Pengolahan Data Letak dan Luas Wilayah

b Jernang dilarutkan dalam etanol 20 ml di dalam gelas piala dan didiamkan beberapa saat. c Menuangkan secara perlahan-lahan ke atas kertas putih kemudian diangin-anginkan dan diamati. Tabel 2 Spesifikasi persyaratan mutu jernang No Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu super Mutu A Mutu B 1 Kadar resin bb Min. 80 Min.60 Min.25 2 Kadar air bb Maks.6 Maks.8 Maks.10 3 Kadar kotoran bb Maks.14 Maks.39 Maks.50 4 Kadar abu bb Maks.4 Maks.8 Maks.20 5 Titik leleh °C Min.80 Min.80 - 6 Warna - Merah tua Merah muda Merah pudar Sumber : SNI jernang2010

3.5 Pengolahan Data

Analisis data percobaan dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap RAL yaitu sebagai berikut: Y ij = μ + αi + ε ij Keterangan: Y ij = Varian yang diamati rendemen dan sifat fisiko-kimia Μ = Nilai rata-rata umum α i = Pengaruh perlakuan dengan cara masyarakat, perebusan 1, 2 dan 3 jam terhadap rendemen dan sifat fisiko-kimia jernang. ε ij = Pengaruh galat percobaan dari ke-i 1, 2 dan 3 jam pada ulangan ke-j 3 kali ulangan Berdasarkan rancangan tersebut, maka disusun analisis ragam seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis ragam Sumber Keragaman DB JK KT Fhit F5 Perlakuan Galat t-1 r-1t-1 JKP JKG KTP KTG KTUKTG KTPKTG Total rt-1 JKT Untuk mengetahui pengaruh faktor perlakuan terhadap rendemen dan mutu jernang yang dibuat maka dilakukan analisis ragam. Nilai hitung yang diperolah dari analisis ragam tersebut dibandingkan dengan F-tabel pada selang kepercayaan 95 dengan kaidah keputusan: 1. Hipotesis pertama: apabila F-hitung F-tabel, maka terima H yaitu perlakuan antara cara masyarakat dan cara perebusan 1, 2 dan 3 jam tidak memberikan pengaruh nyata atau sangat tidak nyata terhadap rendemen dan sifat fisiko-kimia jernang pada selang kepercayaan 95 sehingga H 1 ditolak. 2. Hipotesis kedua: apabila F-hitung F-tabel, maka terima H 1 yaitu perlakuan antara cara masyarakat dan cara perebusan 1, 2 dan 3 jam memberikan pengaruh nyata atau sangat nyata pada rendemen dan sifat fisiko-kimia jernang pada selang kepercayaan 95 sehingga H ditolak. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 12. Apabila perlakuan memberikan pengaruh nyata atau sangat nyata terhadap rendemen dan sifat fisiko-kimia jernang, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test DMRT. BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas Wilayah

Berdasarkan data BPS 2001, Kabupaten Sarolangun terletak di Provinsi Jambi. Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak pada titik koordinat antara 01°53’39’’ sampai 02°46’02’’ Lintang Selatan dan antara 102°03´39’’ sampai 103°13´17’’ Bujur Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 1000 mdpl, dengan pembagian wilayah dan batas sebagai berikut: a Utara : Kabupaten Batang Hari b Selatan : Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu c Barat : Kabupaten Merangin d Timur : Kabupaten Batang Hari dan Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan Luas wilayah administratif Kabupaten Sarolangun meliputi 6.174 km 2 , terdiri dari dataran rendah 5.248 km 2 85 dan dataran tinggi 926 km 2 15. Secara administratif Kabupaten Sarolangun terdiri dari 10 kecamatan, 6 kelurahan dan 124 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 214.036 jiwa dengan kepadatan penduduk 32 jiwa km 2 dan jumlah penduduk pada tahun pada tahun 2010 sebanyak 245.848 jiwa. Berdasarkan Gita Buana 2009, Desa Lamban Sigatal merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pauh, Kabuapten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah Desa Lamban Sigatal dibagi dalam dua bagian yaitu: Dusun Lamo dan Kampung Kelapa. Wilayah Desa Lamban Sigatal berbatasan langsung dengan empat desa yaitu: a Sebelah Utara : Desa BaruPamusiran Kecamatan Mandiangin b Sebelah Selatan : Desa Seko Besar Trans Lubuk Napal Kecamatan Pauh c Sebelah Barat : Desa Lubuk Napal Kecamatan Pauh d Sebelah Timur : Desa Sepintun Kecamatan Pauh

4.2 Aksesibilitas Bedasarkan Bursa Transmigrasi 2010, akses menuju Desa Lamban Sigatal