semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Lingga, 1989
Perbedaan yang lain yaitu terlihat dari proses pemeraman saat pasca panen. Di Cilembu, umbi yang telah dipanen dilakukan proses pemeraman, proses
pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga rasa umbi akan terasa manis setelah di oven. Sedangkan di
Bogor, umbi yang telah di panen tidak dilakukan proses pemeraman, jadi umbi langsung dipasarkan karena hasil umbi tidak terlalu besar. Setelah dicoba di oven,
rasa yang dihasilkan juga tidak terlalu manis.
5.2. Faktor Fisik Tanah
Tabel 2. Hasil Data Sifat Fisik Tanah Tempat Analisis
Faktor Fisik Tanah Warna Tanah
Tekstur Cilembu Sumedang
5 YR 32 dark reddish brown lempung berpasir
Cilubang Mekar Bogor 5 YR 43 reddish brown
lempung berliat
Sifat fisik tanah yang diamati yaitu warna tanah dan tekstur, dari hasil pengamatan bahwa tanah yang berada di Desa Cilembu memiliki warna lebih
gelap dari tanah di Cilubang Mekar dan mempunyai tektur lempung berpasir, itu merupakan salah satu kriteria yang bagus untuk dijadikan lahan penanaman Ubi
Cilembu. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil data diatas. Daerah Cilembu yang memiliki warna tanah lebih gelap dan mempunyai
tekstur yang lebih ringan berpengaruh kepada ukuran umbi. Umbi yang tumbuh di tanah yang subur dan memiliki tekstur ringan akan menghasilkan ukuran umbi
yang lebih besar, karena dengan tekstur yang ringan maka pertumbuhan umbi selama pertanaman akan tumbuh lebih baik karena kondisi tanah menjadi longgar,
lain halnya jika tekstur tanah berat maka akan menghambat pertumbuhan umbi.
5.3. Faktor Kimia Tanah
Tabel 3. Hasil Analisis Kimia untuk K dan C-organik Tempat Analisis
Faktor Kimia Tanah K
C-organik
Cilembu Sumedang 0.267 me100 g
2.37
Cilubang Mekar Bogor 0.153 me100 g
1.45
Tabel Analisis Kimia ini menjelaskan bahwa untuk hasil K antara kedua tempat tidak berbeda terlalu signifikan dalam hal kriteria penilaian sifat kimia
tanah kriteria bisa dilihat di tabel lampiran 1, juga hal yang sama ditunjukkan oleh hasil analisis C-organik, tidak terlalu berbeda signifikan. Untuk hasil analisis
K di Cilubang Mekar bernilai 0.153 me100 g termasuk kedalam kriteria rendah 0.1-0.2 me100 g dan di Desa Cilembu 0.267 me100 g termasuk kedalam
kriteria antara rendah dan sedang 0.3-0.5 me100 g tetapi jika nilainya dibulatkan maka nilai tersebut masuk kedalam kriteria sedang, sedangkan untuk
hasil analisis C-organik di Cilubang Mekar 1.45 termasuk kedalam kriteria rendah 1.00-2.00 dan di Desa Cilembu 2.37 termasuk kedalam kriteria
sedang 2.01-3.00. Hal ini menunjukkan bahwa untuk kadar C-organik lebih tinggi di Desa Cilembu dikarenakan lahan pertanaman ubi adalah sawah tadah
hujan dimana dalam setahun ada pergiliran tanaman antara tanaman padi dengan tanaman ubi sehingga bahan organik masih ada tersisa dari lahan bekas padi.
Dilihat dari kaitannya untuk produktivitas ubi jalar cilembu bahwa nilai K dan C-organik di Desa Cilembu memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan di Desa Cilubang. Hal tersebut menunjukkan di daerah Cilembu memiliki tanah yang lebih subur dengan banyaknya bahan organik dan tanah memiliki
banyak K yang diperlukan untuk tanaman. Untuk penanaman tanaman umbi- umbian khususnya ubi jalar dibutuhkan tanah yang memiliki kandungan K yang
tinggi karena saat proses fotosintesis unsur K berperan dalam pembentukan umbi, banyak karbohidrat yang terbentuk dan semakin banyak karbohidrat yang
disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Hasil data untuk aspek sifat tanah baik faktor fisik tanah maupun faktor
kimia tanah menunjukkan bahwa hasil umbi Cilembu baik pertumbuhannya dari segi kualitas ukuran dan rasa yang manis jika ditanam di daerah yang memiliki
ciri warna tanah lebih gelap dengan tekstur yang ringan seperti lempung berpasir dan memiliki nilai K dan C-organik yang tinggi, karena tanah tersebut memiliki
bahan organik yang tinggi sehingga warna tanah lebih gelap dan pembesaran umbi lebih baik karena tekstur tanah yang ringan dan unsur K yang tersedia banyak.
Lahan yang dipakai di Desa Cilembu merupakan lahan bekas padi, sehingga saat pengolahan tanah untuk penanaman ubi tidak harus memerlukan
banyak menggunakan pupuk, karena sudah ada pupuk organik sisa dari penanaman padi sebelumnya. Perkembangan perakaran tanaman paling banyak
terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman 15-30 cm yang mengandung paling banyak bahan organik, maka bahan organik sangat besar
peranannya dalam menyediakan hara sebagai media pertumbuhan dan perkembangan perakaran.
Kalium diperlukan untuk aktivitas kambium yang cepat dalam akar umbi yang menyimpan pati di dalamnya. Kalium mempengaruhi aktivitas sintetase pati.
Bila kalium ditambahkan, aktivitas sintetase pati dalam umbi ubijalar meningkat tetapi bila ia kurang, aktivitas enzim dapat sangat rendah. Sehingga kalium
berpengaruh terhadap rasa umbi yang manis.
5.4. Faktor Lingkungan