destilasi dicuci dan dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air, air cucian ini dipindahkan ke dalam alat destilasi.
Erlenmeyer 125 ml diisi dengan 5 ml larutan H
3
BO
3
dan 2-4 tetes indikator campuran dua bagian metil merah 0.2 dalam alkohol dan
satu bagian methylen blue 0.2 dalam alkohol, lalu diletakan di bawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah
larutan H
3
BO
3.
Tambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
dan lakukan destilasi sampai tertampung kira-kira 15 ml destilat dalam
erlenmeyer. Setelah itu, tabung kondensor dibilas dengan air dan air bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Selanjutnya isi
erlenmeyer diencerkan hingga 50 ml kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Penetapan
nilai protein blanko dilakukan dengan cara yang sama namun tanpa menggunakan sampel.
Keterangan: Faktor konversi untuk tepung jagung adalah 6.25
4. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC, 1984
Analisis kadar lemak dengan metode ekstraksi Soxhlet dilakukan dengan cara mengekstrak lemak dari bahan dengan menggunakan
pelarut organik non-polar. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut. Selama proses ini,
pelarut akan merendam sampel dan mengekstrak lemakminyak dalam sampel. Proses refluks dilakukan hingga pelarut berwarna jernih yang
menandakan tidak ada lagi lemakminyak yang terlarut. Prinsip metode ini adalah mengekstrak lemak dengan pelarut heksana kemudian
setelah pelarut diuapkan, lemak dalam sampel ditimbang.
Sampel berupa tepung-tepungan dihidrolisis terlebih dahulu dengan menggunakan HCl 25 sebelum diekstraksi untuk
mengeluarkan lemak yang terperangkap dalam matriks pati, serat, dan selulosa sehingga kadar lemak yang terukur menggambarkan kadar
lemak sesungguhnya dari bahan. Tahap Hidrolisis
. Sampel ditimbang 1-2 gram W, dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian ditambahkan 30 ml HCl 25 dan 20
ml air serta beberapa batu didih. Gelas piala ditutup dengan gelas arloji dan dididihkan selama 15 menit dalam ruang asam, kemudian disaring
dengan kertas saring dalam keadaan panas dan dicuci dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi diketahui dengan pengukuran pH-
meter. Kertas saring yang digunakan untuk menyaring larutan sampel dikeringkan berikut isinya pada oven bersuhu 105
o
C. Tahap Ekstraksi
Lemak. Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 105
o
C selama 15 menit lalu didinginkan di dalam desikator, kemudian ditimbang W2. Kertas
saring kering hasil hidrolisis dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring timbel yang telah dialasi dengan kapas. Selongsong timbel
disumbat dengan kapas lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi Soxhlet yang telah dihubungkan dengan kondensor dan labu lemak.
Pelarut heksana sebanyak 150 ml dimasukkan ke dalam alat ekstraksi, kemudian sampel direfluks selama
± 6 jam hingga pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Setelah itu, pelarut
heksana disuling didestilasi dan ditampung pada wadah yang lain. Selanjutnya, labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dikeringkan
dalam oven pada suhu 105° C hingga diperoleh berat konstan, lalu didinginkan di dalam desikator dan ditimbang W1.
Kadar Lemak bb = W1 – W2 x 100 W
Kadar Lemak bk = kadar lemak bb x 100 [100 – kadar air bb]
Keterangan: W = berat sampel awal gram
W1 = berat labu lemak + lemak hasil ekstraksi gram W2 = berat labu lemak kosong gram
5. Kadar Karbohidrat