Tujuan Karakteristik Ubi Jalar Cilembu

Sampai saat ini belum diketahui secara jelas potensi pengembangan Ubi Cilembu di Kabupaten Sumedang. Pemanfaatan lahan juga pengembangan sekaligus pemeliharaan Ubi Cilembu dapat dilakukan dengan cara pelestarian Ubi Cilembu karena Ubi Cilembu tidak tumbuh di seluruh daerah. Lahan yang sudah ditanami saat ini di daerah Cilembu sekitar 20 hektar. Sekarang ini marak dengan berita adanya Ubi Cilembu palsu, yang dimaksud yaitu ubi yang berukuran agak besar dan mempunyai rasa agak manis seperti halnya Ubi Cilembu. Sudah beredar dipasaran dengan harga yang murah dan para pembeli tidak bisa membedakan kualitas Ubi Cilembu yang asli dan yang tidak asli. Karena untuk saat ini hasil Ubi Cilembu yang bagus hanya bisa ditanam di suatu lokasi lahan di Desa Cilembu itu sendiri, sudah ada beberapa contoh petani yang mencoba menanam di daerah lain, tapi hasil ubinya tidak sebaik yang asli dari Cilembu. Ubi jalar kultivar Nirkum dari desa Cilembu – Sumedang , Jawa Barat, dapat ditanam di sawah maupun di lahan kering Arifin, 2002, mempunyai rasa yang sangat manis setelah dipanggang selama 2 – 3 jam dalam oven. Ubi jalar Cilembu ini biasa dimakan sebagai penganan, keunggulan rasa ubi tersebut menyebabkan nama “Cilembu” dipakai sebagai brand ubi jalar Nirkum yang mempunyai rasa manis, walaupun dihasilkan dari luar desa Cilembu. Nama Ubi Cilembu kini dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan ubi ini juga diekspor ke mancanegara.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kunci produktivitas ubi jalar Cilembu yang hasilnya berbeda antara yang ditanam di daerah Cilembu dengan di daerah Cilubang Mekar Bogor dilihat dari faktor yang dibandingkan meliputi teknik budidaya, sifat tanah baik sifat fisik dan sifat kimia, juga faktor lingkungan. Dan menjawab faktor penyebab perbedaan kualitas ubi jalar Cilembu yang di tanam di daerah Cilembu dengan yang ditanam di Bogor. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu

Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut juga “ubi si madu”, karena apabila dibakar atau dipanggang akan mengeluarkan cairan berupa gula. Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Luas areal yang ada saat ini di daerah tersebut sekitar 250 ha. Direktorat Jenderal Bina Produksi tanaman pangan, 2002. Kelebihan Ubi Cilembu dibandingkan dengan ubi jalar lainnya disebabkan oleh jenis dan sifat tanah tempat penanamannya. Ubi Cilembu memang memiliki tingkat kemanisan diatas rata-rata ubijalar pada umumnya. Selain karena faktor genetika, tingginya mutu Ubi Cilembu juga disebabkan oleh adanya pemeraman selama paling sedikit dua minggu setelah panen sebelum dipasarkan. Penyimpanan Ubi Cilembu dilakukan pada ruangan dengan kondisi jendela terbuka suhu ruang sekitar 27 o C – 30 o C. Proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga bagian tengah umbi akan menghasilkan cairan sangat manis seperti madu. Lebih manisnya ubi jalar Cilembu disebabkan kadar gula Ubi Cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai 11-13 dan ubi masak 19-23, sehingga sangat digemari oleh konsumen. Tino M, 2006 Studi mengenai aktivitas enzim amilase yang mengubah pati menjadi gula pada ubi segar dan ubi yang disimpan. Glukosa, sukrosa dan fruktosa merupakan gula-gula utama dari hasil perombakan pati, komposisi dari gula-gula tersebut berpengaruh terhadap rasa. Fruktosa umumnya memberikan rasa lebih manis dibanding glukosa maupun sukrosa. Karbohidrat dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan selama penyimpanan, perubahan pati menjadi gula selama penyimpanan dan komposisi karbohidrat tersebut menentukan rasa ubi. Selama penyimpanan, karbohidrat pati dalam ubi akan dirombak menjadi molekul yang lebih kecil gula untuk mendapatkan energi yang diperlukan dalam proses respirasi. Makin lama penyimpanan, rasa ubi akan lebih manis, namun penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan ubi keriput karena proses penguapan. Tino M, 2006 Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol, berdiameter sekitar 7 cm dan lurus. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu. Pengolahan Ubi Cilembu yang umum dilakukan adalah dengan cara dioven selama 30-90 menit tergantung ukuran ubi hingga ubi menjadi lunak dan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Spesifikasi ada cairan madu tersebut hanya didapati pada Ubi Cilembu. Inilah yang menjadi keistimewaan Ubi Cilembu dibanding ubi lainnya. Setelah dioven ubi akan tahan hingga 2-3 hari pada suhu normal, dan jika ingin lebih awet bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin dan dihangatkan kembali bila ingin dikonsumsi. Tino M, 2006 Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpannya di tempat yang tidak lembab lalu diberi alas kardus atau karung agar ubi tidak langsung menyentuh lantai yang dapat mengakibatkan ubi terkena hawa dingin dan menjadi lembab. Ubi yang baru dipanen kurang enak rasanya jika langsung dioven. Ubi siap dioven setelah disimpan di gudang selama dua minggu di tempat yang kelembabannya terjaga. Sistem penggudangan ubi juga harus dilakukan secara cermat agar suhu di dalam ruangan bisa tetap stabil. Perubahan suhu dari panas ke dingin secara mendadak bisa menyebabkan ubi diserang hama lanas. Tino M, 2006

2.2. Pemupukan Kalium