restoran, yaitu 6.96 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih yaitu 5.66 persen.
Sementara itu, sektor lainya masing–masing menunjukkan pertumbuhan sebagai berikut: Sektor bangunan tumbuh 4.42 persen sektor industri
pengolahan tumbuh 5.74 persen, sektor jasa tumbuh 4.65 persen, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusaaan 4.17 persen. Sektor primer pun
menunjukkan kinerja yang kurang baik, hal ini terlihat pertumbuhannya menurun menjadi -1.27 persen.
Ditinjau dari pertumbuhan masing-masing kelompok sektor terlihat bahwa pada tahun 1985 seluruh kelompok sektor mengalami pertumbuhan yang
menurun. Sejak tahun 1994, pertumbuhan sektor primer selalu menunjukkan angka yang kurang menggembirakan. Pertumbuhan setiap tahunya hampir selalu
dibawa nol persen minus, kecuali di tahun 1997 dan 1999. Setelah meningkat pada tahun 1999 sebesar 11.33 persen, Akan tetapi sektor ini kembali
mengalami penurunan sebesar – 0.96 persen tahun 2000. Sektor tersier merupakan kelompok sektor dengan pertumbuhan tertinggi.
Pada tahun 1998 dan 1999 sektor ini menunjukan adanya penurunan sebesar minus 12.39 persen dan pada tahun 1999 sebesar minus 0.98 persen akan
tetapi pada tahun 2000 mengalami peningkatan yang besar hingga mencapai 4.48 persen Tabel 1 .
5.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sub sektor Perdagangan
Sebagai sektor andalan DKI Jakarta, kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pembentukan PDRB DKI Jakarta mencapai 23.25 persen
pada tahun 2003, akan tetapi pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 20.07 persen.
Bila dilihat lebih rinci sub sektor yang mengalami penurunan adalah sub sektor perdagangan dari 17.78 persen menjadi 14.97 persen pada tahun 2004.
Sedangkan sub sektor restoran mengalami sedikit peningkatan yaitu sub sektor hotel yaitu dari 0.88 persen pada tahun 2003 menjadi 1.12 persen pada tahun
2004. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2004 secara keseluruhan sebesar 6.96 persen, angka ini lebih baik dibanding tahun 2003 dan
2002 yang tumbuh sekitar 5.07 dan 5.04 persen Tabel 6 Tabel 6. Distribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Menurut Sub Sektor,
Tahun 1999-2004 persen
Sub sektor Tahun
1999 2000
2001 2002
2003 2004
1. Perdagangan 18.23 19.55
18.55 18.44
17.78 14.97 2. Hotel
0.87 0.44
0.88 0.88
0.88 1.12
3. Restoran 4.34
4.21 4.58
4.35 4.59
3.98
Sumber: BPS 2005
5.2.2. Pertumbuhan Ekonomi Sub Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi sebagai sektor pendorong setiap aktifitas ekonomi memiliki peranan penting. Sub sektor pengangkutan memiliki
peran sebagai jasa pelayanan bagi mobiltas perekonomian, sementara sub sektor komunikasi menjadikan dunia tanpa batas.
Sebagai sektor penunjang sektor angkutan dan komunikasi memiliki sumbangan terhadap pembentukan PDRB DKI Jakarta sebesar 8.43 persen
pada tahun 2003. Sumbangan ini sedikit meningkata bila dibandingkan tahun 2002 sebesar 7.91 persen. Akan tetapi pada tahun 2004 sektor ini mengalami
penurunan sebesar 7.54 persen. Sektor angkutan dan komunikasi pada tahun 2003 tumbuh sebesar 5.79
persen bila dibandingkan tahun 2002 yang tumbuh 5.69 persen. Peningkatan
pertumbuhan ini didoraong oleh pertumbuhan sub sektor angkutan sebesar 4.59 persen dan sub sektor komunikasi sebesar 8.26 persen.
Pertumbuhan sub sektor angkutan didukung oleh seluruh sub sektor angkutan kecuali angkutan rel yang turun negatif sebesar 15.02 persen. Kinerja
angkutan rel dalam tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan akibat pengguna jasa kereta api banyak berpindah mengunakan jasa angkutan udara. Sementara
sub sektor komunikasi didukung pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8.19 persen serta jasa penunjang komunikasi sebesar 10.06 persen.
5.2.3. Pertumbuhan Ekonomi Sub Sektor Perbankkan, Keuangan,
Persewaan dan Jasa
DKI Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi di Indonesia membuat perputaran keuangan berpusat di DKI
Jakarta Sebagai sektor andalan kedua setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan menyumbang
sebesar 22.58 persen terhadap pembentukan PDRB DKI Jakarta tahun 2003. Kontribusi terbesar dalam sektor ini adalah sub sektor bank yang mampu
menyumbang sebesar 13.19 persen dalam pembentukan PDRB. Sementara sub sektor lainya menyumbang dibawah 5 persen. Pada tahun 2003 pertumbuhan
sub sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 4.75 persen. Pertumbuhan ini lebih tinbggi dibandingkan tahun 2002 sebesar 3.68 persen
akan tetapi pada tahun 2004 pertumbuhan ini juga mengalami penurunan yaitu sebesar 4.17 persen. Bahkan bila ditinjau menurut sub sektor seluruhnya
mengalami peningkatan pertubuhan dengan perteumbuhan tertinggi dicapai oleh oleh sub sektor lembaga keuangan tanpa bank dan jasa keuangan sebesar 6.33
persen. Selanjutnya sub sektor jasa perusahan sebesar 5.01 persen disusul oleh sub sektor sewa bangunan dan sub sektor bank masing –masing sebesar 4.89
persen dan 4.29 persen Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Sektor Perbankkan, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Menurut Sub Sektor, Tahun 1999-2004
persen Sub sektor
Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004
1.Bank 13.45 14.54
13.24 13.37
13.19 18.55
2.Keuangan 1.23
1.00 1.22
1.46 1.45
2.94 3.Sewa 3.11
3.66 3.54
3.89 3.67
5.12 4.Jasa 2.55
3.58 4.00
4.16 4.37
5.22
Sumber: BPS 2005
5.2.4. Pertumbuhan Ekonomi Sub Sektor Jasa