Cara Hidup SERANGGA HAMA GUDANG Sitophilus zeamais Motsch.

6 bergantung pada tempat serangga tersebut berkembang biak. Bila hidup pada jagung ukurannya lebih besar daripada bila hidup pada beras. Lama perkembangan serangga ini dari telur hingga dewasa pada kondisi optimum, yakni 27 C dan kelembapan 70, adalah 31-37 hari pada komoditas jagung Sunjaya dan Widayanti S. 2009. Menurut Borror dan Delong 1964 diacu dalam Soekarto 1984 sistematika hama dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Sitophilus zeamais Filum : Arthropoda Ordo : Coleoptera Sub ordo : Polypoda Kelas : Rhynoophora Famili : Curculionidae Genus : Sitophilus Spesies : Sitophilus zeamais Sitophilus zeamais adalah serangga penyimpanan yang paling penting dan banyak menimbulkan kerusakan pada bahan pangan yang disimpan di dunia Haines 1991 diacu dalam Sunjaya dan Widayanti 2009. Menurut Dobie et al., 1984 warna tubuh Sitophilus zeamais adalah coklat merah sampai coklat gelap. Pada sayap depan elytra terdapat empat bintik berwarna kuning kemerah-merahan di dua belahan sayap dan setiap sayap memiliki dua bintik Morfologi serangga hama gudang Sitophilus zeamais Mostch., dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Serangga Hama Gudang S. zeamais Sunjaya dan Widayanti 2009 Serangga jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk moncong atau rostrum. Dilihat dari permukaan dorsal, moncong jantan lebih besar, berbintik-bintik kasar dan kusam. Moncong serangga betina mulus, berbintik –bintik melebar dan licin. Jika moncong dilihat dari atas, pada jantan lebih pendek dan lebar, pada betina lebih panjang dan sempit. Dilihat dari samping moncong betina lebih panjang, kecil dan agak melengkung ke bawah Soekarto 1984.

2.4.2. Cara Hidup

Serangga Sitophilus zeamais M. sangat umum terdapat dalam penyimpanan dan dapat berkembang biak dengan cepat dan terdapat dalam jumlah yang sangat besar. Sitophilus zeamais M. lebih banyak ditemukan di Indonesia daripada S. oryzae dalam tempat penyimpanan. Keduanya dapat menyerang beras, gabah maupun jagung Sunjaya dan Widayanti 2009. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haines dan Pranata 1982 di beberapa gudang beras di 7 Pulau Jawa. Pada penelitian tersebut, Sitophilus zeamais M. lebih banyak ditemukan pada beras 40 ekor dibandingkan dengan Sitophilus oryzae 5 ekor. Sitophilus zeamais M. merupakan serangga yang sangat berbahaya, karena banyaknya produk pertanian yang diserang dan luasnya serangan kosmopolitan. Biji-bijian seperti jagung, sorgum, beras, gandum dan produk serealia merupakan tempat yang menjadi sasarannya untuk berkembang biak Winarno 2006. Serangga Sitophilus zeamais M. mengalami metamorfosis sempurna holometabola, yaitu mulai telur, larva, pupa, imago serangga dewasa. Telurnya berbentuk lonjong dengan satu kutub yang lebih sempit. Telur berwarna bening, agak mengkilap, lunak dan panjangnya 0,7 mm dengan lebar 0,3 mm. Tahapan selanjutnya yaitu larva. Larva dapat berkembang dengan memakan bagian dalam biji. Stadium larva merupakan stadium yang merusak. Larva dewasa berbentuk gemuk dan padat, tidak berkaki, berwarna putih dan panjangnya sekitar 4 mm. Lama stadium larva adalah sekitar 18 hari. Larva kemudian berubah menjadi pupa. Pupa berkembang di dalam biji, di tempat kosong bekas dimakan larva. Pupa berwarna putih dan panjangnya 3 sampai 4 mm. Lama stadium pupa adalah 3 sampai 9 hari dengan rata-rata 6 hari Winarno 2006. Umumnya serangga betina mampu menghasilkan 300 – 400 butir telur selama masa hidupnya dengan masa peneluran kurang lebih 3 minggu. Serangga dewasa ke luar dari biji dengan membuat lubang pada lapisan luar biji. Lubang keluarnya membulat tetapi tepinya tidak merata. Serangga dewasa mampu hidup sampai dengan 5 bulan dan memiliki kemampuan untuk terbang Sunjaya dan Widayanti 2009.

2.5. BAHAN NABATI MINDI Melia azedarach L

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia azedarach Linn.) sebagai Bahan Pengawet Alami Untuk Mengendalikan Serangan Fungi Schizophyllum commune pada Kayu Karet (Hevea brasiliensis)

2 47 49

Struktur Anatomi Kayu Mindi (Melia azedarach L.)

13 59 74

Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L. ) terhadap Perkembangan Serangga Hama Gudang Sitophilus zeamais Motsch.

0 10 78

Kajian Resistensi Lima Jenis Beras Varietas Lokal Terhadap Serangan Sitophilus zeamais Motsch.

4 15 57

PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI, CAMPURAN EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach L.) DAN KULIT BUAH JENGKOL Pembuatan Pestisida Alami, Campuran Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) Dan Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa) Untuk Pengendalian Ulat Biji (

0 1 16

PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI, CAMPURAN EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach L.) DAN KULIT BUAH JENGKOL Pembuatan Pestisida Alami, Campuran Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) Dan Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa) Untuk Pengendalian Ulat Biji (

1 2 10

EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI ( Efek Analgetika Ekstrak Etanol Daun Mindi(Melia azedarach L.) Hasil Soxhletasi Pada Mencit Putih Jantan.

0 0 16

ISOLASI DAN IDENTIFIKASIFLAVONOID DARI DAUN MINDI ( Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Mindi (Melia azedarach L.).

0 0 14

PENDAHULUAN Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Mindi (Melia azedarach L.).

0 5 28

PENGARUH ZEOLIT PADA PENYIMPANAN JAGUNG VARIETAS KALINGGA DAN GENJAH KRETEK TERHADAP Sitophilus zeamais Motsch

0 0 5