18
Tabel 4. Perbandingan konsentrasi ekstrak bahan nabati, bahan pembawa, dan bahan pengemulsi
3.2.3. Penelitian Utama
3.2.3.1. Uji Retensi Formula Emulsifiable Concentrate EC
Uji retensi formula emulsifiable concentrate EC dilakukan untuk mengetahui retensi dalam hitungan hari insektisida nabati yang efektif dalam menghambat serangan serangga setelah
penyemprotan. Beras sebanyak 100 gram ditempatkan dalam suatu wadah plastik. Variasi konsentrasi yang disemprotkan adalah 0 tanpa ekstrak bahan nabati, 8 , dan 16 . Sampel
didiamkan dalam suhu ruang selama waktu yang ditentukan yaitu 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, dan 9 hari. Setelah waktu ujinya tiba, sebanyak 100 ekor S.zeamais diinfestasikan ke dalam beras
tersebut dan pada hari berikutnya dihitung berapa banyak yang mati.
3.2.3.2. Aplikasi pada Beras
Beras sebanyak 100 gram ditempatkan dalam suatu gelas plastik. Ektrak bahan nabati yang sudah berbentuk emulsifiable concentrate disemprotkan ke dalam wadah tersebut dengan variasi
konsentrasi 0, 4, 8, 12 dan 16. Sebanyak 25 ekor serangga S. zeamais dewasa diinfestasikan ke dalam sampel beras. Selanjutnya sampel diinkubasi pada suhu dan kelembaban
ruang selama 5 minggu. Setelah itu dilakukan pengayakan untuk menghitung populasi S. zeamais Motsch. Pengujian untuk setiap konsentrasi dilakukan sebanyak tiga ulangan.
3.3. ANALISIS DAN PENGAMATAN
3.3.1. Jumlah Total Populasi Serangga Nt
Jumlah total populasi serangga dari masing-masing ulangan untuk tiap konsentrasi dihitung dengan cara mengayak beras yang telah disimpan untuk memudahkan menghitung serangga.
3.3.2. Persen Biji Berlubang BB
Biji yang berlubang merupakan parameter kerusakan karena biji tersebut dapat berlubang karena digunakan oleh serangga sebagai tempat berkembang biak dan sumber makanannya. Beras
yang telah melalui masa simpan, di screening secara manual untuk memisahkan biji yang masih utuh dan biji yang berlubang. Biji yang berlubang dapat mudah teramati secara visual sehingga
Ekstrak bahan Nabati Bahan Pembawa
Bahan Pengemulsi
20 66,67
13,33 25
62,50 12,50
30 58,33
11,67 35
54,67 10,83
40 33,33
10,00
19
dapat mudah dipisahkan dari biji yang masih utuh. Biji yang sudah berlubang kemudian dihitung jumlahnya dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BB = NdN x 100
3.3.3. Persen Kehilangan Bobot KB
Pada biji yang telah disimpan dan diinvestasi akan mengalami penurunan bobot karena selama masa simpan serangga menggunakan beras tersebut sebagai sumber makanannya dan
tempat berkembang biak. Kehilangan bobot ini dapat dihitung dengan memisahkan anatara biji yang masih utuh dan biji yang sudah berlubang kemudian ditimbang masing-masing bobotnya.
Setelah didapatkan data tersebut maka dapat dilanjutkan menghitung persen kehilangan bobot dengan rumus sebagai berikut :
KB = x 100
Keterangan : U = bobot fraksi biji utuh
D = bobot fraksi biji berlubang Nu = jumlah fraksi biji utuh
Nd = jumlah fraksi biji berlubang N = jumlah biji dalam sampel Nu + Nd
3.3.4. Persen Fraksi Bubuk yang Timbul Frass
Bubuk yang timbul ini merupakan hasil samping dari beras yang sudah mengalami kerusakan berlubang akibat dari kegiatan serangga memakan beras tersebut. Untuk menghitung
bubuk yang timbul, masing-masing sampel beras diayak dengan saringan untuk memisahkan antara beras dan bubuk yang ada. Kemudian sampel beras awal sebelum diinvestasi ditimbang dan
dibandingkan dengan berat bubuk yang timbul dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
frass = berat fraksi bubukberat beras awal x 100
3.3.5. Analisis Kadar Air AOAC 1995