merumpun dengan panjang batang bisa mencapai 5 m. Diameter 17 mm dengan pelepah daun dan 9 mm tanpa pelepah daun. Buahnya berukuran 2x1,2
cm
2
dapat dimakan dan rasanya agak manis dan sepat. Kulit buah dapat menghasilkan jernang berwarna merah kecokelatan. Batangnya tidak bisa
digunakan sebagai bahan tali karena mudah putus. k. D. sekundurensis Rustiami Zumaidar
Penyebarannya di Sumatera Utara dan Aceh. Tumbuh di kawasan lereng perbukitan dan hutan-hutan terganggu pada ketinggian 800 mdpl. Jenis rotan
ini dikategorikan sebagai rotan kecil dengan panjang batang mencapai 2 m. Diameter 9 mm dengan pelepah daun dan 5 mm tanpa pelepah daun. Buahnya
berukuran 1,5x1 cm
2
dan menghasilkan jernang berwarna merah kecokelatan.
2.2.2 Ciri dan sifat morfologi rotan Daemonorops draco Willd. Blume
a. Akar rotan Menurut Januminro 2000, akar rotan merupakan bagian tanaman yang
sangat penting karena memiliki beberapa fungsi yaitu memperkuat tanaman berdiri secara keseluruhan, menyerap air dan zat-zat makanan yang tersedia
dari dalam tanah dan mengangkut air dan zat makanan yang sudah terserap kebagian tubuh lainnya. Seperti halnya tanaman lain dari suku Palmae
Arecaceae , akar rotan memiliki sifat yaitu sistem perakaran serabut dan akar
rotan berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan. b. Batang rotan
Batang rotan jenis Daemonorops draco Willd. Blume bisa mencapai 15 m. Jenis ini tumbuh berumpun Kalima 1991. Pada beberapa jenis tampak
adanya tonjolan dan lekukan pada sisi yang berlawanan sepanjang ruas. Tonjolan dan lekukan ini tampak lebih jelas pada buku yang berasal dari jejak
daun yaitu ikatan pembuluh yang menuju ke daun Rachman dan Jasni 2008. c. Daun
Menurut Kalima 1991, pangkal tandan daun berlutut jelas, sepanjang tandan daun terdapat duri-duri panjang tersusun mengelompok, makin ke ujung
dahan duri berukuran pendek. Kedudukan sirip daun berselang-seling. Panjang sirip daun mencapai 44 cm, lebar 2,5 cm dan jumlah sirip daun mencapai 50
pasang. Jarak pangkal tandan sampai sirip daun pertama 55 cm dan panjang daun sampai 3 m.
d. Bunga Bunga rotan terbungkus oleh seludang. Jika seludang terbuka, maka
bunga jantan siap membuahi, sedangkan bunga betina mulai masak pada hari ke-13 sampai hari ke-27 setelah seludangnya pecah. Ukuran bunga rotan relatif
kecil, hanya beberapa jenis saja yang ukurannya mencapai 1 cm atau lebih. Warna bunga rotan bervariasi yaitu kecokelatan, kehijauan, atau krem. Masa
berbunga sampai buah masak selama 7 sampai 13 bulan. Berdasarkan pengalaman, buah rotan akan masak berkisar bulan Agustus Januminro 2000.
e. Buah rotan jernang Buah rotan jernang terdiri atas kulit luar berupa sisik pericarp yang
berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah. Ukuran sisik bervariasi, tergantung pada ukuran buah masing-masing, makin besar ukuran
buah maka makin besar pula ukuran sisiknya. Bentuk permukaan buah rotan jernang halus laevis atau kasar berbulu glaberous, sedangkan bentuk buah
rotan jernang pada umumnya bulat, lonjong, atau bulat telur. Kulit buah rotan jernang yang sudah matang berwarna cokelat, cokelat merah dan kemerah-
merahan yang terdapat produk turunan buah berupa resin berwarna merah dan dalam perdagangan internasional dikenal sebagai produk darah naga atau
“dragon’s blood”. Bagian bawah kulit buah terdapat sejenis selaput tipis berwarna putih membungkus daging buah, setelah buah terdapat biji rotan
Gambar 1.
Gambar 1 Penampang buah rotan jernang Arifin 2007. Biji buah rotan jernang memiliki permukaan rata dan halus atau kasar
berlekuk dangkal. Setiap biji rotan memiliki 1 sampai dengan 3 embrio yang tertutup oleh lapisan selaput keras sebagai pelindung embrio. Jenis buah rotan
Kulit buah rotan Daging buah
Biji Resin jernang yang berada diluar kulit
jernang dari marga Daemonorops, dibawah permukaan kulit buahnya mengandung banyak resin Januminro 2000.
f. Alat perambat Assesory Tanaman rotan dilengkapi sejenis alat perambat yang dikenal dengan
nama sulur panjat. Sulur panjat ini tumbuh dari ruas batang dan panjangnya bervariasi antara 3 sampai 5 cm, tergantung pada jenis dan varietasnya.
Sepanjang sulur dengan jarak tertentu ditumbuhi duri-duri pendek yang kuat. Fungsi sulur panjat ini, selain melapisi batang agar tumbuh kuat adalah sebagai
alat perambat atau pengikat disekitar tempat tumbuh rotan Januminro 2000.
2.2.3 Fisiologi perkembangan tumbuh