25
populasi serangga dewasa turunannya F1 dan parameter kerusakan lainnya. Dari percobaan ini terlihat adanya interaksi antara alkyl benzene sulfonat dengan bahan aktif mindi. Sifat mudah
terbakar dan beracun dari senyawa tersebut nampaknya dapat diredam oleh bahan aktif dalam ekstrak mindi. Oleh karena pengaruh yang ingin dilihat pada penelitian ini adalah ekstrak daun
mindi, maka konsentrasi 0 tidak dijadikan sebagai perbandingan dengan konsentrasi lain yang diberikan pengaruh ekstrak daun mindi konsentrasi 4 , 8 , 12 , dan 16 .
Ekstrak nabati yang dicampurkan pada media beras, sebagian besar akan melapisi permukaan beras dan diduga sebagian kecil akan masuk ke dalam bulir beras dan berada pada
lapisan pericarp. Adanya ekstrak nabati di bagian permukaan beras dapat menimbulkan bau atau aroma yang dapat mengusir serangga. Dengan adanya bau ini maka serangga akan meninggalkan
beras dan tidak mau meletakkan telur di dalam butir beras karena serangga tidak bertelur di sembarang tempat, namun hanya tempat-tempat yang nantinya sesuai untuk makanan
keturunannya. Hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan pada Tabel 5 yaitu jumlah populasi serangga yang dihasilkan menurun dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak bahan nabati yang
ditambahkan.
4.2.2. Persen Biji Berlubang BB
Parameter yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kerusakan beras atau biji-bijian yang disimpan yaitu persen biji berlubang. Serangan serangga menyebabkan kerusakan pada bahan
pangan yang gejalanya dapat terlihat secara visual seperti adanya lubang gerek, lubang keluar exit holes, garukan pada butir beras serta timbulnya gumpalan, bubuk dan adanya kotoran Pranata
1982. Persen biji berlubang ini memiliki kaitan yang sangat kuat dengan jumlah populasi serangga. Semakin banyak jumlah populasi serangga maka persen biji berlubang yang dihasilkan
semakin banyak. Hasil pengamatan terhadap persen biji berlubang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak daun mindi terhadap persentase biji berlubang
pada media beras yang diinfestasi S. zeamais selama penyimpanan Konsentrasi
Persen biji berlubang Kontrol
77,19
d
18,69
a
4 54,59
c
8 47,00
c
12 35,20
b
16 22,52
a
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata satu sama lain Uji Duncan, p0,05
Berdasarkan analisis ragam dapat diketahui bahwa konsentrasi ekstrak nabati dalam formula berpengaruh nyata terhadap persen biji berlubang pada taraf 0,05 Lampiran 2b. Hasil uji
lanjut Duncan terhadap persen biji berlubang pada variasi konsentrasi Lampiran 2c menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mindi yang diberikan maka persen biji berlubang
yang dihasilkan semakin menurun. Selain itu, dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan ekstrak daun mindi dapat menurunkan persen biji berlubang secara nyata p0,05 dari sampel
26
kontrol yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Pada konsentrasi 16 , persen biji berlubang berbeda nyata p0,05 dengan konsentrasi lainnya. Sementara itu, Persen biji berlubang pada
konsentrasi 4 dan 8 hasilnya tidak berbeda nyata p0,05. Hal ini dapat terjadi karena insektisida nabati memiliki daya repellent dan antifeedant. Daya hambat atau repellent ini terjadi
karena serangga sebelum memakan bahan makanannya akan melakukan proses pengenalan dan orientasi terhadap calon makanannya Atkins 1980. Namun, pada media beras yang diberi
perlakuan ekstrak daun mindi memiliki bau atau aroma yang tidak disukai oleh serangga karena ekstrak mindi tersebut melapisi permukaan dari media beras dan ada sebagian yang masuk ke
dalam lapisan perikarp beras. Persen biji berlubang terendah dihasilkan pada sampel yang diberi perlakuan konsentrasi
bahan aktif 0 . Hal ini sudah dijelaskan penyebabnya pada penjelasan jumlah total populasi serangga. Persen biji berlubang dipengaruhi oleh kekerasan endosperma, kandungan protein,
amilosa, lemak, ukuran granula, kerapatan kulit, dan kadar air. Biji beras yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, kadar air yang tinggi dan tidak keras, akan mendukung
pertumbuhan Sitophilus zeamais. Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi tingginya biji berlubang adalah adanya infestasi telur lebih dari satu dalam satu biji Campbel 2001.
4.2.3. Persen Kehilangan Bobot KB