Pengolahan tanah di lahan bekas sawah dilakukan dengan cara jerami dipotongdibabat dan diletakkan berbaris-baris, selebar 40 cm, dengan jarak tiap
tumpukan 100 cm. Selanjutnya tanah-tanah di antara onggokan jerami dicangkul, hasil cangkulan ditaruh di atas jerami, hingga tinggi guludan 40 cm dan luas dasar
60 cm, dengan demikian akan diperoleh bedengan yang kita perlukan. Cara ini akan membuat tanah di dalam guludan menjadi lebih gembur karena jerami akan
terurai menjadi humus. Keuntungan pembuatan guludan dengan cara seperti ini yaitu rumput-rumput pengganggu bias lebih mudah diberantas dan tanah bias
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menghilangkan keasamannya. Lingga, 1989
Setelah contoh tanah diambil dan dilakukan penelitian untuk warna tanah menggunakan buku Munsell diperoleh bahwa warna tanahnya yaitu dark reddish
brown 5 YR 32 dan tekstur tanah lempung berpasir.
Cilubang Mekar Bogor
Di tempat ini ubi jalar biasa ditanam di tegalan, jarang yang menanam di lahan bekas sawah. Penanaman ubi dilakukan dengan membuat guludan terlebih
dahulu. Guludan dibuat dengan pacul. Ukuran tinggi guludan 20-40 cm dan jarak tanam 1-1,5 m dan diantara guludan dibuat selokan selebar 10-15 cm
Pertumbuhan yang baik membutuhkan waktu ± 6 bulan hingga panen. Setelah contoh tanah diambil dan dilakukan penelitian untuk warna tanah
menggunakan buku Munsell diperoleh bahwa warna tanahnya yaitu reddish brown 5 YR 43 dan tekstur tanah lempung berliat.
4.3.3. Bibit Bagus
Desa Cilembu Sumedang
Ubi jalar diperbanyak dengan menggunakan stek yaitu bagian batangnya dipergunakan untuk bibit. Batang dipenggal-penggal sepanjang 25-30 cm atau 3-4
ruas. Pemenggalan dilakukan dengan menggunakan pisau tajam atau ani-ani. Bibit dipilih dari batang yang masih muda dari ujung batang. Satu batang tanaman ubi
jalar paling banyak bisa diambil 3 stek.
Cilubang Mekar Bogor
Ubi jalar didapat langsung dengan membeli kepada petani ubi jalar di desa Cilembu dalam bentuk umbi. Perbanyakan ubi dilakukan dengan menyimpan
beberapa umbi di tempat yang terjaga kelembabannya. Setelah beberapa lama hingga akhirnya umbi tersebut menghasilkan tunas, maka tunas itulah yang
dijadikan sebagai bibit siap tanam.
4.3.4. Pemeliharaan Tanaman
Desa Cilembu Sumedang
Penyulaman dilakukan ketika ada bibit tanaman yang mati. Penyulaman ini harus segera dilakukan agar tanaman sisipan ini pertumbuhannya tidak terlalu
tertinggal dari tanaman sebelumnya. Biasanya penyulaman hanya bisa dilakukan hingga tanaman berumur 1 bulan.
Dalam hal pengairan, di lahan pertanaman dilakukan penyiraman terus- menerus hingga satu minggu agar tanah menjadi lembab, dan umbi cepat tumbuh.
Penyiraman selanjutya bisa dilakukan satu minggu sekali secara berkala. Tetapi
jika saat penanaman sedang waktunya musim hujan maka tidak usah disiram lagi.
Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul keluar. Kemudian dibiarkan
selama kurang lebih 10 hari, setelah itu dinormalkan kembali. Hal ini dilakukan agar guludan menjadi longgar dan bisa mempercepat pembentukan umbi. Saat
keadaan seperti ini biasanya diberi pupuk saat tanaman sudah berumur sekitar 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, juga kompos, tidak
menggunakan pupuk kimia, karena tanah sudah subur dengan adanya hara peninggalan dari tanah sawah.
Selain itu dilakukan pula pembalikkan batang, karena batang akan terus menjalar. Jika tidak dilakukan hal ini maka akan tumbuh akar pada ketiak daun
dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil yang nantinya mengurangi tabungan makanan bagi umbi besar yang tumbuh di guludan.
Cilubang Mekar Bogor
Penanaman di lokasi ini baru pertama kalinya, karena petani disini ingin mencoba penanaman Ubi Cilembu di lahan mereka. Dimana bibit yang dipakai
juga langsung diambil dari bibit ubi yang biasa dipakai di Cilembu. Karena penanaman di lokasi ini ubi jalar biasa ditanam di daerah tegalan,
maka lahan pertanaman dilakukan penyiraman terus-menerus hingga satu minggu agar tanah menjadi lembab, dan umbi cepat tumbuh. Penyiraman selanjutya bisa
dilakukan satu minggu sekali secara berkala. Tetapi jika saat penanaman sedang
waktunya musim hujan maka tidak usah disiram lagi.
Setelah tanaman berumur satu bulan, lereng pematang biasa dibongkar sampai terlihat akar-akar tanamannya tersembul keluar. Kemudian dibiarkan
selama kurang lebih 10 hari, setelah itu dinormalkan kembali. Hal ini dilakukan agar guludan menjadi longgar dan bisa mempercepat pembentukan umbi.
Pupuk biasa diberikan 1 bulan setelah penanaman. Sebelumnya tanaman di siang seperlunya dan batang dibalik pada guludan selama pertumbuhannya untuk
mencegah perakaran pada ruas. Pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk TSP 100 kg dan 50 kg urea per hektarnya, juga memakai pupuk NPK dengan dosis 5
grrumpun, jarang menggunakan pupuk organik. Pemeliharaan tanaman di lokasi ini juga dilakukan pembalikkan batang,
karena batang akan terus menjalar. Jika tidak dilakukan hal ini maka akan tumbuh akar pada ketiak daun dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil yang
nantinya mengurangi tabungan makanan bagi umbi besar yang tumbuh di guludan.
4.3.5. Hama dan Penyakit