Hasil Pengamatan Homogenitas Sediaan Krim Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan suhu 26 ± 2 o C Penyimpanan Warna Bau Tekstur Krim F1 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Krim F2 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Krim F3 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Penyimpanan suhu 40 o C Penyimpanan Warna Bau Tekstur Krim F1 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Krim F2 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Krim F3 Minggu 0 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 1 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 2 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket Minggu 3 Coklat keemasan Khas Lembut, tidak lengket

4.3.2 Hasil Pengamatan Homogenitas Sediaan Krim

Pengamatan homogenitas bertujuan untuk melihat penyebaran zat aktif dalam sediaan. Jika sediaan krim telah homogen maka diasumsikan kadar zat aktif akan selalu sama pada saat pemakaian atau pengambilan Swastika, Mufrod, Purwanto, 2013. Hasil pengamatan homogenitas pada formula 1, formula 2, dan formula 3 yang disimpan pada suhu 26 ± 2 o C maupun suhu 40 o C selama 3 minggu masa penyimpanan menunjukkan hasil yang homogen tabel 4.3. Hal ini ditandai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tidak adanya butiran-butiran kasar ketika sediaan dihimpitkan dengan dua kaca objek. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Homogenitas Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing Krim Penyimpanan Homogenitas Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 F1 Suhu 26 ± 2 o C + + + + Suhu 40 o C + + + + F2 Suhu 26 ± 2 o C + + + + Suhu 40 o C + + + + F3 Suhu 26 ± 2 o C + + + + Suhu 40 o C + + + + Keterangan : + homogen, - tidak homogen

4.3.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim

Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasaan dari sediaan agar tidak mengiritasi kulit. Menurut SNI 16-4399-1996, pH sediaan krim yang ideal sebaiknya sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5- 8, karena jika krim memiliki pH yang terlalu basa akan menyebabkan kulit kering dan jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit Djajadisastra, 2004. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran pH Krim Ekstrak Herba Kumis Kucing Krim Penyimpanan pH Minggu 0 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 F1 Suhu 26 ± 2 o C 6,974 7,059 7,200 7,236 Suhu 40 o C 6,806 6,901 6,940 F2 Suhu 26 ± 2 o C 6,867 6,998 7,125 7,150 Suhu 40 o C 6,911 6,948 6,990 F3 Suhu 26 ± 2 o C 6,458 6,981 7,122 7,157 Suhu 40 o C 6,945 7,013 7,039 Nilai pH dari ketiga formula sediaan krim yang disimpan pada suhu 26 ± 2 o C dan suhu 40 o C berkisar antara 6,458 sampai 7,236, dimana setiap minggunya mengalami peningkatan pH. Data diatas menunjukkan nilai pH pada F3 lebih tinggi dibanding F1 dan F2, hal ini dikarenakan konsentrasi asam stearat pada F3 lebih tinggi diantara dua formula lainnya. Semakin tinggi konsentrasi asam stearat maka nilai pH sediaan akan semakin menurun bersifat asam karena banyaknya gugus asam yang terkandung dalam asam stearat. pH krim yang disimpan pada suhu 40 o C lebih rendah daripada pH krim yang disimpan pada suhu 26 ± 2 o C, hal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dikarenakan pada suhu tinggi kandungan ion H + dalam asam stearat meningkat sehingga pH menjadi lebih rendah lebih asam. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui normalitas data. Uji Kolmogorov Smirnov pada penyimpanan suhu 26 ± 2 o C menghasilkan nilai signifikansi 0,534 p 0,05 dan pada penyimpanan suhu 40 o C menghasilkan nilai signifikansi 0,419 p 0,05, maka diketahui bahwa populasi data uji memenuhi persyaratan uji normalitas. Selanjutnya dilakukan uji Test of Homogenity of Variance Levene untuk mengetahui populasi data yang diuji mempunyai varian yang homogen atau tidak. Hasil tes ini menunjukkan data uji pada penyimpanan suhu 26 ± 2 o C memiliki varian yang homogen dengan nilai signifikansi 0,183 p 0,05 sehingga dapat dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA, sedangkan data uji pada penyimpanan suhu 40 o C memiliki varian yang tidak homogen dengan nilai signifikansi 0,045 p 0,05 sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Hasil analisis dengan One-Way ANOVA dan Kruskal Wallis, pH ketiga formula yang disimpan pada suhu 26 ± 2 o C dan suhu 40 o C menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna p 0,05. Meskipun mengalami peningkatan pH selama 3 minggu penyimpanan di dua suhu berbeda, ketiga formula sediaan masih berada dalam rentang pH normal kulit dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada setiap formula.

4.2.4 Hasil Pengkuran Viskositas dan Sifat Alir

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba KumisKucing (Orthosipone stamineus Benth) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Normal

6 85 99

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Kajian Keamanan dan Aktivitas Immunomodulator Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dan Bunga Knop (Gomphrena globosa L.)

1 14 198

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALO

0 4 14

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

0 3 15

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 3 17

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 2 16

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR.

9 71 93

Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Sebagai Obat Komplementer Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi.

0 3 28

Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pria Dewasa.

2 6 28