Pendapatan Daerah Spesifikasi Model

4.1.7. Pendapatan Daerah

Pertumbuhan pendapatan nasional akan lebih cepat meningkat jika penyerapan tenaga kerja meningkat dari pada jika jumlah tenaga kerja yang meningkat. Seperti halnya pendapatan nasional, pendapatan daerah menunjukkan bahwa dari sisi penawaran, peningkatan penyerapan tenaga kerja akan meningkatkan pendapatan regional Dalam penelitian ini, data mengenai investasi didekati dengan jumlah aset yang dimiliki pada setiap sektor. Oleh karena itu investasi pada pendapatan daerah meliputi PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri dan PMA Penanaman Modal Asing. Pendapatan daerah dianalisis secara sektoral dipengaruhi oleh penyerapan tenaga kerja sektoral, investasi sektoral dan pengeluaran pembangunan sektoral dan lag endogenusnya maka bentuk persamanya sebagai berikut: PDBPR t = o + o 1 PTP t + o 2 IP t-1 + o 3 EXPR t-1 + o 4 PDBPR t-1 + U 15 … 35 PDBAR 1 = p + p 1 PTA t + p 2 IA-IA t-1 + p 3 EXAR t + p 4 PDBAR t-1 + U 16 36 PDBBR t = q +q 1 PTB-PTB t-1 +q 2 IB-IB t-1 + q 3 EXBR t-1 +q 4 T + q 5 PDRBB t-1 +U 17 .................................................................................... 37 PDRBJ t = r +r 1 PTJ t-1 + r 2 IJ-IJ t-1 + r 3 EXJR t + r 4 T + r 5 PDRBA t-1 + U 18 .................................................................................. 38 PDRBT t = PDRBP t + PDRBA t + PDRBB t + PDRBJ t ........................... 39 Parameter dugaan adalah: o ,o 1 , o 2 , o 3 ,p ,p 1 ,p 2 ,p 3 , q 1 ,q 2 ,q 3 ,r ,r 1 ,r 2 ,r 3 0; 0o 4 ,p 4 ,q 4 , r 4 1 dimana; PDBPR t = produk domestik regional bruto sub sektor perdagangan Provinsi DKI Jakarta tahun ke-t milyar rupiah PDBAR t = produk domestik regional bruto sub sektor angkutan Provinsi DKI Jakarta tahun ke-t milyar rupiah PDBBR t = produk domestik regional bruto sub sektor perbankkan Provinsi DKI Jakarta tahun ke-t milyar rupiah PDBJR t = produk domestik regional bruto sub sektor jasa Provinsi DKI Jakarta tahun ke-t milyar rupiah EXPR t-1 = pengeluaran pembangunan Provinsi DKI Jakarta sub sektor perdagangan tahun lalu milyar rupiah EXAR t = pengeluaran pembangunan Provinsi DKI Jakarta sub sektor angkutan tahun ke-t milyar rupiah EXBR t-1 = pengeluaran pembangunan Provinsi DKI Jakarta sub sektor perbankkan tahun lalu milyar rupiah EXJR t = pengeluaran pembangunan Provinsi DKI Jakarta sub sektor jasa tahun ke-t milyar rupiah PDRBT t = total produk domestik regional bruto sektor tersier tahun ke-t milyar rupiah IP t-1 = investasi sub sektor perdagangan tahun lalu milyar rupiah IA t-1 = investasi sub sektor angkutan tahun lalu milyar rupiah IB t-1 = investasi sub sektor perbangkan tahun lalu milyar rupiah IJ t-1 = investasi sub sektor jasa tahun lalu milyar rupiah 4.2. Identifikasi Model Identifikasi model merupakan suatu masalah perumusan model dari pada pendugaan atau penilaian model Koutsoyiannis,1977. Model Ekonometrik dalam bentuk simultan dikatakan lengkap apabilah jumlah Current endogenous sama dengan jumlah persamaan. Untuk mengidentifikasi model, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, antara lain: a. Jumlah Current endogenous variables dalam model G, b. Jumlah Current endogenous variables terdapat pada setiap persamaan g, c. Jumlah predetermined variables dalam model K, d. Jumlah predetermined variables yang terdapat pada setiap persamaan k . Berdasarkan order condition, suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah peubah yang tercakup dalam persamaan lebih besar atau sama dengan jumlah seluruh peubah endogen dikurangi satu. Rumus identifikasi persamaan struktural berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis, 1977 adalah sebagai berikut: G - g + K – k G - 1 atau K – k g – 1 Jika: 1. K – M = G – 1 maka persamaan dalam model dikatakan exactly identified 2. K – M G – 1 maka persamaan dalam model dikatakan unidentified 3. K – M G – 1 maka persaman dalam model dikatakan over identified Model pasar tenaga kerja sektor tersier terdiri dari 18 persamaan struktural dan 5 persamaan identitas. Model terdiri dari 23 peubah current endogenous, 13 peubah lag endogenous dan 16 peubah exogenous, sehinga ada 29 peubah predetermine. Mengikuti prosedur order condition, maka dapat diketahui hasil identifikasi model adalah over identified. Dengan kata lain , setiap persamaan dalam model yang disusun adalah teridentifikasi berlebih.

4.3. Metode Pendugaan Model

Dokumen yang terkait

Tingkat Upah dan Produktivitas Tenaga Kerja Propinsi DKI Jakarta

0 10 195

Penelitian Terhadap Tingkat Tenaga Kerja di Pemerintah DKI

0 13 203

Identifikasi dan Peran Sektor Ungggulan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi DKI Jakarta

2 12 93

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU.

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-201

0 2 16

METODE PENELITIAN PENGARUH TINGKAT ABSENSI KERJA DAN PENGELUARAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN FURNITURE CV. ERA DI SURAKARTA.

1 6 20

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKANDAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 13