Rendemen jernang dengan cara perebusan

memerlukan teknologi yang tinggi dan masyarakat dapat mengerjakannya. Perebusan yang dilakukan bertujuan untuk mencairkan resin yang terdapat di buah rotan jernang. Menurut Suwardi et al. 2003, seluruh bagian buah menghasilkan jernang kecuali biji. Persentase resin yang dihasilkan dari bagian kulit sebesar 50,6 dan daging buah 49,4. Cara perebusan dilakukan dengan menggunakan seluruh bagian buah kecuali biji. Cara perebusan menghasilkan resin tanpa kulit. Selama proses perebusan, jernang akan naik ke permukaan air rebusan. jernang dikumpulkan dalam cawan petri. Jernang tersebut dikeringkan kemudian dihaluskan dan digunakan dalam analisis sifat fisiko-kimia.

5.4.1 Rendemen jernang dengan cara perebusan

Sebelum menghitung rendemen resin yang dihasilkan dari pengolahan buah rotan jernang maka dilakukan pengukuran kadar air buah dahulu. Dalam penelitian ini, rendemen yang dihitung berdasarkan berat buah rotan jernang dalam keadaan Berat Kering Tanur BKT karena kadar air buah rotan jernang berbeda-beda. BKT diperoleh dari perhitungan setelah mengetahui kadar air buah rotan jernang yang digunakan untuk penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen jernang yang diekstraksi dari buah rotan jernang dengan cara masyarakat lebih besar dibandingkan dengan cara perebusan Tabel 5. Rendemen rata-rata cara masyarakat sebesar 7,26, sedangkan cara perebusan 1, 2 dan 3 jam berturut-turut sebesar 3,27, 3,24 dan 3,10. Rendemen jernang cara masyarakat yang dilakukan dalam penelitian ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Waluyo 2008 yang mengekstrak jernang dengan cara penumbukan yaitu 7,42. Tabel 5 Rendemen jernang hasil ekstraksi dengan cara masyarakat dan perebusan Ulangan Rendemen Masyarakat Perebusan 1 jam Perebusan 2 jam Perebusan 3 jam 1 7,95 3,94 2,86 3,14 2 7,47 2,88 3,05 3,07 3 6,36 3,00 3,82 3,09 Rata-rata 7,26 3,27 3,24 3,10 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan ekstraksi jernang dengan cara masyarakat dan cara perebusan 1, 2 dan 3 jam mempengaruhi secara nyata rendemen jernang yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis ragam yang menunjukkan F hit 34,72 F tabel 4,76 yang berarti H 1 diterima yaitu perlakuan cara masyarakat dan perebusan mempengaruhi secara nyata rendemen yang dihasilkan sehingga H ditolak Tabel 6. Tabel 6 Analisis ragam rendemen jernang Sumber ragam Db KT JK F hitung F 5 Perlakuan 3 37,04 12,35 34,72 4,76 Galat 6 2,13 0,36 Total 11 39,56 Keterangan: = nyata pada taraf α 5 Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa cara masyarakat menghasilkan rendemen yang berbeda nyata dengan cara perebusan, namun lama waktu perebusan tidak mempengaruhi rendemennya, dimana perebusan 1, 2 dan 3 jam tidak menghasilkan rendemen yang berbeda nyata Tabel 7. Rendemen jernang cara masyarakat lebih besar dibandingkan cara perebusan. Hal ini diduga karena jernang dari cara masyarakat mengandung kotoran yang lebih banyak. Hal ini dibuktikan dari kadar kotorannya, dimana kadar kotoran jernang yang diekstrak dengan cara masyarakat adalah 32,16, sedangkan jernang yang dihasilkan dari cara perebusan adalah 11,57 − 12,03 Tabel 13. Menurut Waluyo 2008, ekstraksi jernang cara masyarakat kemungkinan besar bagian kulit buah ikut serta, bahkan bila terlalu kuat menumbuk buah rotan jernang akan pecah sehingga jernang bercampur dengan buah rotan jernang yang hancur. Tabel 7 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap rendemen jernang Perlakuan Rata-rata rendemen BKT Masyarakat 7,26 b Perebusan 1 jam 3,27 a Perebusan 2 jam 3,24 a Perebusan 3 jam 3,10 a Keterangan: Huruf a dan a berarti tidak berbeda nyata, sedangkan huruf a dan b berarti berbeda nyata terhadap rendemen pada taraf α 5. Lama perebusan 1 jam menghasilkan rendemen yang tidak berbeda nyata dengan perebusan 2 dan 3 jam. Untuk itu, bila mempertimbangkan waktu dan biaya perebusan, maka perebusan yang dipilih adalah perebusan selama 1 jam. Namun, cara perebusan ini menghasilkan rendemen jernang yang lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini diduga karena dalam proses perebusan resin banyak yang menempel di dinding gelas piala dan pembatas yang terbuat dari saringan kawat nyamuk sehingga resin yang diambil tidak optimal walaupun sebagian besar resin naik ke permukaan air rebusan. Untuk itu perlu dikembangkan alat perebusan yang dapat meningkatkan rendemen jernang.

5.4.2 Analisis sifat fisiko-kimia jernang