banyak  menggunakan  pupuk,  karena  sudah  ada  pupuk  organik  sisa  dari penanaman  padi  sebelumnya.  Perkembangan  perakaran  tanaman  paling  banyak
terletak di  lapisan olah atau lapisan atas tanah  sampai kedalaman 15-30 cm  yang mengandung  paling  banyak  bahan  organik,  maka  bahan  organik  sangat  besar
peranannya  dalam  menyediakan  hara  sebagai  media  pertumbuhan  dan perkembangan perakaran.
Kalium  diperlukan  untuk  aktivitas  kambium  yang  cepat  dalam  akar  umbi yang menyimpan pati di dalamnya. Kalium mempengaruhi aktivitas sintetase pati.
Bila  kalium  ditambahkan,  aktivitas  sintetase  pati  dalam  umbi  ubijalar  meningkat tetapi  bila  ia  kurang,  aktivitas  enzim  dapat  sangat  rendah.  Sehingga  kalium
berpengaruh terhadap rasa umbi yang manis.
5.4. Faktor Lingkungan
Tabel 1. Hasil Data Faktor Lingkungan
Tempat Analisis Faktor Lingkungan
Curah Hujan mmth
Suhu Udara
o
C Suhu Tanah
o
C Elevasi
m dpl Cilembu Sumedang
3.283 15 – 26
17 – 24 864
Cilubang Mekar Bogor 3219 - 4671
24,9 – 25,8 23 – 25
250 Sumber :  Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa
Barat  2008 dan  Badan  Meteorologi  Klimatologi  dan  Geofisika  Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.
Dilihat  dari  hasil  data  diatas  bahwa  untuk  setiap  factor  lingkungan  yang dikaji  memiliki  perbedaan  yang  signifikan.  Terlihat  dari  nilai  suhu  tanah
menunjukkan  bahwa  daerah  Cilubang  Mekar  memiliki  regim  temperatur isohipertermik, sedangkan daerah Cilembu meliliki regim temperatur hipertermik.
Dan  Ubi Cilembu biasa ditanam di daerah dengan  ketinggian antara 500-1000 m dpl.
Hipertermik adalah suatu rejim suhu tanah yang mempunyai rata-rata suhu tanah tahunan 22°C atau lebih dan selisih 5°C antara rata-rata suhu musim panas
dan  rata-rata  suhu  musim  dingin  pada  50  cm  di  bawah-permukaan.  Sedangkan Isohipertermik  adalah  suatu  rejim  suhu  tanah  yang  mempunyai  rata-rata  suhu
tahunan  22°C  atau  lebih  dan  selisih  suhu  musim  panas  dan  musim  dingin  5°C. Badan Litbang Pertanian, 2006.
Hasil  data  diatas  menunjukkan  adanya  perbedaan  signifikan  untuk  faktor suhu tanah dan suhu udara, sehingga hal ini bisa dijadikan kunci produktivitas Ubi
Cilembu selanjutnya, karena  suhu bisa mempengaruhi proses pertumbuhan umbi. Kekurangan  cahaya  mempunyai  pengaruh  yang  langsung  terhadap  proses-proses
fisiologi  yang  lain.  Bila  proses  respirasinya  tidak  dapat  terlaksana  dengan  baik, bila  cahaya  dalam  keadaan  kurang  dan  fotosintesis  sangat  dibatasi  maka
pembentukan  akar  tanaman-tanaman  tersebut  kebanyakan  condong  untuk berkurang  dan  kekurangan  pembentukan  akar  ini  menyebabkan  pertumbuhan
tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman. Pengaruh  suhu  terhadap  pertumbuhan  sangat  besar.  Terdapat  suatu
ketergantungan  yang  tidak  dapat  dipisahkan  antara  aktivitas  dalam  akar  dan bagian  dari  atas  tanaman.  Makanan  harus  disediakan  untuk  akar  agar  dapat
berfungsi  dalam  mengabsorpsi  hara  dan  air  secara  normal.  Sebaliknya  fungsi  ini akan  terhalang  sama  sekali  apabila  fotosintesa  dan  translokasi  makanan
terganggu. Pertumbuhan akar tanaman dipengaruhi  oleh  suhu tanah dan berbeda- beda  untuk  tiap  jenis  tanaman.  Tetapi  pada  umumnya  pertumbuhan  akar  akan
meningkat  dengan  naiknya  suhu  dari  minimum  sampai  optimum  ±30
o
C.  Suhu mempengaruhi  respirasi,  respirasi  berkurang  pada  suhu  rendah  dan  meningkat
dengan  naiknya  suhu.  Pada  suhu  yang  terlalu  tinggi  walaupun  respirasinya meningkat  drastis  tetapi  setelah  beberapa  jam  laju  respirasi  akan  cepat  sekali
menurun.  Banyak  tanaman  daerah  sedang  memiliki  suhu  optimum  yang  lebih rendah daripada untuk respirasi, hal inilah yang diduga sebagai penyebab tanaman
penghasil  karbohidrat  seperti  ubi  jalar  di  daerah  sedang  berproduksi  lebih  tinggi dari daerah beriklim panas.
Cahaya  mempengaruhi  pembentukan  akar  umbi,  intensitas  cahaya  rendah menurunkan  baik  aktivitas  kambium  maupun  pembentukan  lignin  dan  menunda
perkembangan.  Sitokinin  memegang  peranan  dalam  perkembangan  umbi  melalui percepatan  pembelahan  sel.  Sementara  akar  berkembang  kandungan  sitokininnya
meningkat sebanding dengan kenaikan umbi. Hetty L.E. Manurung, 2007
Ubi  Cilembu  akan  tumbuh  baik  di  daerah  yang  memiliki  suhu  udara sekitar 15-26
o
C dan suhu tanah sekitar 17-24
o
C dengan ketinggian tempat sekitar 864  m  dpl  yaitu  di  wilayah  Desa  Cilembu  itu  sendiri
juga  memiliki  perbedaan ketinggian  500  m  dpl  antara  tempat  penanaman  dengan  gunung  di  sekitarnya
, lain  halnya  Ubi  Cilembu  yang  ditanam  di  daerah  Cilubang  Mekar  Bogor  yang
memiliki  suhu udara  sekitar 24,9-25,8
o
C  dan  suhu  tanah  sekitar  23-28
o
C  dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya
agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli. Fluktuasi  suhu  dalam  tanah  akan  berpengaruh  terhadap  proses  perakaran
tanaman  didalam  tanah.  Apabila  suhu  tanah  naik  akan  berakibat  berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman, sebaliknya
jika  suhu  tanah  rendah  maka  akan  semakin  bertambahnya  kandungan  air  dalam tanah.  Tinggi  tempat  dari  permukaan  laut  menentukan  suhu  udara  dan  intensitas
sinar  yang  diterima  oleh  tanaman.  Semakin  tinggi  suatu  tempat,  semakin  rendah suhu  tempat  tersebut.  Demikian  juga  intensitas  matahari  semakin  berkurang.
Bayong, 2004 Berikut  adalah  gambar  hasil  intersect  dari  peta  Rupa  Bumi  Digital
Indonesia  Lembar  1209-321  Cicalengka  untuk  melihat  perbedaan  ketinggian  di daerah Desa Cilembu dengan di Perbukitan Gunung Kareumbi.
Gambar 1. Posisi  Desa  Cilembu  terhadap  Bukit  Kareumbi  terdapat  beda ketinggian 500 m skala 1:25.000.
Sumber : Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar 1209-321 Cicalengka
Gambar  Posisi  Desa  Cilembu  terhadap  Bukit  Kareumbi  tersebut menunjukkan  posisi  Desa  Cilembu berada di  lembah  Gunung  Kareumbi,  dimana
ketinggian  Desa  Cilembu  1000  m  dpl,  sedangkan  ketinggian  bukit  Gunung Kareumbi 1516 m dpl. Terdapat perbedaan ketinggian 500 m. Karena letak Desa
Cilembu yang berada di lembah menyebabkan angin dingin pada malam hari akan turun  dari  gunung  ke  lembah  sehingga  suhu  minimum  menjadi  rendah  bisa
mencapai  17
o
C.  Sedangkan  pada  siang  hari  suhunya  bisa  mencapai  22
o
C  yang bagus  untuk  proses  fotosintesis.  Karena  jika  suhu  rendah  pada  malam  hari  maka
respirasi juga akan rendah, sehingga  hasil fotosintat ditimbun dalam bentuk umbi yang  menyebabkan  umbi  berukuran  besar.  Berbeda  halnya  dengan  daerah
Kelurahan  Situgede  yang  berada  di  dataran  rendah  dan  tidak  berada  di  daerah lembah  pegunungan  sehingga  suhu  siang  dan  malam  tidak  terlalu berbeda  secara
signifikan. Di  daerah  antara  Desa  Cilembu dan  Perbukitan  Gunung  Kareumbi  terjadi
proses konveksi  yaitu saat tekanan udara turun karena udaranya berkurang, udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah lembah. Udara
menyusut  menjadi  lebih  berat  dan  turun  ke  tanah.  Di  atas  tanah  udara  menjadi panas  lagi  dan  naik  kembali.  Sehingga  terjadi  aliran  naik  dan  turunnya  udara
dingin.  Dan  gejala  ini  terjadi  saat  malam  hari  sehingga  terjadi  angin  gunung dimana  lembah  akan  melepaskan  energi  panas  dan  puncak  gunung  yang  telah
mendingin akan mengalirkan udara ke lembah.
1
Ubi  Cilembu  akan  tumbuh  baik  di  daerah  yang  memiliki  suhu  udara sekitar 15-26
o
C dan suhu tanah sekitar 17-24
o
C dengan ketinggian tempat sekitar 864  m  dpl  yaitu  di  wilayah  Desa  Cilembu  itu  sendiri  dan
memiliki  perbedaan ketinggian  500  m  dpl  antara  tempat  penanaman  dengan  gunung  di  sekitarnya
, lain  halnya  Ubi  Cilembu  yang  ditanam  di  daerah  Cilubang  Mekar  Bogor  yang
memiliki  suhu  udara  sekitar 24,9-25,8
o
C  dan  suhu  tanah  sekitar  23-28
o
C  dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya
agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli.
1
http:id.wikipedia.orgwikiAngin
Hal  ini  karena  fluktuasi  suhu  dalam  tanah  akan  berpengaruh  langsung terhadap  aktivitas  pertanian  terutama  proses  perakaran  tanaman  didalam  tanah.
Apabila  suhu  tanah  naik  maka  respirasi  meningkat,  sebaliknya  jika  suhu  tanah rendah  maka  respirasi  rendah.  Akibatnya  aktivitas  akarrespirasi  yang  semakin
rendah  mengakibatkan  translokasi  dalam  tubuh  tanaman  jadi  lambat  dan  proses distribusi unsur hara jadi  lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat,
sehingga  hasil  fotosintat  ditimbun  dalam  bentuk  umbi.  Tinggi  tempat  dari permukaan  laut  juga  menentukan  suhu  udara  dan  intensitas  sinar  yang  diterima
oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah
yang  nantinya  akan  digunakan  untuk  menggolongkan  tanaman  apa  yang  sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah.
Lahan  yang  dipakai  di  Desa  Cilembu  merupakan  lahan  bekas  padi, sehingga  saat  pengolahan  tanah  untuk  penanaman  ubi  tidak  harus  memerlukan
banyak  menggunakan  pupuk,  karena  sudah  ada  pupuk  organik  sisa  dari penanaman padi sebelumnya.
Kunci  produktivitas  Ubi  Cilembu  yang  telah  didapat  yaitu  mencakup proses  pemeraman,  suhu  tempat  penanaman  dan  adanya
perbedaan  ketinggian 500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya
. Ubi Cilembu bisa tumbuh dengan baik di daerah  yang memiliki suhu tanah 17-24
o
C serta akan menghasilkan  umbi  yang  besar  jika  saat  proses  pemeliharaan  tanaman  dilakukan
proses pembalikkan batang, dan setelah pasca panen dilakukan proses pemeraman agar rasa ubi bisa lebih manis.
Dalam  halnya  untuk  perkembangan  produktivitas  ubi  Cilembu  di  tempat lain  selain  di  daerah  Cilembu  sebaiknya  memperhatikan  aspek-aspek  yang  telah
menjadi  kunci  sementara  produktivitas  ubi  Cilembu.  Untuk  pelestarian  ubi Cilembu selanjutnya bisa dilihat dari ketiga faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor
sifat tanah, dan faktor budidaya. Faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, dan ketinggian  merupakan  faktor  yang  tidak  bisa  direkayasa,  sehingga  jika  mencoba
menanam  di  daerah  yang  memiliki  kondisi  lingkungan  seperti  di  Desa  Cilembu maka faktor budidaya dan faktor sifat tanah  yang bisa di rekayasa. Seperti halnya
pemberian pupuk, pembuatan guludan, proses pemeraman.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.2. Kesimpulan