Upah Sektor Tersier Pembahasan Model Dugaan 1. Angkatan Kerja Jakarta

Koefisien determinasi R 2 adalah 0.6035 berarti 60.35 persen variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0016, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa. Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya peubah produk domestik regional bruto sub sektor jasa PDBJR dan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa tahun lalu PTJ1 yang berbeda nyata dengan nol pada taraf α 1 – 20 persen. Respon peubah endogen PTJ terhadap peubah PDBJR,UPJRR dan PTJ1 adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berarti peubah endogen tidak memberikan respon yang kuat terhadap perubahan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa.

6.2.3. Upah Sektor Tersier

Pendugaan terhadap tingkat upah sektor tersier dilakukan terhadap masing-masing keempat sub sektor yakni sub sektor perdagangan, sub sektor angkutan, sub sektor perbankkan, dan sub sektor jasa. Pembahasan upah masing-masing sub sektor adalah seperti berikut ini.

6.2.3.1. Upah Sub sektor Perdagangan

Tingkat upah sub sektor perdagangan dihipotesiskan dipengaruhi oleh tingkat Upah Minimum Regional Jakarta UMRJR, angkatan kerja Jakarta, jumlah penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan, dan peubah tingkat upah sub sektor perdagangan tahun sebelumnya. Hasil pendugaan terhadap persamaan tingkat upah sub sektor perdagangan dapat dilihat pada Tabel 17. Tingkat upah sub sektor perdagangan UPPR berhubungan positif dengan Upah Minimum Regional Jakarta UMRJR, penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan PTP, dan upah sub sektor perdaganggan tahun sebelumnya UPPR1. Sebaliknya UPPR berhubungan negatif dengan angkatan kerja Jakarta AKJ. Tanda parameter dugaan semua peubah penjelas sesuai dengan harapan. Tabel 17. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Tingkat Upah Sub sektor Perdagangan, Tahun 1985-2004 No Peubah Penjelas Parameter Dugaan Prob. T Taraf nyata Elastisitas SR ElastisitasL R 6 UPPR Intersep 20.718406 UMRJR 0.560311 0.0003 A 0.67 0.98 AKJ -0.017323 0.5468 - -0.26 -0.39 PTP 0.045127 0.4887 - 0.20 0.29 UPPR1 0.317594 0.0955 A 0.31 R 2 = 0.9431 ; Adj. R = 0.9279 ; Prob. F = 0.0001 Keterangan : A = berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10 Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika UMRJR dinaikan sebesar 10 satuan maka akan meningkatkan upah sub sektor perdagangan sebesar 5.60 satuan per tahun. Peningkatan angkatan kerja Jakarta sebesar 10 satuan akan menurunkan upah sub sektor perdagangan sebesar 0.17 satuan per tahun. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan sebesar 10 satuan akan meningkatkan upah sub sektor tersebut sebesar 0.45 satuan. Peningkatan upah sub sektor perdagangan tahun sebelumnya sebesar 10 satuan meningkatkan upah tahun berjalan sebesar 3.17 satuan. Hasil-hasil pendugaan memperlihatkan bahwa peubah UMRJR memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembentukan upah sub sektor perdagangan dibandingkan dengan peubah lainnya. Jika dilihat dari kekuatan sisi penawaran dan permintaan tenaga kerja dalam mendorong kenaikan upah sub sektor perdagangan, maka hasil pendugaan menunjukkan bahwa penambahan penawaran tenaga kerja hanya menurunkan upah sub sektor tersebut dalam persentase lebih kecil yakni 0.17 persen. Sedangkan kenaikan penyerapan tenaga kerja akan mendorong kenaikan upah sebesar 0.45 satuan. Ini menunjukkan upah lebih besar berpotensi meningkat akibat kenaikan permintaan tenaga kerja dibanding penurunan upah l akibat bertambahnya angkatan kerja. Fakta di Jakarta menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu upah cenderung terus meningkat. Koefisien determinasi R 2 adalah 0.9431 berarti 94.31 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi upah sub sektor perdagangan. Hasil uji t menunjukkan bahwa semua peubah penjelas berbeda nyata dengan nol pada taraf α 1 – 10 persen. Respon peubah endogen UPPR terhadap semua peubah penjelas adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berarti peubah endogen tidak memberikan respon yang kuat terhadap perubahn peubah-peubah penjelas.

6.2.3.2. Upah Sub-Sektor Angkutan

Tingkat upah sub sektor angkutan dipengaruhi oleh tingkat upah minimum regional Jakarta UMRJR, angkatan kerja Jakarta tahun sebelumnya AKJ1, selisih penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tahun berjalan dengan penyerapan tenaga kerja sub sector angkutan tahun sebelumnya, dan trend waktu dimana diasumsikan dari tahun ke tahun terjadi kenaikan tingkat upah pada sub sektor angkutan. Hasil pendugaan terhadap persamaan tingkat upah sub sektor angkutan dapat dilihat pada Tabel 18. Tingkat upah sub sektor angkutan UPAR berhubungan positif dengan upah minimum regional Jakarta UMRJR dan selisih penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tahun berjalan dengan penyerapan tenaga kerja sub sector angkutan tahun sebelumnya PTA1. Sebaliknya UPAR berhubungan negatif dengan angkatan kerja Jakarta tahun sebelumnya AKJ1. Tanda parameter dugaan semua peubah penjelas sesuai dengan harapan. Tabel 18. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Tingkat Upah Sub sektor Angkutan, Tahun 1985-2004 No Peubah Penjelas Parameter Dugaan Prob. t Taraf nyata Elastisitas SR ElastisitasL R 7 UPAR Intersep 41.486697 UMRJR 1.286362 0.0001 A 1.26 - AKJ1 -0.033532 0.4787 - -0.41 - PTAR 0.590925 0.1554 B -0.02 - T 0.478731 0.9349 - 0.02 - R 2 = 0.7856 ; Adj. R = 0.7285 ; Prob. F = 0.0001 Keterangan : A = berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10 . B = berpengaruh nyata pada taraf α 11 – 20 . Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika UMRJR dinaikan sebesar 10 satuan maka akan meningkatkan upah sub sektor angkutan sebesar 12.86 satuan per tahun. Apabila angkatan kerja Jakarta di tingkatkan sebesar 10 satuan akan mengakibatkan terjadi penurunan upah sub sektor angkutan sebesar 0.33 satuan. Peubah penjelas UMRJR dan PTA1 berbeda nyata dengan nol. Hasil ini menunjukkan bahwa peubah utama yang mempengaruhi perubahan upah pada sub sektor angkutan adalah fluktuasi UMR Jakarta. Sesuai hasil pendugaan di atas, upah sub sektor angkutan cenderung meningkat lebih cepat jika UMRJR mengalami peningkatan. Sebaliknya, fluktuasi upah sub sektor tersebut tidak terpengaruh oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja sub sektor angkutan. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi upah sub sektor angkutan lebih dominan ditentukan kebijakan kenaikan upah minimum regional oleh pemerintah UMR. Koefisien determinasi R 2 adalah 0.7856 berarti 78.56 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi upah sub sektor angkutan. Hasil uji t menunjukkan bahwa peubah UMRJR dan PTAR yang berbeda nyata dengan nol pada taraf α 1 – 30 persen. Respon peubah endogen upah sub sektor angkutan UPAR terhadap peubah UMRJR adalah elastis dalam jangka pendek. Berarti upah sub sektor angkutan UPAR memberikan respon terhadap peningkatan upah minimum regional Jakarta UMRJR.

6.2.3.3. Upah Sub sektor Perbankkan

Tingkat upah sub sektor perbankkan di pengaruhi oleh besar tingkat upah minimum regional Jakarta UMRJR, angkatan kerja Jakarta tahun sebelumnya AKJ1, selisih penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan tahun berjalan dengan penyerapan tenaga kerja tahun sebelumnya, dan tingkat upah sub sektor perbankkan tahun sebelumnya. Hasil pendugaan persamaan tingkat upah sub sektor perbankkan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilihat pada Tabel 19. Tingkat upah sub sektor perbankkan UPBR berhubungan positif dengan upah minimum regional UMRJR, selisih penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan tahun berjalan dengan penyerapan tenaga kerja tahun sebelumnya PTB1, dan tingkat upah sub sektor perbankkan tahun sebelumnya UPBR1. Sebaliknya UPBR berhubungan negatif dengan angkatan kerja Jakarta tahun sebelumnya AKJ1. Tanda parameter dugaan semua peubah penjelas sesuai dengan harapan. Tabel 19. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Upah Sub sektor Perbankkan, Tahun 1985-2004 No Peubah Penjelas Parameter Dugaan Prob. T Taraf nyata Elastisitas SR Elastisitas LR 8 UPBR Intersep 0.839569 UMRJR 1.245644 0.0005 A 0.90 1.10 AKJ1 -0.008431 0.5614 - -0.07 -0.09 PTBR 0.069979 0.6637 - 0.00 0.00 UPBR1 0.182042 0.3123 - 0.18 - R 2 = 0.8121 ; Adj. R = 0.7621 ; Prob. F = 0.0001 Keterangan : A = berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10 Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika UMRJR dinaikan sebesar 10 satuan maka akan meningkatkan upah sub sektor perbankkan sebesar 12.45 satuan per tahun. Peningkatan angkatan kerja Jakarta tahun sebelumnya sebesar 10 satuan akan menurunkan upah sub sektor perbankkan sebesar 0.08 satuan per tahun. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan sebesar 10 satuan akan meningkatan upah sub sektor tersebut sebesar 0.69 satuan per tahun. Peningkatan upah sub sektor perbankkan tahun sebelumnya sebesar 10 satuan akan meningkatkan upah tahun berjalan sebesar 1.82 satuan. Namun peubah-peubah AKJ1, PTBR dan UPBR1 tidak berbeda nyata dengan peubah endogennya. Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa variabel UMRJR memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan upah sub sektor perbankkan dibandingkan dengan peubah-peubah lainnya. Ada hubngan yang cukup kuat antara perkembangan tingkat upah tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Sedangkan pada sisi pasar tenaga kerja, faktor penawaran dan permintaan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap fluktuasi upah sub sektor perbankkan. Semua hasil ini menunjukkan fluktuasi upah pada sub sektor perbankkan tergantung sepenuhnya pada perubahan terhadap UMRJR yang dilakukan pemerintah. Koefisien determinasi R 2 adalah 0.8965 berarti 89.65 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi upah riil sub sektor perbankkan. Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya peubah UMRJR dan PTB1 berbeda nyata dengan nol pada taraf α 1 – 10 persen. Respon peubah endogen UPBR terhadap semua peubah penjelas dalam jangka pendek adalah inelastis. Namun dalam jangka panjang, UPBR bersifat elastis terhadap peubah UMRJR, hal ini menunjukan bahwa upah minimum regional Jakarta sangat berpengaruh terhadap upah sub sector perbankkan.

6.2.3.4. Upah Sub sektor Jasa

Tingkat upah sub sektor jasa dipengaruhi oleh tingkat upah minimum regional Jakarta tahun lalu UMRJR1, angkatan kerja Jakarta, penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa, dan peubah dummy krisis ekonomi. Diasumsikan pada saat krisis ekonomi, tingkat upar sub sektor jasa terus mengalami peningkatan. Hasil pendugaan terhadap persamaan tingkat upah sub sektor jasa dapat dilihat pada Tabel 20. Tingkat upah sub sektor jasa UPJR berhubungan positif dengan peubah penjelasnya masing-masing upah minimum regional Jakarta tahun sebelumnya UMRJR1, penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa PTJ, dan dummy krisis ekonomi DM. Sebaliknya UPJR berhubungan negatif dengan peubah angkatan kerja Jakarta AKJ. Tanda parameter dugaan semua peubah penjelas sesuai dengan harapan. Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Tingkat Upah Sub sektor Jasa, Tahun 1985-2004 No Peubah Penjelas Parameter Dugaan Prob. t Taraf nyata Elastisitas SR Elastisitas LR 9 UPJR Intersep 132.950391 UMRJR1 0.385092 0.0059 A 0.49 -0.01 AKJ -0.029107 0.2383 C -0.49 0.01 PTJ 0.044062 0.0435 A 0.22 0.00 DM 51.073515 0.0643 A 0.12 R 2 = 0.8121 ; Adj. R = 0.7621 ; Prob. F = 0.0003 Keterangan : A = berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10 C = berpengaruh nyata pada taraf α 21 – 30 . Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika UMRJR1 dinaikan sebesar 10 satuan maka akan meningkatkan upah sub sektor jasa sebesar 3.8 satuan per tahun. Peningkatan angkatan kerja Jakarta sebesar 10 satuan akan menurunkan tingkat upah di sub sektor jasa sebesar 0.29 satuan. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa tahun sebelumnya sebesar 10 satuan akan meningkatkan upah sub sektor tersebut sebesar 0.44 satuan. Peubah UMRJR tahun sebelumnya memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan upah riil sub sektor jasa dibanding peubah-peubah lainnya. Faktor penawaran dan permintaan pada pasar tenaga kerja sub sektor jasa kurang berperanan dalam menentukan tingkat upah pada sub sektor tersebut. Koefisien determinasi R 2 adalah 0.8121 berarti 81.21 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0003, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi upah riil sub sektor jasa. Hasil uji t menunjukkan bahwa semua peubah penjelas berbeda nyata dengan nol pada taraf α 1 – 30 persen. Respon peubah endogen UPJR terhadap peubah-peubah penjelas adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

6.2.4. Upah Minimum Regional Jakarta

Dokumen yang terkait

Tingkat Upah dan Produktivitas Tenaga Kerja Propinsi DKI Jakarta

0 10 195

Penelitian Terhadap Tingkat Tenaga Kerja di Pemerintah DKI

0 13 203

Identifikasi dan Peran Sektor Ungggulan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi DKI Jakarta

2 12 93

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU.

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-201

0 2 16

METODE PENELITIAN PENGARUH TINGKAT ABSENSI KERJA DAN PENGELUARAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN FURNITURE CV. ERA DI SURAKARTA.

1 6 20

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKANDAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 13