UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peningkatan ukuran diameter globul ini dapat disebabkan oleh rusaknya lapisan pelindung dari emulgator selama penyimpanan sehingga menyebabkan
penggabungan globul-globul minyak membentuk aglomerat yang selanjutnya dapat terjadi koalesen pembentukan satu globul yang besar. Selama masa
penyimpanan, droplet-droplet fase terdispersi berusaha menstabilkan diri dengan menurunkan energi bebas permukaan dengan memperkecil luas permukaan
melalui penggabungan droplet-droplet fase terdispersi sehingga ukuran globul menjadi meningkat Sinko, 2011 ; Pudyastuti et al., 2015. Akan tetapi
peningkatan ukuran diameter globul rata-rata yang terjadi pada ketiga formula tetap memenuhi persayaratan ukuran diameter untuk emulsi yaitu 0,1-10 µm
Alfred et al., 1993. Peningkatan asam stearat membuat viskositas krim semakin tinggi. Menurut hukum stokes, jika viskositas krim tinggi, maka ukuran diameter
globul rata-ratanya semakin rendah dan hal ini dapat menurunkan kecepatan terjadinya penggabungan fase terdispersi. Akan tetapi pada formula 3 yang
memiliki viskositas tertinggi tidak menunjukkan ukuran globul rata-rata yang paling rendah.
Hasil analisis statistik dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa peningkatan ukuran diameter globul rata-rata dari ketiga formula tidak berbeda
bermakna dengan nilai signifikansi 0,782 p 0,05 pada penyimpanan suhu 26 ± 2
o
C dan 0,646 p 0,05 pada penyimpanan suhu 40
o
C lampiran 12. Data pengukuran diameter globul rata-rata krim dapat dilihat pada lamipran 7.
4.2.7 Hasil Pengujian Sentrifugasi
Pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi bertujuan untuk mengetahui kestabilan krim setelah adanya pengocokan yang kuat. Sediaan yang
diberikan pengocokan kuat menggunakan alat sentrifugasi, akan mengalami gaya sentrifugasi sehingga akan menyebabkan pemisahan fase. Pemisahan fase terjadi
karena adanya perbedaan densitas, fase minyak yang memiliki densitas lebih kecil dari pada fase air akan berada dipermukaan atas. Sediaan yang stabil tidak akan
terjadi pemisahan fase, adanya pemisahan fase menyebabkan umur simpan sediaan semakin cepat Hadyanti, 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil dari pengujian sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit menujukkan bahwa semua sediaan tidak mengalami pemisahan fase baik
setelah pembuatan maupun setelah masa penyimpanan selama 3 minggu.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Sentrifugasi Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing
Krim penyimpanan
Hasil Uji Sentrifugasi Minggu 0
Minggu 1 Minggu 2
Minggu 3 F1
Suhu 26 ± 2
o
C
- -
- -
Suhu 40
o
C
- -
- -
F2 Suhu 26 ± 2
o
C
- -
- -
Suhu 40
o
C
- -
- -
F3 Suhu 26 ± 2
o
C
- -
- -
Suhu 40
o
C
- -
- -
Keterangan : + terjadi pemisahan fase, - tidak terjadi pemisahan fase
4.2.8 Hasil Pengujian Cycling Test
Uji stabilitas dengan metode cycling test dilakukan sebanyak 6 siklus 12 hari. Pada uji ini sediaan krim disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4
o
C selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam oven pada suhu 40
o
C selama 24 jam. Metode cycling test dilakukan untuk menguji ketahanan sediaan setelah
penyimpanan dengan adanya fluktuasi suhu. Tabel 4.9
Hasil Cycling Test Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing Sebelum Cycling Test
Krim Warna
Bau Tekstur
pH Sentrifuse
F1 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,327
- F2
Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,356 -
F3 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 7,174
- Sesudah Cycling Test
Krim Warna
Bau Tekstur
pH Sentrifuse
F1 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,901
+ F2
Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,855 +
F3 Cokelat keemasan Khas Lembut, tidak lengket 6,880
+ Keterangan : + terjadi pemisahan fase, - tidak terjadi pemisahan fase
Evaluasi organoleptis yang meliputi pemeriksaan warna, bau, dan tekstur pada sediaan krim tidak mengalami perubahan setelah dilakukan cycling test
.
Pengukuran pH yang dilakukan setelah uji menunjukkan terjadinya penurunan pH, akan tetapi masih berada direntang pH normal. Penurunan pH dapat
disebabkan karena pengaruh karbondioksida CO
2
. Karbondioksida dapat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bereaksi dengan air sehingga membentuk asam, hal ini dapat menjadikan pH sediaan menjadi lebih asam Georgina, 2007.
a b
Gambar 4.2 Hasil Uji Cycling Test F1 asam stearat 12, F2 asam stearat
13, F3 asam stearat 14, a Hasil Uji Sentrifugasi Sebelum Cycling Test, b Hasil Uji Sentrifugasi Setelah Cycling Test
Sebelum dilakukan uji cycling test, semua sediaan krim tidak mengalami pemisahan fase setelah dilakukan uji sentrifuse pada kecepatan 5000 rpm selama
30 menit, akan tetapi setelah dilakukan uji cycling test sebanyak 6 siklus semua sediaan krim mengalami pemisahan fase. Pemisahan fase ini disebabkan karena
terjadinya kristalisasi selama proses cycling test. Saat mengalami proses pendinginan pada suhu 4
o
C akan terbentuk kristal es pada krim yang strukturnya rapat dan teratur sehingga krim tidak dapat mengalir, sedangkan saat proses
pemanasan pada suhu 40
o
C kristal akan mencair dan airnya akan kembali menyebar pada sistem. Lapisan film pada zat pengemulsi tidak dapat bekerja
kembali dibawah tekanan yang diinduksi oleh es sebelum koalesen terjadi sehingga terjadi pemisahan fase Zulkarnain et al., 2013 ; Holloway et al., 2007.
Pemisahan fase yang paling sedikit terjadi pada krim F3, sesuai dengan hukum Stokes dimana kecepatan pemisahan fase berbanding terbalik dengan viskositas
krim. Semakin tinggi konsentrasi asam stearat, maka viskositas krim akan semakin tinggi dan kecepatan pemisahan fase akan semakin lambat Pudyastuti et
al., 2015.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN