Menteri Kesehatan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dewan Jaminan Kesehatan Nasional. Anwar, 2014
11
v. Pengawasan
Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal. Pengawasan internaloleh organisasi BPJS meliputi:
a. Dewan Pengawas; dan
b. Satuan Pengawas Internal.
Sedangkan Pengawasan eksternal dilakukan oleh: a.
Dewan Jaminan Sosial Nasional DJSN; dan b.
Lembaga Pengawas Independen. vi.
Satuan Pengawas Internal SPI a
Visi dan Misi SPI Visi
“Menjadi Business Support dan Business Partner bagi Manajemen dalam mencapai BPJS Ketenagakerjaan Berkelas Dunia yang mengedepankan
Corporate Value, Ethics, dan Character” BPJS Kesehatan, 2014. Misi
1. Membantu Manajemen BPJS Ketenagakerjaan untuk menunaikan
kewajibannya dalam memastikan pencapaian tujuan Badan. 2.
Mensupport Manajemen dalam menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasi peluang-peluang untuk meningkatkan kinerja Badan.
BPJS Kesehatan, 2014 b
Tujuan SPI 1.
Melakukan asurans audit dan konsultansi yang independen dan objektif untuk meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, pengendalian,
dan tata kelola Badan dan Dana Jaminan Sosial. 2.
Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan proses pengelolaan Badan dan Dana Jaminan Sosial. BPJS Kesehatan, 2014
c Dasar Hukum SPI
Dengan disahkannya UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial UU BPJS, pada tanggal 25 November
2011 maka mulai 1 Januari 2014 PT Jamsostek Persero bertransformasi
12
menjadi BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, yang meliputi perubahan sifat, organ dan prinsip pengelolaan, atau dengan
kata lain berkaitan dengan perubahan stuktur dan budaya organisasi. Pada pasal 39 UU BPJS disebutkan bahwa, “Pengawasan internal BPJS
dilakukan oleh organ pengawas BPJS, yang terdiri atas Dewan Pengawas dan Satuan Pengawas Internal.”
Turunan atas UU BPJS tersebut, berdasarkan Pasal 58 Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan disebutkan bahwa: 1
Satuan Pengawas Internal terdiri atas beberapa tenaga pengawas internal yang dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal.
2 Ruang lingkup pengawasan internal mencakup pengawasan internal
terhadap dana
Investasi BPJS
Ketenagakerjaan, aset
BPJS Ketenagakerjaan, pembinaan sumber daya manusia, belanja modal untuk
operasional BPJS Ketenagakerjaan, dan kegiatan operasional BPJS Ketenagakerjaan, baik di pusat maupun di daerah.
d Pengawas internal melakukan penilaian risiko dalam pengelolaan dan
pengembangan Dana
BPJS Ketenagakerjaan
dan Aset
BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi proses-
proses identifikasi, analisis, dan pengukuran risiko yang relevan sesuai tujuan BPJS Ketenagakerjaan dalam
penyelenggaraan program-program
BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan, 2014
e Ruang Lingkup SPI
Ruang lingkup SPI adalah untuk memastikan bahwa proses pengendalian internal, manajemen risiko, dan tata kelola Badan dan Dana
Jaminan Sosial telah memadai dan berfungsi dengan baik, termasuk untuk memastikan bahwa BPJS Kesehatan, 2014:
1. Risiko penting organisasi telah diidentifikasi dan dikelola dengan baik.
2. Informasi keuangan dan operasional akurat, handal, dan tepat waktu.
13
3. Insan patuh terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta terhadap kebijakan, norma, standar, dan prosedur internal. 4.
Sumber daya dan aset diperoleh secara ekonomis, digunakan secara efisien, dan mendapatkan perlindungan yang memadai.
5. Rencana, sasaran dan program dapat dicapai secara efektif.
6. Proses pengendalian internal yang mendorong terciptanya peningkatan
kualitas dan nilai tambah secara berkesinambungan. 7.
Area pengawasan SPI mencakup dana investasi, aset, pembinaan sumber daya manusia, belanja modal dan kegiatan operasional Badan baik di
pusat maupun di daerah. f
Struktur Organisasi SPI Menindaklanjuti UU dan Peraturan Pemerintah tersebut, Direksi BPJS
Ketenagakerjaan membentuk Satuan Pengawas Internal SPI sesuai dengan Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: KEP151
052014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPJS Ketenagakerjaan. SPI dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang diangkat, diberhentikan dan
secara struktural bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. BPJS Kesehatan, 2014
Struktur Satuan Pengawas Internal BPJS Ketenagakerjaan sebagai berikut:
Piagam Satuan Pengawas Internal Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya SPI dilengkapi
dengan Piagam Satuan Pengawas Internal BPJS Ketenagakerjaan yang mengatur tujuan, kewenangan, kewajiban, ruang lingkup, akuntabilitas,
independensi objektivitas, standar kode etik serta program asurans dan peningkatan kualitas. Piagam SPI disetujui dan disahkan oleh Direktur
Utama serta ditetapkan berdasarkan sesuai Surat Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: KEP214072014. BPJS Kesehatan, 2014
g Pelaksanaan Kegiatan SPI
14
SPI melaksanakan kegiatannya berdasarkan Pedoman Pengelolaan Kegiatan Satuan Pengawas Internal sesuai Keputusan Direksi BPJS
Ketenagakerjaan Nomor: KEP215072014. SPI berperan dalam kegiatan asuransi dan konsultansi yang independen dan obyektif yang dirancang
untuk memberi nilai tambah dan peningkatan operasional. SPI harus membantu Badan untuk mencapai tujuannya melalui pendekatan sistematis
dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola melalui kegiatan asurans dan
konsultansi. BPJS Kesehatan, 2014 h
Standard dan Kode Etik SPI SPI melaksanakan pekerjaannya mengacu pada Kerangka Praktik
Profesional Internasional IPPF, International Professional Practices Framework Audit Internal yang diterbitkan oleh The Institute of Internal
Auditors The IIA. IPPF mencakup Standar dan Kode Etik Audit Internal. Standar dan Kode Etik tersebut diterapkan sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BPJS Kesehatan, 2014
h. Pertanggungjawaban BPJS