Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Jenis Data

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Tanaman Rakyat HTR Desa Lamban Sigatal, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada tanggal 10 Juni sampai dengan 6 Juli 2010 dan dilanjutkan di Laboratorium Kimia Kayu Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB pada 19 Juli sampai dengan 25 Agustus 2010.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah galah dan pengait, keranjang, kayu penumbuk buah rotan jernang, aluminium foil, gelas piala 1000 ml, saringan kawat nyamuk berukuran 15x15 cm 2 , cawan petri, timbangan, plastik, kertas saring, pipa kapiler, melting point, hotplatepenangas air, desikator, oven suhu ± 105°C, oven 1000°C tanur, soklet, Microsoft Excel, software SPSS 12 dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah rotan jernang, air, toluena, dietil eter dan etanol.

3.4 Jenis Data

a. Potensi jernang Cara pengumpulan data potensi jernang dilakukan melalui studi pustaka. Data potensi jernang diperoleh dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang dapat membantu dalam pencarian informasi. Data yang diperlukan meliputi nama desa atau kecamatan, luas areal yang ditanam jernang dan jumlah panen buah per rumpun. b. Teknik pemanenan buah rotan jernang Cara yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai teknik pemanenan buah rotan jernang adalah melalui pengamatan langsung di lapangan yaitu mengamati teknik petani memanen buah rotan jernang dengan mengetahui ciri-ciri kemasakan buah yang siap untuk dipanen dan alat pemanenan yang digunakan. c. Ekstraksi jernang cara masyarakat dan cara alternatif perebusan dalam air c.1 Cara masyarakat Pengolahan jernang yang dilakukan oleh masyarakat yaitu: a Buah rotan jernang yang terkumpul dilepas dari tandannya. b Sampel buah rotan jernang dibungkus dengan aluminium foil dan dibawa ke Bogor untuk ditimbang, yang digunakan untuk perhitungan kadar air. Kadar air dapat dihitung dengan cara sebagai berikut ASTM D2016-74 1981: KA = Berat basah buah - Berat kering tanur buah Berat kering tanur buah x c Buah yang telah terkumpul diangin-anginkan. d Buah rotan jernang ditumbuk agar memperoleh serbuk. e Serbuk jernang dimasukkan ke dalam plastik. c.2 Cara perebusan Cara alternatif yang diteliti adalah dengan cara perebusan yaitu: a Buah rotan jernang yang dibawa ke Bogor dilakukan perhitungan kadar air seperti cara masyarakat di atas. b Menimbang buah rotan jernang sebanyak 400 g. c Buah rotan jernang dipisahkan antara biji dengan kulit dan daging, yang digunakan dalam penelitian adalah kulit dan daging buahnya. d Kulit dan daging buah rotan jernang tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala dan kemudian dibatasi dengan saringan kawat nyamuk setelah itu isi dengan air sekitar dua kali dari ketinggian buah rotan jernang kemudian direbus hingga mendidih dengan waktu yang telah ditetapkan. e Jernang akan keluar dan berada di lapisan atas rebusan. Bagian jernang dipisahkan selama proses perebusan, kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven ± 105°C. Rancangan percobaan untuk cara perebusan adalah: A. Perlakuan 1: cara masyarakat B. Perlakuan 2: direbus selama 1 jam C. Perlakuan 3: direbus selama 2 jam D. Perlakuan 4: direbus selama 3 jam Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dengan 4 perlakuan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Masing-masing percobaan menggunakan buah rotan jernang sebanyak 400 g. Dari percobaan tersebut diperoleh rendemen yang akan digunakan dalam pengujian mutu. Jernang yang dibutuhkan untuk pengujian sebanyak ± 6 g per perlakuan. d. Menghitung rendemen jernang hasil ekstraksi Perhitungan rendemen bagi kedua cara pengolahan jernang dilakukan dengan cara menimbang buah rotan jernang sebelum diekstrak dan jernang hasil ekstraksi. Besarnya rendemen dihitung dengan rumus ASTM D2016-74 1981: Kadar air = x Æ BKT Berat Kering Tanur = Berat basah 1+ KA x Rendemen R = Output Input BKT x Waluyo 2008 e. Analisis sifat fisiko-kimia jernang Analisis mutu jernang mengacu pada SNI jernang 2010, parameter yang diuji adalah sifat fisiko-kimia jernang yang terdiri dari: a. Kadar resin Kadar resin ditentukan dengan cara mengekstrak jernang dengan suatu pelarut organik yang dinyatakan dengan persen berat per berat. Kadar resin dapat ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut: a Menimbang 1 g jernang yang telah dihaluskan di dalam timbel yang telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam soklet. b Soklet diisi dengan 150 ml dietil eter yang ditampung pada labu didih 250 ml. c Soklet dihubungkan dengan kondenser dan air pendingin untuk melakukan ekstrak jernang secara sempurna kemudian memisahkan dietil eter secara maksimal sehingga diperoleh resin. d Resin yang diperoleh dipisahkan dengan 50 ml air pada labu pemisah. e Mengocok labu pemisah agar resin yang masih terikat dapat terekstrak. f Resin dipisahkan dari air suling, kemudian menguapkan dietil eter di atas penangas airhotplate. g Ekstrak resin dikeringkan sampai diperoleh berat labu pemisah dan resin yang tetap di dalam desikator. Kadar resin = W – W W x Keterangan : W adalah berat serbuk jernang g W1 adalah berat labu pemisah g W2 adalah berat labu pemisah dan resin yang tersisa g b. Kadar air Kadar air ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut ASTM D2016-74 1981 : a Menimbang cawan petri yang telah di oven selama ± 1 jam. b Jernang ditimbang sebanyak 1 g yang telah dihaluskan dan dimasukkan ke dalam cawan petri. c Cawan yang berisi jernang dioven selama 3 jam pada suhu ± 110ºC. d Menimbang cawan tersebut, kemudian mengoven kembali selama 3 jam untuk memperoleh hasil yang konstan kemudian menimbang. Kadar air = W1 - W2 W2 x Keterangan : W1 adalah berat jernang W2 adalah berat jernang setelah di oven c. Kadar kotoran Kadar kotoran ditentukan dengan cara melarutkan jernang dalam toluena. Bahan tak larut dalam toluena tertinggal di kertas saring. Kadar kotoran ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut: a Jernang yang telah dihaluskan ditimbang ± 1 g dan dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml, kemudian dilarutkan dengan toluena sebanyak ± 8 ml. b Jernang diaduk hingga terlarut seluruhnya. c Menuangkan sisa jernang yang tidak larut ke dalam kertas saring. d Gelas piala dibilas dengan toluena hingga bersih kemudian menyaringnya. Kadar kotoran = W1 - W2 W x Keterangan : W adalah berat jernang g W1 adalah kertas saring g W2 adalah berat kertas saring + isi setelah dipanaskan g d. Kadar abu Kadar abu ditentukan dengan mengukur zat mineral bahan organik dalam jernang yang tidak habis terbakar setelah pemanasan 800°C sampai 1000°C. Kadar abu dapat ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut: a Memanaskan oven tanur pada suhu kurang lebih 800 sampai 1000°C. b Cawan petri yang disimpan dalam desikator dari hasil pengukuran kadar air, digunakan untuk pengukuran kadar abu. c Memasukkan cawan tersebut ke dalam tanur selama ± 8 jam. d Oven dibuka setelah ± 12 jam, kemudian mengambil cawan dan dimasukkan ke dalam desikator. e Menimbang berat cawan berisi abu. Kadar abu = W ‐ W W x Keterangan : W adalah berat jernang g W1 adalah berat cawan g W2 adalah berat cawan + abu g e. Titik leleh Titik leleh diukur dengan menggunakan alat melting point. Jernang yang dibuat serbuk halus dilelehkan pada suhu rendah. Titik leleh dapat ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut: a Memasukkan serbuk jernang ke dalam pipa kapiler hingga padat dan dorong serbuk jernang hingga berada pada posisi ditengah pipa kapiler b Melting point dipanaskan pada suhu awal 40ºC. c Pipa kapiler yang berisi jernang diletakkan pada melting point. d Lalu mengamati terus sampai jernang dalam pipa kapiler meleleh seluruhnya, kemudian mencatat suhu tersebut. f. Penentuan warna Warna ditentukan dengan pengamatan secara visual setelah jernang dilarutkan dengan etanol dan dituangkan ke atas kertas putih. Warna dapat ditentukan dengan cara kerja sebagai berikut: a Menimbang ± 1 g jernang yang telah dihaluskan. b Jernang dilarutkan dalam etanol 20 ml di dalam gelas piala dan didiamkan beberapa saat. c Menuangkan secara perlahan-lahan ke atas kertas putih kemudian diangin-anginkan dan diamati. Tabel 2 Spesifikasi persyaratan mutu jernang No Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu super Mutu A Mutu B 1 Kadar resin bb Min. 80 Min.60 Min.25 2 Kadar air bb Maks.6 Maks.8 Maks.10 3 Kadar kotoran bb Maks.14 Maks.39 Maks.50 4 Kadar abu bb Maks.4 Maks.8 Maks.20 5 Titik leleh °C Min.80 Min.80 - 6 Warna - Merah tua Merah muda Merah pudar Sumber : SNI jernang2010

3.5 Pengolahan Data