penduduk produktif sebesar 10 satuan akan meningkatkan angkatan kerja sebesar 4.82 satuan. Peningkatan jumlah angkatan kerja tahun sebelumnya
sebesar 10 satuan hanya meningkatkan jumlah angkatan kerja tahun berjalan sebesar 3.43 satuan. Selama terjadi krisis ekonomi jumlah angkatan kerja
Jakarta meningkat sebanyak 457 743 orang. Secara keseluruhan hasil di atas menunjukkan bahwa tingkat UMR memberikan kontribusi cukup besar kepada
pembentukan angkatan kerja Jakarta dibanding jumlah penduduk produktif. Koefisien determinasi R
2
adalah 0.9480 berarti 94.80 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan
dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi angkatan
kerja Jakarta. Hasil uji t menunjukkan semua peubah penjelas berbeda nyata dengan nol pada taraf
α 1 – 30 persen, kecuali peubah jumlah penduduk tidak produktif.
Berdasarkan nilai elastisitas, respon peubah endogen AKJ terhadap semua peubah-peubah penjelas dalam jangka pendek adalah inelastis yakni
tidak memberikan respon yang kuat terhadap perubahan peubah-peubah penjelas tersebut. Namun dalam jangka panjang, peubah jumlah penduduk
responsif elastis terhadap perubahan peubah angkatan kerja.
6.2.2. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Tersier
Penyerapan tenaga kerja merupakan sisi permintaan dalam pasar tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja sektor tersier dalam penelitian ini mencakup
empat sub sektor yakni masing-masing sub sektor perdagangan, sub sektor angkutan, sub sektor perbankkan, dan sub sektor jasa. Berikut ini dibahas
tingkat penyerapan tenaga kerja untuk masing-masing sub sektor.
6.2.2.1. Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Perdagangan
Penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan dihipotesiskan dipengaruhi oleh tingkat selisih upah sub sektor perdagangan, produk domestik
regional bruto sub sektor perdagangan tahun sebelumnya, dan trend waktu, dan penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan tahun sebelumnya.
Diasumsikan sesuai trend waktu, penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan meningkat dari waktu ke waktu. Hasil pendugaan terhadap
persamaan penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Perdagangan, Tahun 1985-2004
No Peubah
Penjelas Parameter
Dugaan Prob. t
Taraf nyata
Elastisitas SR
ElastisitasL R
2 PTP Intersep
231.309356
UPPRR
-0.686497 0.2478
C -0.01 -0.02
PDBPR1
0.00970 0.3097 -
0.11 0.31
T
3.71474 0.7425 -
0.04 0.11
PTP1
0.640707 0.0056 A 0.62
- R
2
= 0.9516 ; Adj. R = 0.9387 ; Prob. F = 0.0001
Keterangan : A
= berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10
C = berpengaruh nyata pada taraf
α 21 – 30 .
Penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan PTP berhubungan positif dengan peubah Produk Domestik Regional Bruto Sub sektor Perdagangan
tahun sebelumnya PDBPR1, trend waktu T, dan penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan tahun sebelumnya PTP1. Sebaliknya PTP berhubungan
negatif dengan peubah tingkat pertambahan upah sub sektor perdagangan UPPR. Semua tanda parameter dugaan sesuai dengan harapan. Peubah
PDBPR1 dan trend waktu tidak nyata mempengaruhi peubah endogennya.
Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika tingkat pertambahan upah sub sektor perdagangan ditingkatkan sebesar 10 satuan, akan
menurunkan penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut sebesar 6.87 satuan per tahun. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan tahun
sebelumnya sebesar 10 satuan, akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut tahun berjalan sebesar 6.41 satuan per tahun.
Dapat dilihat bahwa peubah yang memberikan kontribusi paling besar terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di sub sektor perdagangan
adalah peubah penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut tahun sebelumnya. Peubah upah sub sektor tersebut juga memberikan kontribusi yang besar pada
peubah endogennya. Namun kontribusi tersebut bersifat menekan peningkatan penyerapan tenaga kerja yang terjadi. Peubah PDRB sub sektor perdagangan
sebagai peubah utama yang diduga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut, ternyata tidak
memberikan kontribusi apapun. Koefisien determinasi R
2
adalah 0.9516 berarti 95.16 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan
dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi penyerapan
tenaga kerja sub sektor perdagangan. Hasil uji t menunjukkan bahwa peubah UPPRR dan PTP1 berbeda nyata
dengan nol pada taraf α 1 – 30 pesen. Respon peubah endogen penyerapan
tenaga kerja sub sektor perdagangan terhadap semua peubah penjelas adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ini
menindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja sub sektor perdagangan tidak berpengaruh terhadap peubah-peubah eksogen.
6.2.2.2. Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Angkutan
Penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan dipengaruhi oleh tingkat upah sub sektor angkutan, produk domestik regional bruto sub sektor angkutan,
dummy krisis ekonomi, dan peubah penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tahun sebelumnya. Hasil pendugaan terhadap persamaan penyerapan
tenaga kerja sub sektor angkutan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penyerapan Tenaga Kerja
Sub sektor Angkutan, Tahun 1985-2004
No Peubah
Penjelas Parameter
Dugaan Prob. t
Taraf nyata
Elastisitas SR
Elastisitas LR
3
PTA Intersep
10.244024 UPARR
-0.03464 0.5765
-
0.00 0.00
PDBAR 0.014838
0.0845 A
0.00 0.00
DM -10.300525
0.6038 -
-0.02 -0.08
PTA1 0.702722
0.0008 A
0.67 R
2
= 0.9516 ; Adj. R = 0.9314 ; Prob. F = 0.0001
Keterangan : A = berpengaruh nyata pada taraf
α 1 – 10
Penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan PTA berhubungan positif dengan produk domestik regional bruto sub sektor angkutan PDBAR, dan
penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tahun sebelumnya PTA1. Sebaliknya PTA berhubungan negatif dengan tingkat upah sub sektor angkutan
UPAR dan peubah dummy krisis ekonomi DM. Semua tanda parameter dugaan sesuai dengan harapan.
Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika tingkat upah sub sektor angkutan dinaikan sebesar 10 satuan maka akan menurunkan penyerapan
tenaga kerja sub sektor tersebut sebesar 0.3 satuan per tahun. Peningkatan PDRB sub sektor angkutan sebesar 10 satuan akan meningkatan penyerapan
tenaga kerja sub sektor tersebut sebesar 0.14 satuan per tahun. Peningkatan
penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tahun sebelumnya sebesar 10 satuan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja tahun berjalan sebesar
7.0 satuan. Selama terjadi krisis ekonomi penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan menurun sebanyak 103 800 orang.
Sesuai hasil di atas, penyerapan tenaga kerja pada tahun sebelumnya memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembentukan penyerapan tenaga
kerja pada sub sektor tersebut dibandingkan dengan peubah lainnya. Artinya, perkembangan jumlah penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut tahun
sebelumnya memberikan kontribusi lebih besar terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja tahun berjalan. Peubah PDRB memberikan kontribusi yang kecil
terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja sub sektor bersangkutan. Pada sisi lain, tekanan penurunan penyerapan tenaga kerja akibat kenaikan upah juga
relatif kecil. Ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan tidak menurun dalam jumlah besar jika tingkat upah sub sektor
dimaksud meningkat. Koefisien determinasi R
2
adalah 0.9363 berarti 93.63 satuan variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan dalam
persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi penyerapan tenaga
kerja sub sektor angkutan. Hasil uji t menunjukkan semua peubah penjelas berbeda nyata dengan nol pada taraf
α 1 – 10 persen. Respon peubah endogen PTA terhadap semua peubah penjelas dalam
jangka pendek adalah inelastis yakni tidak memberikan respon yang kuat terhadap perubahan peubah-peubah penjelas. Namun dalam jangka panjang,
PTA bersifat elastis terhadap perubahan PDRB sub sektor angkutan. Ini
menindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja sub sektor angkutan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB sub sektor angkutan
6.2.2.3. Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Perbankkan
Penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan dipengaruhi oleh tingkat upah sub sektor perbankkan, produk domestik regional bruto sub sektor
perbankkan, dummy krisis ekonomi dan penyerapan tenaga kerja pada sub sektor perbankkan tahun lalu. Hasil pendugaan terhadap persamaan penyerapan
tenaga kerja sub sektor perbankkan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penyerapan Tenaga Kerja
Sub sektor Perbankkan, Tahun 1985-2004 No
Peubah Penjelas
Parameter Dugaan
Prob. T Taraf
Nyata Elastisitas
SR ElastisitasL
R 4 PTB
Intersep 99.142957
UPBRR -0.114889
0.5064 - 0.01
0.01 PDBBRR
0.001385 0.7251
- 0.01 0.01
DM 110.443696
0.0004 A 0.35 0.35
PTB1 0.011631
0.9529 - 0.01
R
2
= 0.8792 ; Adj. R = 0.8469 ; Prob. F = 0.0001
Keterangan : A
= berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10
Penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan PTB, Produk Domestik Regional Bruto Sub sektor Perbankkan PDBBR, dan dummy krisis ekonomi
DM berhubungan positif. Sebaliknya PTB berhubungan negatif dengan tingkat upah sub sektor perbankkan UPBR. Semua tanda parameter dugaan
sesuai dengan harapan. Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika tingkat upah sub sektor
perbankkan dinaikan sebesar 10 satuan maka akan menurunkan penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut sebesar 1.14 satuan per tahun. Peningkatan
PDRB sub sektor perbankkan sebesar 10 satuan akan meningkatan penyerapan
tenaga kerja sub sektor tersebut sebesar 0.01 satuan per tahun. Dilihat dari dummy krisis ekonomi DM, penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan
setelah krisis ekonomi mengalami peningkatan hal ini terlihat dari tingkat penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan menjadi 110.443 orang.
Kenaikan upah sub sektor perbankkan dapat hanya menurunkan penyerapan tenaga kerja sub sektor tersebut dengan persentase 1.14 persen.
Jumlah ini relatif masih kecil, ini berarti terbuka kemungkinan penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan tetap bergerak naik meskipun upah juga bergerak
naik. Koefisien determinasi R
2
adalah 0.7913 berarti 79.13 persen variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan
dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0001, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi penyerapan
tenaga kerja sub sektor perbankkan. Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya dummy krisis ekonomi yang berbeda nyata dengan nol pada taraf
α 1 – 10 persen.
Respon peubah endogen penyerapan tenaga kerja sub sektor perbankkan PTB terhadap semua peubah penjelas adalah inelastis, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
6.2.2.4. Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Jasa
Penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa dipengaruhi oleh tingkat upah sub sektor jasa, produk domestic regional bruto provinsi DKI Jakarta , dan
penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa tahun sebelumnya. Hasil pendugaan terhadap persamaan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penyerapan Tenaga Kerja Sub sektor Jasa, Tahun 1985-2004
No Peubah
Penjelas Parameter
Dugaan Prob. t Taraf nyata
Elastisitas SR
ElastisitasL R
5
PTJ Intersep
290.785799 UPJRR
-1.542373 0.5121
-
0.01 0.02
PDBJR 0.059236
0.0697 A
0.30 0.53
PTJ1 0.432409
0.1158 B
0.41 0.72 R
2
= 0.6035 ; Adj. R = 0.5292 ; Prob. F = 0.0016
Keterangan : A
= berpengaruh nyata pada taraf α 1 – 10 .
B = berpengaruh nyata pada taraf
α 11 – 20 .
Penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa PTJ berhubungan positif dengan peubah penjelas, produk domestiki regional bruto sub sektor jasa
PDBJR, dan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa tahun sebelumnya PTJ1. Sebaliknya, PTJ berhubungan negatif dengan tingkat upah sub sektor
jasa UPJRR. Tanda parameter dugaan semua peubah penjelas sesuai dengan harapan. Peubah produk domestik regional bruto sub sektor jasa provinsi
DKI Jakarta PDBJR dan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa PTJ berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa.
Hasil pendugaan di atas menunjukkan bahwa jika produk domestik regional bruto provinsi DKI Jakarta dinaikan sebesar 10 satuan maka akan
meningkatkan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa sebesar 0.59 satuan per tahun. Apabila upah sub sektor jasa di naikan sebesar 10 satuan, maka hal ini
akan berakibat terhadap penurunan tingkat upah sebesar Rp 15.423. Dari semua peubah yang dimasukkan ke dalam persamaan di atas, satu-satunya yang
memberikan kontribusi terbesar pada peubah endogen adalah penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa tahun lalu. Meskipun tingkat upah setiap tahunnya
terus meningkat namun kenaikan upah tersebut tidak berkontribusi menurunkan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa.
Koefisien determinasi R
2
adalah 0.6035 berarti 60.35 persen variasi peubah endogen dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas yang dimasukan
dalam persamaan tersebut. Nilai probabilitas F adalah sebesar 0.0016, berarti peubah penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi penyerapan
tenaga kerja sub sektor jasa. Hasil uji t menunjukkan bahwa hanya peubah produk domestik regional bruto sub sektor jasa PDBJR dan penyerapan tenaga
kerja sub sektor jasa tahun lalu PTJ1 yang berbeda nyata dengan nol pada taraf
α 1 – 20 persen. Respon peubah endogen PTJ terhadap peubah PDBJR,UPJRR dan PTJ1 adalah inelastis baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Berarti peubah endogen tidak memberikan respon yang kuat terhadap perubahan penyerapan tenaga kerja sub sektor jasa.
6.2.3. Upah Sektor Tersier