KERUSAKAN BAHAN PANGAN AKIBAT SERANGAN

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KERUSAKAN BAHAN PANGAN AKIBAT SERANGAN

SERANGGA Kerusakan atau kehilangan didefinisikan sebagai penurunan kuantitas dan kualitas produk pangan yang dapat diukur. Kehilangan kuantitas adalah kehilangan yang bersifat fisik dan dapat diukur dengan satuan berat atau volume, sedangkan kehilangan kualitas hanya dapat dinilai yaitu berupa kehilanganpenurunan nilai gizi, kemampuan berkecambah dan penurunan nilai jual Winarno 2006. Ditinjau dari penyebabnya, kerusakan dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu kerusakan mekanis, fisik, biologis, mikrobiologis, dan kimiawi. Kerusakan mekanis disebabkan oleh benturan mekanis. Kerusakan fisik disebabkan oleh perlakuan-perlakuan fisik yang digunakan seperti penggunaan suhu yang terlalu tinggi, suhu yang terlalu rendah, penyinaran yang tidak dikehendaki dan lainnya. Kerusakan fisiologis meliputi kerusakan yang disebabkan oleh reaksi- reaksi metabolisme dalam bahan atau oleh enzim-enzim yang terdapat di dalamnya secara alamiah sehingga terjadi suatu proses autolisis yang berakhir dengan kerusakan dan pembusukan. Kerusakan biologis ialah kerusakan yang diakibatkan oleh serangan serangga, tikus, burung dan hewan lain. Kerusakan mikrobiologis sering disertai dengan produksi racun yang membahayakan kesehatan dan untuk kerusakan kimiawi biasanya saling berhubungan dengan kerusakan lain, misalnya adanya panas yang tinggi pada pemanasan minyak, mengakibatkan rusaknya beberapa asam lemak Santausa dan Arpah 1990; Winarno 2006. Serangga adalah penyebab utama kehilangan bahan selama penyimpanan, khususnya di daerah tropis. Bagi serangga, komoditas pangan yang disimpan di gudang merupakan sumber makanan sekaligus habitat untuk berkembang biak dan selanjutnya menghancurkan lingkungan tersebut Winarno 2006. Berdasarkan tempat berkembangnya dari telur hingga dewasa, serangga dibagi dalam dua golongan, yaitu internal feeder dan external feeder. Internal feeder adalah serangga yang sebagian fase dalam siklus hidupnya berlangsung di dalam biji atau benda padat, sedangkan external feeder, seluruh fase dalam siklus hidupnya berlangsung di luar biji. Oleh karena itu, internal feeder menimbulkan hidden infestation serangan tersembunyi yaitu serangan yang terjadi tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata karena terjadi di dalam biji atau benda padat. Kegiatan serangga di dalam biji dapat menyebabkan meningkatnya kandungan air serta suhu secara lokal. Meningkatnya kadar air dapat mengundang serangan kapang. Kegiatan bersama serangga dan kapang dapat mengakibatkan penurunan mutu yang disebabkan karena adanya sisa- sisa tubuh serangga yang mati, penimbunan uric acid, akumulasi frass, dan penyimpangan warna. Desmarchelier 1990; Birck et al. 2003. Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung. Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya Dharmaputra 1994; Winarno 2006. Setiap spesies serangga mempunyai kesukaan terhadap makanan tertentu. Beberapa spesies menyukai embrio, dan yang lain menyukai endosperma. Embrio adalah bagian yang paling kaya akan zat gizi. Komponen lemak, protein, mineral, dan vitamin terkonsentrasi pada bagian tersebut sehingga serangan serangga akan menyebabkan penurunan nilai gizi Pranata 1982. Menurut Winarno 2006, akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif, susut kualitatif. 4 Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Secara ekonomi, kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan biji-bijian. Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan adalah adanya ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol Syarief dan Halid 1993. Data kerusakan bahan pangan akibat serangan hama gudang mencapai 26 - 29 Semple 1985. Selain itu, data ini dikuatkan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Askanovi 2011 mengenai preferensi serangga Sitophilus oryzae terhadap beras yaitu serangga lebih menyukai beras pecah kulit dibandingkan beras sosoh. Data populasi serangga dewasa pada media beras pecah kulit sebanyak 87,27 dan untuk beras sosoh sebesar 32,60 . Hal ini disebabkan karena beras pecah kulit memiliki kecukupan nutrisi untuk serangga tersebut tumbuh dan berkembang biak.

2.2. PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia azedarach Linn.) sebagai Bahan Pengawet Alami Untuk Mengendalikan Serangan Fungi Schizophyllum commune pada Kayu Karet (Hevea brasiliensis)

2 47 49

Struktur Anatomi Kayu Mindi (Melia azedarach L.)

13 59 74

Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L. ) terhadap Perkembangan Serangga Hama Gudang Sitophilus zeamais Motsch.

0 10 78

Kajian Resistensi Lima Jenis Beras Varietas Lokal Terhadap Serangan Sitophilus zeamais Motsch.

4 15 57

PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI, CAMPURAN EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach L.) DAN KULIT BUAH JENGKOL Pembuatan Pestisida Alami, Campuran Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) Dan Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa) Untuk Pengendalian Ulat Biji (

0 1 16

PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI, CAMPURAN EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach L.) DAN KULIT BUAH JENGKOL Pembuatan Pestisida Alami, Campuran Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) Dan Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa) Untuk Pengendalian Ulat Biji (

1 2 10

EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI ( Efek Analgetika Ekstrak Etanol Daun Mindi(Melia azedarach L.) Hasil Soxhletasi Pada Mencit Putih Jantan.

0 0 16

ISOLASI DAN IDENTIFIKASIFLAVONOID DARI DAUN MINDI ( Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Mindi (Melia azedarach L.).

0 0 14

PENDAHULUAN Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Mindi (Melia azedarach L.).

0 5 28

PENGARUH ZEOLIT PADA PENYIMPANAN JAGUNG VARIETAS KALINGGA DAN GENJAH KRETEK TERHADAP Sitophilus zeamais Motsch

0 0 5