Tabel 8. Bobot tiap-tiap alternatif terhadap tujuan
EB SMC SMA
SK P
0,435 0,632 0,775 0,632 M
0,565 0,368 0,225 0,368 Keterangan :
EB = Efisiensi Biaya dan Waktu
SMC = Sistem yang Mudah Dikendalikan SMA = Sistem yang Mudah Diaplikasikan
SK Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak
P = Penerapan Six Sigma Secara Penuh
M = Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi
Tabel 4 diketahui bahwa untuk tujuan efisiensi biaya dan waktu, alternatif prioritas adalah penerapan Six Sigma dengan Modifikasi. Penerapan Six Sigma secara
penuh memang memerlukan waktu yang tidak singkat dan proses yang panjang. Penerapan Six Sigma secara penuh, diperlukan pelatihan terhadap sumber daya
terlebih dahulu. Pada tujuan sistem yang mudah dikendalikan, sistem yang mudah
Diaplikasikan dan sistem yang melibatkan berbagai pihak, alternatif prioritasnya adalah penerapan Six Sigma secara penuh. Penerapan Six Sigma memberdayakan
banyak pihak dan mudah dikendalikan.
4.5.2. Pengolahan Vertikal
Pengolahan data secara vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki tertentu terhadap sasaran utama. Pengolahan ini
akan menunjukkan alternatif yang dapat dipilih berdasarkan bobot yang dikandung setiap unsur pada hirarki.
Gambar 8. Bobot Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif pada AHP Keterangan :
E = Efisiensi
Ko = Kontrol
A =Aplikasi
Ke = Keterlibatan
MP = Manajer Produksi
TQC = Kepala Tim Pengendali Mutu
RM = Kepala Bagian Raw Material
OPR = Operator
EB = Efisiensi Biaya dan Waktu
SMC = Sistem yang Mudah Dikendalikan
Strategi Pengendalian Mutu dengan Perspektif Six Sigma
pada Sistem Pengendalian Mutu PT. Astra Daihatsu
Motor Casting Plant
E 0,059
Ko 0,277
Ke 0,241
A 0,422
MP 0,115
TQC 0,228
RM 0,376
OPR 0,281
EB 0,186
SMC 0,247
SMA 0,287
SK 0,280
P 0,627
MDF 0,373
SMA = Sistem yang Mudah Diaplikasikan
SK = Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak
P = Penerapan Six Sigma Secara Penuh
M = Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi
a. Aktor pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk PT. ADM Casting Plant
Hasil pengolahan Vertikal menunjukkan bahwa aktor yang paling berpengaruh dalam strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT.
ADM Casting Plant adalah `Bagian Raw Material dengan bobot 0,376. Kepala Bagian Raw Material memiliki kewenangan memilih logistik dan input produksi
yang akan mengendalikan mutu produk dari awal proses produksi. Sistem apa yang akan digunakan dalam pengendalian mutu merupakan kewenangan tim
pengendali mutu, tetapi pada raalitas operasional, bagian Raw Material menentukan secara langsung keputusan yang berhubungan pengendalian mutu
produk berdasarkan input produksi. Oleh karena itu memiliki tanggungjawab besar terhadap mutu produk. Aktor selanjutnya yang paling berperan dalam
penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant adalah operator dengan bobot 0,281 dan kepala Tim Pengendali Mutu dengan bobot
0,228. Manajer Produksi adalah aktor dengan bobot terendah 0,115.
b. Tujuan pada strategi Penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk