Analisis Strategi Pemasaran a. Analisis Lingkungan Internal
adanya jaminan kontinuitas dana, maka hal ini merupakan hal yang sia-sia, karena tidak ada juga jaminan untuk kemajuan
nelayan. Dengan adanya jaminan kepastian aliran dana, maka nelayan juga akan semakin percaya dan mantap untuk
memanfaatkan fasilitasproduk LKM Swamitra Mina. iii. Adanya sistem bagi hasil antara pengelola dengan penerima dana
Dari keuntungan bersih yang diperoleh setiap akhir tahun dibagikan kepada anggota dihitung pershare. Bertujuan sebagai
antisipasi dari penawaran pinjaman yang dilakukan rentenir dan dapat merangsang masyarakat nelayan untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk disimpan di LKM Swamitra Mina.
iv. Penyediaan fasilitas dan kebutuhan nelayan oleh LKM Swamitra Mina yang merupakan bukti nyata dari kepedulian LKM
Swamitra Mina terhadap kebutuhan dan kemajuan nelayan, serta perbaikan ekonomi masyarakat nelayan.
v. Pemberian reward kepada nelayan dengan performa baik. Hal ini
merupakan kegiatan promosi yang menarik bagi nelayan di Kabupaten Cirebon, sehingga dengan adanya sistem reward
tersebut, nelayan akan semakin terpacu untuk bekerja dengan giat, sehingga terjadi peningkatan kinerja dalam hal pelunasan
pinjaman. vi.
Adanya program pengentasan kemiskinan. Secara periodik LKM Swamitra Mina bekerjasama dengan
BUKOPIN meluncurkan dana murah yang diperuntukan untuk nelayan dengan permodalan terbatas, yaitu pinjaman dengan
tingkat bunga paling murah dengan rerata tingkat bunga 4,5 per tahun.
2 Kelemahan
i. Sistem pemasaran tidak dilakukan secara sporadis, tetapi hanya berita dari mulut ke mulutketok tular.
ii. SDM kurang handal terutama dalam hal mengelola keuangan di LKM Swamitra Mina. Uang yang sudah mengendap hanya sebagai
deposito saja dan tidak dirotasikan kembali, padahal uang tersebut
berpotensi untuk disalurkan melalui SBI, Deposit on Call DOC.
iii. Produk LKM hanya berupa produk simpan pinjam, sedangkan kebutuhan dari masyarakat cukup beragam antara lain perlunya
pemberian bantuan secara fisik, misalnya pemberian jaring untuk
menangkap ikan. iv. Pencatatan keuangan dilakukan secara sederhana
Pembukuan dan laporan keuangan masih dilakukan stand alone, dan masih terdapat registrasi cash flow dilakukan secara manual,
meskipun telah tersedia perangkat v. Hal ini kadangkala menyebabkan kesulitan dalam pengurusan
administrasi peminjaman dan pelunasan, sehingga pengurusannya membutuhkan waktu lama yang menyebabkan nelayan kadang
enggan dan lebih memilih jalan pintas untuk mendapatkan pinjaman walaupun kadang berisiko tinggi.
vi. Pembinaan hanya diberikan kepada nelayan perwakilan yang mengakibatkan adanya perbedaan pengetahuan dan ketrampilan,
karena apa yang disampaikan oleh LKM terhadap nelayan perwakilan biasanya tidak sama dengan apa yang diberikan
nelayan perwakilan tersebut kepada anggota kelompok yang lain akibat hilangnya beberapa informasi.
vii. Bantuan sebagian besar diberikan kepada nelayan-nelayan yang dikenal oleh pengelola, sehingga dari kejadian ini, timbul persepsi
ketidakadilan dan juga terjadi ketimpangan antara nelayan pemanfaat dan non-pemanfaat terutama dari segi ekonomi.