UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cara pembuatan :
Pembuatan krim diawali dengan menimbang bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan perhitungan. Fase minyak yang terdiri asam stearat dan setil
alkohol dicampur dalam satu wadah dan dilebur di atas penangas hingga temperatur 70
o
C campuran A. Pada wadah yang lain, bahan-bahan yang tergolong fase air seperti gliserin, TEA, metil paraben, propil paraben, aquades
dipanaskan diatas penangas air hingga suhu 70
o
C campuran B. Setelah semua melebur, campuran A sedikit demi sedikit dimasukan kedalam campuran B lalu
dihomogenkan menggunakan homogenizer pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit hingga diperoleh massa krim seperti putih susu yang homogen. Tambahkan
vitamin E dan ekstrak etanol 70 herba kumis kucing Orthosiphon stamineus Benth. yang telah dilarutkan dengan aquades ke dalam basis krim, kemudian
homogenkan kembali menggunakan homogenizer pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Krim yang terbentuk dimasukan ke dalam wadah.
3.3.3 Evaluasi Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70 Herba Kumis Kucing
Orthosiphon stamineus Benth.
Evaluasi fisik sediaan krim dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan. Masing-masing formula disimpan pada pada suhu 26 ± 2
o
C dan suhu 40
o
C. Parameter yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis tekstur, bau dan warna, pengujian homogenitas, pengukuran pH, pengukuran viskositas
dan sifat alir, pemeriksaan daya sebar, pengukuran diameter globul, dan pengujian sentrifugasi, serta uji cycling test.
3.3.3.1 Pengamatan Organoleptis
Pengamatan organoleptis dapat dinilai dengan pengamatan dari segi tekstur, bau, dan warna sediaan. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3
minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2
o
C dan suhu 40
o
C.
3.3.3.2 Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada kaca objek yang bersih. Kaca objek tersebut di katupkan dengan kaca objek lain,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kemudian diamati apakah krim tersebut homogen dan apakah permukaannya halus merata atau terdapat granul yang masih kasar. Sediaan harus homogen dan
tidak terdapat adanya butiran kasar. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2
o
C dan suhu 40
o
C Aryani, 2015.
3.3.3.3 Pengukuran pH
Pengukuran pH krim dilakukan menggunakan pH meter. Sebelum digunakan pH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan buffer standar pH
4,5 dan pH 6,5. Sediaan krim ditempatkan dalam wadah, kemudian diukur pH nya. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada
suhu 26 ± 2
o
C dan suhu 40
o
C Nilai pH sediaan yang aman untuk kulit menurut SNI 16-4399-1996 adalah 4,5-8,0.
3.3.3.4 Pengukuran Viskositas dan sifat alir
Pengukuran viskositas dan sifat alir krim dilakukan dengan menggunakan viscotester HAAKE 6R menggunakan spindel R5. Krim dituang ke dalam gelas
beaker. Spindel dipasang pada alat kemudian spindel diturunkan hingga tanda batas. Kecepatan alat dipasang pada kecepatan pada yang sesuai dan kecepatan
yang diatur pada kecepatan 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm, 20 rpm, dan kemudian dibalik 20 rpm, 10 rpm, 4 rpm 2 rpm. Sifat alir diperoleh dengan membuat kurva antara
tegangan geser dan laju geser. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 3 minggu penyimpanan pada suhu 26 ± 2
o
C dan suhu 40
o
C Dewi et al., 2014.
3.3.3.5 Pemeriksaan Daya Sebar