perusahaan dengan budaya Jepang, tetapi pengendalian mutu yang baik tetap merupakan prioritas utama dalam proses produksi perusahaan.
c. Alternatif pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu
produk PT. ADM Casting Plant
Berdasarkan pengolahan data vertikal, didapatkan hasil alternatif yang menjadi prioritas utama dalam penerapan Six Sigma pada PT. ADM Casting
Plant. Alternatif dengan penerapan secara modifikasi memiliki bobot 0,373 dan
penerapan Six Sigma penuh memiliki bobot 0,627. Dengan demikian, penerapan Six
Sigma secara
penuh menjadi
alternatif unggulan
yang dapat
diimplementasikan pada PT. ADM Casting Plant
4.6. Strategi Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Six Sigma pada Pengendalian Mutu ADM
Selama ini PT ADM Casting Plant telah melakukan berbagai upaya pengendalian mutu yang dapat membawa Daihatsu bertahan di pasar persaingan
industri mobil dunia. Dalam menyikapinya, dibutuhkan perbaikan berkelanjutan terhadap mutu produk yang sesuai dengan budaya perusahaan. Sistem yang telah
lebih dulu diaplikasikan pada proses pengendalian mutu PT. ADM dapat dikatakan baik. Saat ini, dibutuhkan sistem pendukung yang dapat mengurangi
cacat produk dengan lebih baik dan akurat menggunakan Six Sigma secara penuh.
4.7. Implikasi Manajerial
Hasil analisis terhadap unsur-unsur yang terkait dalam strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT ADM Casting Plant menghasilkan
keputusan bahwa alternatif Penerapan Six Sigma secara penuh adalah alternatif terbaik menurut pakar. Dalam implikasinya, Six Sigma akan mendukung dan
memperbaiki apa yang telah dilakukan oleh sistem sebelumnya dan menghasilkan data yang lebih akurat.
Pada prakteknya, penerapan Six Sigma diawali dengan persiapan sumber daya manusia handal dalam bidang Six Sigma yang akan menjadi pemimpin
proyek Six Sigma, tokoh ini umumnya disebut Green Belt atau Black Belt. Kemudian identifikasi permasalahan cacat produk dengan memperhatikan
keluhan pelanggan tahapan define, pengukuran tingkat sigma perusahaan proses measure, menganalisis sebab-sebab terjadinya cacat produk, mencari
solusi real perbaikan mutu dan pengendalian sistem.
Tabel 9. Implementasi Manajerial yang Dapat Dilakukan
Sistem Pengendalian Mutu Saat ini
1. Fokus pada setiap aspek manajerial
2. Lebih bersifat wacana filosofis
3. Tidak dapat mengukur tingkat pengurangan cacat secara akurat dan
belum dapat mengukur efektifitas implementasi strategi terhadap pengurangan cacat produk.
Six Sigma 1.
Menitikberatkan pada pengurangan cacat 2.
Berupa Implikasi parktis yang dapat dirumuskan perusahaan sesuai kebutuhan
Implikasi Manajerial
1. Dengan menggunakan pendekatan DMAIC dan mengetahui
kebutuhan perusahaan akan tindakan pengurangan cacat yang sesuai. 2.
Persiapan SDM internal untuk pelaksanaan Six Sigma dengan pertimbangan kerahasiaan perusahaan.
3. Proses control dan perbaikan berkelanjutan dalam pelaksanaan
Implementasi Six Sigma
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Kesimpulan
a. Proses produksi pada PT. ADM Casting Plant Indonesia menggunakan bahan utama, yaitu batang alumunium dan pasir silika. Kedua bahan tersebut
diproses dengan dua macam cara, yaitu dengan HPP dan LPP. Perbedaan kedua proses tersebut ada pada bahan dasar dan suhu, serta mesin pemrosesan
untuk menghasilkan komponen mobil yang biasanya digunakan pada mobil- mobil Daihatsu dan Toyota.
b. PT. ADM menerapkan cara pengendalian mutu yang disesuaikan dengan budaya Jepang, yaitu The Toyota Way dengan 14 konsep manajerial yang
menangani permasalahan, baik produksi, efisiensi, pengendalian mutu hingga SDM. Selain menerapkan The Toyota Way dalam proses produksinya, PT.
ADM memiliki berbagai sertifikasi mutu bertaraf internasional seperti ISO :9001, ISOTS 16949:2002 dan memenuhi standar EURO II.
c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant adalah Efisiensi, Kontrol,
Aplikasi dan Keterlibatan. Aktor yang berperan dalam penerapan Six Sigma pada PT. ADM Casting Plant adalah Manajer Produksi, Kepala Tim
Pengendali Mutu, Kepala Bagian Raw Material dan Operator. Alternatif yang dipilih dapat dirumuskan adalah Penerapan Six Sigma secara penuh dan
Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi. d. Faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan
pendekatan manajemen mutu Six Sigma adalah faktor aplikasi dengan bobot faktor 0,422. Aktor yang dianggap paling berpengaruh dalam pengambilan
keputusan pengendalian mutu adalah bagian Raw Material PPT dan Logistik dengan bobot aktor 0,376. Tujuan yang dianggap paling penting
dilaksanakana dalam pengambilan keputusan pengendalian mutu adalah Kemudahan Aplikasi Sistem dengan bobot tujuan 0,287.
e. Alternatif penerapan Six Sigma secara penuh adalah alternatif prioritas yang dipilih PT. ADM Casting Plant dalam pengendalian mutu produk, yaitu
melaksanakan Six Sigma sebagai sistem yang diaplikasikan secara penuh dalam mengurangi cacat produk secara akurat.
2. Saran
a. Penerapan Six Sigma harus memperhatikan kondisi-kondisi seperti pelaksanaan pekerjaan tiap divisi, pengendalian bahan baku dan persiapan
proses produksi, sehingga tercipta efektifitas sistem pengendalian mutu yang diharapkan.
b. Perusahaan perlu menyiapkan tim yang akan mempelajari penerapan Six Sigma pada setiap lini produk contohnya Oil Pan Toyota dan setiap proses
produksi perusahaan contohnya pada HPP, dalam mengurangi cacat secara efektif.
c. Sebaiknya sumber daya manusia yang disiapkan untuk proses penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk ini menggunakan sumberdaya
internal perusahaan untuk menghindari ketidaksesuaian penerapan dengan
budaya yang digunakan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. httpwww. wikipedia.orgwikiPerbedaan
Six Sigma dan Total Quality Management2008 diakses 26 Desember 2008
Anonim.2009. httpwww .astraworld.com?act=newsid2009
diakses 8 Januari 2009
Anonim. 2009.httpwww .kapanlagi.comnewsidastra2009
diakses 11 Mei 2009 Chandra, W. 2002. Analisis Swot Terhadap Six Sigma Untuk Penentuan Strategi
Masa Depan.
Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha. Halaman 5.
Dilana, A. 2005. Analisis Manajemen Kualitas Perpektif Six Sigma pada Sub Divisi Es Balok dan Perbekalan Divisi Usaha Pelayanan Kapal Perum Prasarana
Perikanan Samudra Cabang Jakarta. Skripsi pada Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB
Press, Bogor. Fewidarto, P. D. 1996. Proses Hirarki Analitik Analitical Hierarchi Process.
Materi Kursus Singkat. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries Terjemahan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Heizer dan Render. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi . Salemba Empat, Jakarta.
Hidayat, A. 2007. Strategi Six Sigma Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis.
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Ibrahim. 2000. Total Quality Management. Djambatan, Jakarta.
Liker, J. K. 2004. The Toyota Way Terjemahan. McGraw Hill, New York. Miranda dan A.W. Tunggal. 2006. Six Sigma Gambaran Umum, Penerapan Proses
dan Metode-metode yang Digunakan untuk Perbaikan GE dan Motorola. Harvarindo, Jakarta.
Muhandri, T. dan D, Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB Press, Bogor.
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pande, P.S, R.P. Neuman, R.R dan Cavanagh. 2000. The Six Sigma Way Terjemahan. McGraw.Hill, New York.
Raharjo, J, Aysia, D.A.Y, dan Anitasari, S. 2008. Peningkatan Kualitas Melalui Implementasi Filosofi Six Sigma Studi Kasus di sebuah Perusahaan
Speaker. Jurnal Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra.
Halaman 101. Saaty, Thomas. L. 1991. Pengambilan Keputusan untuk Para Pemimpin Proses
Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks .
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Solichin, I. 2006. Analisi Manajemen Kualitas Perspektif Six Sigma pada Divisi
Produksi Bagian Fish Fillet PT. Dharma Samudra Fishing Industries, Tbk Tanjung Priok Jakarta Utara.
Skripsi pada departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertanyaan Wawancara 1. Produk apakah yang dihasilkan oleh PT. Astra Daihatsu Motor divisi Casting
Plant ?
2. Bahan baku apakah yang digunakan dalam proses produksi divisi Casting Plant
? 3. Bagaimanakah proses produksi pada divisi Casting Plant ?
4. Bagaimanakah standar mutu yang diterapkan pada divisi Casting Plant ? 5. Apakah kendala dalam proses pengendalian mutu pada PT. Astra Daihatsu
Motor Casting Plant saat ini ? 6. Bagaimanakah struktur tim pengendali mutu pada PT. Astra Daihatsu Motor
Casting Plant ?
7. Komentar : ………………….
Lampiran 3. Kuesioner penelitian
PEMILIHAN STRATEGI PENERAPAN SIX SIGMA PADA PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI PT. ASTRA DAIHATSU
MOTOR CASTING PLANT INDONESIA
Kuesioner ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dipergunakan untuk melakukan pengumpulan data pada penelitian tugas akhir mahasiswa Program
Sarjana Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan oleh Novi Astiningtias H24054233
dengan judul ”Pemilihan Strategi Penerapan Six Sigma Pada Pengendalian Mutu Produksi PT. Astra Daihatsu Motor Casting Plant
”.
Kuesioner ini dibagikan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif strategi pengendalian mutu yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada dan mampu
mengatasi masalah mutu yang dialami PT. Astra Daihatsu Casting Plant. RESPONDEN
: JABATAN
: WAKTU PELAKSANAAN
:
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
200
Lanjutan Lampiran 3.
1. Terdapat faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengendalian
mutu di PT. ADM Casting Plant, yaitu efisiensi, kontrol, aplikasi dan keterlibatan.
Kolom kiri
Diisi bila
sama penting
Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting
dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan
Diisi jika sektor kolom sebelah
kanan lebih
penting dibandingkan
tujuan kolom sebelah kiri Kolom
kanan
1 2 3
4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Efisiensi
Kontrol Efisiensi
Aplikasi Efisiensi
Keterlibatan
Kolom kiri
Diisi bila
sama penting
Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting
dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan
Diisi jika sektor kolom sebelah kanan lebih penting
dibandingkan tujuan kolom sebelah kiri
Kolom kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8
9 Kontrol
Aplikasi Kontrol
Keterlibatan
Kolom kiri
Diisi bila
sama penting
Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting
dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan
Diisi jika sektor kolom sebelah kanan lebih penting
dibandingkan tujuan kolom sebelah kiri
Kolom kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9
Aplikasi Keterlibatan
2. Terdapat empat aktor yang berperan dalam pelaksanaan sistem
pengendalian mutu pada PT. ADM Casting Plant, yaitu Tim Pengendali Mutu, Operator, Bagian Bahan Baku dan Manajer Produksi.
a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya dalam konteks efisiensi
.
Kolom kiri
Diisi bila
sama penting
Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting
dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan
Diisi jika sektor kolom sebelah
kanan lebih
penting dibandingkan
tujuan kolom sebelah kiri Kolom
kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9
Manajer Produksi
Pengendali Mutu
Manajer Produksi
Operator Manajer
Produksi Bagian
Bahan Baku
Kolom kiri Diisi
bila sama
penting Diisi jika sektor kolom
sebelah kiri lebih penting dibandingkan tujuan di
kolom sebelah kanan Diisi jika sektor kolom
sebelah kanan lebih penting dibandingkan tujuan kolom
sebelah kiri Kolom
kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengendali Mutu
Bagian Bahan
Baku Pengendali
Mutu Operator
Kolom kiri
Diisi bila
sama penting
Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih penting
dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan
Diisi jika sektor kolom sebelah kanan lebih penting
dibandingkan tujuan kolom sebelah kiri
Kolom kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9
Bagian Bahan
Baku Operator
b. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor