memar, melindungi permukaan luka bernanah menjadi busuk dan menghilangkan rasa sakit pada luka yang kronis.
c. Dupa Pada masa lalu, jernang digunakan sebagai dupa karena baunya yang
wangi, maka jernang digunakan sebagai pengganti kemenyan sehingga dinamakan “kemenyan merah”. Namun penggunaan jernang sebagai pengganti
kemenyan sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Sumatera, karena orang lebih suka menggunakan kemenyan asli yang harganya lebih murah.
d. Magis Jernang dipercaya sebagai bahan penambah tenaga dalam ritual magis.
Pembakaran jernang pada dupa menyebabkan meningkatnya tingkat magis pada mantra-mantra yang dibacakan, sebagai penambah minyak dan sabun
mandi, dapat juga untuk mengusir setan di sekitar rumah yaitu dengan membakar jernang dan asapnya disebarkan di sekeliling rumah.
e. Jernang digunakan sebagai campuran pembuatan minyak wangi.
2.7 Kandungan Senyawa Kimia
Jernang dimasukkan dalam kelompok resin keras yaitu padatan yang mengkilat, bening atau kusam, rapuh, meleleh bila dipanaskan dan mudah
terbakar dengan mengeluarkan asap dan bau yang khas. Jernang berwarna merah berbentuk amorf, BJ 1,18 sampai dengan 1,20, bilangan asam rendah, bilangan
ester sekitar 140, larut dalam alkohol dan titik cair sekitar 120°C, larut dalam alkohol eter, minyak lemak dan minyak atsiri, sebagian larut dalam kloroform, etil
asetat, petroleum spiritus, karbon disulfida dan tidak larut dalam air Coppen 1995 dalam
Winarni et al. 2005. Menurut Thorpe dan Whiteley 1944 dalam Suwardi et al. 2002,
komponen utama jernang adalah resin alkohol yaitu 50 sampai dengan 60 draco resino-tanol
terutama dalam bentuk benzoat dan ester benzoyl asetat, 2,5 draco alban
dan 11 draco resen. Kadar mineral kurang dari 9. Pada umumnya jernang dipalsukan dengan penambahan gondorukem yang menyebabkan bilangan
asam naik dan bilangan ester turun. Bahan pigmen dari dragon’s blood Indian adalah draco rubin dengan titik leleh 315°C.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah Kerja Penelitian
Studi literatur merupakan input dari penelitian ini. Langkah kerja peneliti yang akan dilakukan meliputi pengambilan data potensi, teknik pemanenan buah
rotan jernang dan membandingkan cara masyarakat dengan cara perebusan disajikan pada Gambar 2. Dari langkah kerja peneliti tersebut diharapkan dapat
meningkatkan produksi dan mutu jernang.
Gambar 2 Diagram alir penelitian. Data penelitian
Pengolahan data potensi jernang di Kabupaten
Sarolangun lapangandata sekunder
Cara pemanenan buah rotan jernang lapangandata primer
Pengambilan data di Dinas
Kehutanan provinsi Jambi
dan LSM Pemetikan buah setelah itu buah
rotan jernang diangin-anginkan
Cara alternatif Cara perebusan
Cara masyarakat yaitu dengan menumbuk buah
rotan jernang
Penetapan rendemen dan Sifat fisiko-kimia
jernang Penetapan rendemen
dan sifat fisiko-kimia jernang
Membandingkan
Upaya peningkatan produksi dan mutu
jernang
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian