Keuntungan pemanfaatan hirarki dalam pemecahan masalah menurut Saaty 1991 adalah :
1. Hirarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas pada level yang
lebih rendah. 2. Hirarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem
pada level yang jauh lebih rendah dan memberikan gambaran mengenai aktor dan tujuan pada level yang lebih tinggi.
3. Sistem akan menjadi lebih efisien, jika disusun dalam bentuk hirarki dibandingkan dalam bentuk lain.
4. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan unsur pada strktur yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya.
PHA memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini tergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk
menyusun hirarki suatu masalah dan tergantung pada logika, intuisi dan pengalaman untuk memberi pertimbangan. PHA menunjukkan bagaimana
menghubungkan unsur-unsur dari suatu bagian masalah dengan unsur-unsur dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan skala pengukuran yang dapat membedakan setiap pendapat dan mempunyai keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk
pendapat kedalam nilai angka Saaty, 1991.
2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu mengenai manajemen mutu dengan metode Six Sigma adalah :
Dilana 2005 meneliti permasalahan Perum PPS cabang Jakarta khususnya Subdivisi Es Balok dalam proses produksi. Terbukti dari kecacatan yang masih
tinggi, pemborosan yang terjadi di divisi es balok dan perbekalan, jika dikonversikan dalam tingkat sigma adalah 2,58. Hal ini dapat diartikan bahwa
nilai tersebut masih memiliki kapabilitas proses rendah. Perum memiliki delapan titik kritis permasalahan atau Critical to Quality CTQ yang menjadi
penyebab es menjadi cacat. Proses perbaikan pada sistem produksi es balok dan CTQ harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga kekurangan yang terjadi
dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan mendatang. Target yang dijadikan sasaran perbaikan perlu diformulasikan, sehingga tepat sasaran.
Solichin 2006 meneliti kinerja Divisi Produksi PT. Dharma Samudra Fishing Industries Tbk. Komoditi fish fillet berdasarkan perspektif Six Sigma
berada pada tingkat 4,53 sigma untuk periode Januari 2004 hingga Juni 2005. Ini berarti kinerja produksi fish fillet dapat dikatakan cukup tinggi, terbukti dari
perolehan nilai DPMO yang rendah sebesar 1.227,60 DPMO. Dengan metode DMAIC terdapat 17 CTQ pada proses pembuatan fish fillet yang dapat
mempengaruhi mutu dan kuantitas fish fillet. Proses perbaikan dilakukan dengan 17 CTQ yang telah ditentukan. Perbaikan berupa target kinerja yang dijadikan
sasaran perbaikan, sehingga apa yang dilakukan tepat pada sasaran. Target kinerja tersebut merupakan upaya perbaikan yang sedang dilakukan perusahaan,
terutama pada divisi produksi, karena pada umumnya kesalahan yang terjadi lebih bersifat teknis atau human error. Oleh karena itu, proses perbaikan bersifat
berkelanjutan, sehingga setiap kekurangan yang ada dapat dipahami dan dipelajari untuk perbaikan di masa mendatang.
III. METODE PENELITIAN 3.1 . Kerangka Pemikiran Penelitian