kemasan ukuran 5 liter dan 3.33 responden yang memilih kemasan ukuran ½ liter dan 3 liter. Demikian pula untuk penentuan harga jual beras jagung per
liter, sebanyak 66.67 responden menyatakan harga jual beras jagung yang mereka inginkan adalah Rp 3500 per liter, sedangkan 30 responden memilih
harga jual beras jagung Rp 4000 per liter.
G. DESAIN KEMASAN
Kemasan adalah wadah pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas. Kemasan
primer adalah kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus dan kontak langsung dengan bahan. Saat ini, ada banyak jenis bahan yang
digunakan untuk mengemas makanan diantaranya adalah berbagai jenis plastik, kertas, fibreboard, gelas, tinplate, dan aluminium.
Jenis kemasan primer yang paling banyak digunakan adalah plastik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan plastik diantaranya lebih ringan
dan tidak mudah pecah. Bahan ini juga dapat dibentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong atau dibuat kaku sehingga dapat dibentuk sesuai desain
dan ukuran yang diinginkan. Salah satu jenis plastik yang dapat digunakan sebagai kemasan beras
adalah Polypropylene PP. Menurut Macrogalleria 2009, PP dibuat melalui proses polimerisasi dengan rumus molekul -CH
3
-CH-CH
2
-n. Sintesis polipropilen dilakukan dengan menggunakan katalis metallocene.
Dalam kode atau simbol pengenal plastik yang dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry
pada tahun 1988 di Amerika Serikat, PP memiliki kode nomor 5. Sifat mekanis jenis plastik PP adalah kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi, dan cukup mengkilap Wikanto, 2008.
Menurut Azapagic et al. 2003 plastik PP dibuat dari monomer propylene
propene dengan proses pembuatan yang sama seperti proses pembuatan poletilen PE. Plastik PP memiliki struktur yang sama dengan PE.
Ciri khas utama PP yang membedakannya dengan PE adalah adanya gugus metil yang terikat pada atom karbonnya. Plastik PP terdiri atas tiga jenis yakni
highly isotactic homopolymers, block copolymers, dan random copolymers.
Ketiganya memiliki sifat reologi yang sama namun memiliki perbedaan sifat fisik dan sifat mekanis yang berbeda. PP lebih tahan terhadap oksidasi karena
udara oksigen dibandingkan PE karena adanya atom hidrogen tertier pada gugus karbonnya.
Sifat umum plastik PP antara lain tahan suhu tinggi, tahan asam, dan tahan minyak. Oleh karena itu, plastik ini dapat digunakan untuk pangan
sterilisasi, sari buah, dan produk olahan minyak Syamsir, 2008. Sifat fisik plastik PP dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Sifat fisik plastik PP
Sifat HPP CPP
Densitas gcm
3
0.90-0.91 0.89-0.91
Kekerasan Permukaan Rockwell R 80-102
65-96 Tensile Strength Psi
4500-6000 4000-5500
Flexural Modulus Psi 17000-25000
13000-20000 Impact Strength ft-lbin of notch
0.4-1.4 1.1-1.4
Elongation at Break 100-600
200-500 Tingkat Penyerapan Air
0.01-0.03 0.03
Homopolymer Polypropylene Copolymer Polypropylene
Sumber: International Association of Plastics Distribution Polipropilen PP merupakan jenis plastik yang paling ringan diantara
jenis plastik lainnya. Dibandingkan dengan LDPE dan HDPE, PP memiliki karakteristik yang lebih kuat dan lebih transparan. PP juga memiliki
kemampuan penghalang gas dan uap air yang lebih baik serta lebih tahan panas. Plastik PP cocok untuk kemasan boil in-bag dan produk retortable.
Plastik ini juga cocok untuk membungkus produk bakery dan produk segar lainnya karena memiliki sifat yang cukup fleksibel sehingga bisa mengikuti
bentuk bahan yang tidak beraturan Barret et al., 2004 Dua tipe utama PP adalah non-oriented atau cast PP PP dan oriented
PP OPP. OPP memiliki sifat yang lebih baik dalam hal kejernihan, impact stregth
, dan kemampuan sebagai penghalang uap air dan gas Barret et al., 2004. Menurut Maier dan Calafut 1998 OPP lebih tahan terhadap uap air
dibandingkan karena proses orientasi dalam molekul PP dapat menyebabkan penurunan ruang intermolekuler yang tersedia untuk proses difusi air.
Menurut Barret et al. 2004 plastik PP memiliki nilai Oxygen Transmission Rate
OTR sebesar 2320 ccm
2
day. Nilai OTR menunjukkan jumlah oksigen yang mampu melewati bahan plastik selama waktu tertentu.
Sementara nilai Moisture Vapor Transmission Rate MVTR plastik PP berkisar antara 6-10 ccmilm
2
day. Nilai MVTR menunjukkan jumlah uap air yang mampu melewati suatu bahan selama waktu tertentu. Dalam industri
pengemasan, nilai OTR dan MVTR berguna untuk menentukan kualitas, tingkat kemananan, dan umur simpan.
Karakteristik lain yang juga beperan penting dalam pengemasan adalah Glass Transition Temperature
T
g
dan Crystalline Melting Point T
m
. Nilai Glass Transition Temperature
T
g
menunjukkan temperatur dimana bahan yang bersifat solid amorphous berubah menjadi keras pada saat didinginkan
dan menjadi lunak saat dipanaskan. Nilai T
g
dari PP adalah –35 ° C dan 26° C
bergantung pada metode pengukuran, laju pemanasan, thermal history, dan mikrostrukturnya Maier dan Calafut, 1998. Nilai Crystalline Melting Point
T
m
menunjukkan temperatur dimana bahan akan memadat menjadi struktur crystalline ketika bahan tersebut didinginkan. Nilai T
m
dari PP adalah 176 ° C
Azapagic et al., 2003. Kemasan beras jagung ini didesain terbuat dari bahan polypropylene
PP dengan ukuran 45 x 30 cm untuk kemasan beras 5 kg, sedangkan untuk kemasan beras 1 kg berukuran 30 x 18 cm. Pada bagian belakang kemasan
tercantum nilai nutrition fact yang diperoleh berdasarkan hasil analisis komposisi nilai gizi. Kemasan ini juga mencantumkan cara memasak serta
takaran penanakan berdasarkan hasil kajian dan penyusunan SOP penanakan dalam penelitian. Desain kemasan beras jagung disajikan pada Lampiran 20,
Lampiran 21, Lampiran 22, dan Lampiran 23.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Beras jagung dibuat melalui tahap penggilingan, penyosohan, dan pengayakan. Beras jagung yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
empat ukuran berbeda yakni beras jagung A 4 mm, B 3.35-4 mm, C 2.36-3.35 mm, dan D 1.18-2.36 mm. Pembuatan beras jagung
menghasilkan rendemen sebesar 52.10 dengan fraksi beras jagung yang paling banyak dihasilkan adalah beras jagung C.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai densitas kamba terendah dimiliki oleh beras jagung A yakni sebesar 0.736 kgliter. Sementara hasil
analisis tingkat pengembangan menunjukkan bahwa beras jagung A memiliki tingkat pengembangan yang paling tinggi, sedangkan beras jagung D memiliki
tingkat pengembangan yang paling rendah. Sebaliknya, tingkat penyerapan air paling besar dimiliki oleh beras jagung D dan tingkat penyerapan air paling
kecil dimiliki oleh beras jagung A. Dari hasil kajian SOP penanakan diketahui bahwa pada basis 50 gram
beras jagung perbandingan beras jagung dan air tanak yang optimal untuk beras jagung A dan B adalah 1:7, sedangkan untuk beras jagung C adalah 1:5,
dan untuk beras jagung D adalah 1:4. Hasil kajian SOP penanakan juga menunjukkan bahwa beras jagung A, B, dan C masih membutuhkan perlakuan
awal untuk menghasilkan nasi jagung yang matang, sedangkan beras jagung D tidak membutuhkan perlakuan awal apapun.
Perlakuan awal optimal untuk beras jagung A adalah perendaman dalam air dingin
± 27° C selama 5 jam dan perendaman dalam air panas suhu awal ± 100° C selama 60 menit. Perlakuan awal optimal untuk beras jagung B
adalah perendaman dalam air dingin selama 4 jam dan perendaman dalam air panas selama 50 menit. Sementara perlakuan awal optimal untuk beras jagung
C adalah perendaman dalam air dingin selama 3 jam dan perendaman dalam air panas selama 30 menit.
Berdasarkan hasil analisis proksimat diketahui bahwa beras jagung memiliki kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar