Kadar Air Metode Oven Apriyantono et al., 1989 Kadar Abu Metode Pengabuan Kering Apriyantono et al., 1989

Sejumlah sampel nasi jagung dicampur dengan air suling kemudian suspensi yang terbentuk diteteskan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup. Preparat diuji dengan meneruskan cahaya melalui polarizer dan diamati tingkat birefringence. Selama pengamatan analyzer diputar hingga cahaya terpolarisasi sempurna, selanjutnya gambar yang terlihat dipotret. Apabila granula pati yang diamati sudah tidak menunjukkan kontras gelap terang warna biru kuning maka pati tersebut telah kehilangan sifat birefringence. Hilangnya sifat birefringence ini menunjukkan bahwa pati telah tergelatinisasi secara sempurna dan nasi jagung dinyatakan matang.

b. Analisis Kimia

1. Kadar Air Metode Oven Apriyantono et al., 1989

Kadar air suatu bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas berat yang hilang. Kadar air diukur dengan metode oven karena kandungan bahan volatil pada sampel rendah dan sampel tidak terdegradasi pada suhu 100 ° C. Prinsip metode ini adalah pengeringan sampel dalam oven bersuhu 100-102 ° C hingga diperoleh berat yang tetap. Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven pada suhu 100-102 ° C selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Cawan aluminium kosong yang telah didinginkan kemudian ditimbang W2. Sampel ditimbang sebanyak ± 5 gram W dan dimasukkan ke dalam cawan. Cawan yang telah berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-102 ° C selama 6 jam, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang W1. Pengeringan diulangi hingga diperoleh berat sampel yang relatif konstan berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤0.0005 gram. Kadar Air bb = W – W1 – W2 x 100 W Kadar Air bk = W – W1 – W2 x 100 W1 – W2 Keterangan: W = berat sampel awal gram W1 = berat cawan + sampel yang telah dikeringkan gram W2 = berat cawan kosong gram

2. Kadar Abu Metode Pengabuan Kering Apriyantono et al., 1989

Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu menunjukkan total mineral yang terkandung dalam suatu bahan. Analisis kadar abu metode pengabuan kering dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan menggunakan suhu tinggi di dalam tanur pengabuan hingga terbentuk abu berwarna putih keabuan dan diperoleh berat konstan. Prinsip metode ini adalah menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550 ° C. Cawan porselen kosong dibakar dalam tanur selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang W2. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram W lalu dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian dibakar dalam tanur pengabuan hingga diperoleh abu berwarna putih keabuan atau hingga diperoleh berat konstan. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap. Pertama pada suhu sekitar 400° C dan kedua pada suhu 550° C. Setelah pengabuan selesai, dinginkan cawan beserta isinya dalam desikator kemudian ditimbang W1. Pengabuan diulangi hingga diperoleh berat sampel yang relatif konstan berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤0.0005 gram. Kadar Abu bb = W1 – W2 x 100 W Kadar Abu bk = kadar abu bb x 100 [100 – kadar air bb] Keterangan: W = berat sampel awal gram W1 = berat cawan + sampel yang telah diabukan gram W2 = berat cawan kosong gram

3. Kadar Protein Metode Kjeldahl Mikro Apriyantono et al., 1989