7. Persepsi nasabah
terhadap peran LKM maupun Non LKM
Seperti dana hibah, sehingga pengembalian
lambat. Nilai cukup 2 Tingkat pengembalian
bagus. Nilai cukup 2.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pemahaman pengurus LKM dengan non LKM berbeda. Pada LKM Swamitra Mina sudah terbentuk
sikap untuk mengembangkan LKM menjadi lembaga perekonomian bankable
, sedangkan pemahaman pengurus non LKM masih memandang dana yang diperoleh merupakan hibah, sehingga belum
tumbuh sikap kemandirian untuk mengembangkan lembaga tersebut. Hal ini juga dipengaruhi tingkat pendidikan pengurus. Pengurus LKM
Swamitra Mina memiliki pengurus yang telah mengecam pendidikan mulai dari SMA hingga perguruan tinggi S3, sehingga tidak dapat
dielakkan bahwa pengetahuan dan pengalaman nya dapat mempengaruhi cara pandang dan cara pengelolaan terhadap lembaga
masing-masing termasuk sistem administrasi LKM Swamitra Mina yang meskipun masih dilakukan secara sederhana namun lebih efektif
dan terstruktur dengan baik. Cara pandang pengurus dan kekonsistenan pengurus LKM, secara tidak langsung mampu mengedukasi nasabah,
terutama dalam hal persepsinya terhadap peran LKM.
c. Kapasitas kelompok pemanfaat.
Kapasitas individu maupun kelompok peminjam sesuai dengan kondisi yang ada di LKM Swamitra Mina, seperti dimuat pada Tabel
11.
Tabel 11. Indikator kapasitas pemanfaat
No Indikator Non
LKM LKM
1. Adanya manajemen dan
administrasi keuangan Usaha Ekonomi Produktif
UEP yang dilaksanakan. KMP sudah
melaksanankan manajemen secara
sederhana. Nilai cukup 2.
Nasabah perorangan cenderung belum
melaksanakan keuangan secara baik. Nilai Baik
3.
2. Penguasaan teknis UEP
yang dilaksanakan. Strategi usaha
masing-masing KMP masih stabil. Nilai
cukup 2. Usaha nasabah
kecenderungan meningkat, tetapi tidak
terlalu nyata dalam penambahan volume
produksi. Nilai Cukup 2.
3. Ekstensifikasi dan
diversifikasi jenis UEP. Volume usaha
kecenderungan masih stabil. Nilai
cukup 2. Volume usaha bervariasi
ada yang meningkat dan ada yang stabil. Nilai
Cukup 2.
4. Perubahan pendapatan dan
bertambahnya nilai manfaat.
Perubahan pendapatan
cenderung meningkat 40 dari
sebelumnya. Nilai cukup 2.
Menunjukkan adanya peningkatan pendapatan
70 dan tabungan meningkat. Nilai baik 3.
5. Transformasi dan replikasi
UEP bagi kelompokindividu non
pemanfaat. KMP cenderung
tidak terjadi perluasan.
Kelompok masih tetap sama dari awal
sampai sekarang. Nilai cukup 2.
Kecenderungan nasabah terus meningkat dan
terjadi transformasi nasabah dengan
masyarakat non nasabah. Nilai Baik 3.
Dari Tabel 11 dapat dilihat adanya kecenderungan mengindikasikan kondisi positif dari kelompok maupun individu pemanfaat dana dari LKM
Swamitra Mina terutama dari sisi proses penetapan jenis yang difasilitasi program PEMP, dan kesesuaian kriteria penerimaan Dana Ekonomi
Produktif DEP. Peubah penting lainnya pada indikator kapasitas pemanfaat terkait dengan pelaksanaan UEP dan pengelolaan DEP adalah
tingkat keterampilan pemanfaat dalam memilih, menjalankan dan mengembangkan UEP. Keberhasilan UEP yang dilaksanakan oleh
masyarakat pemanfaat dapat dilihat dari sisi manfaat ekonomi, status keberlanjutan, manajemen usaha yang efektif dan pengadministrasian
Kusnadi dkk, 2006. Ketiga indikator tersebut menunjukkan kelebihan dan kekurangan
masing-masing kelembagaan. Indikator kelembagaan menunjukkan bahwa non LKM mempunyai nilai cukup rataan 2,5 sedangkan LKM sudah baik
rataan 3. Indikator pengelolaan organisasi menunjukkan bahwa non LKM mempunyai nilai cukup rataan 2,3 dan LKM sudah baik rataan 2,6 tapi
masih perlu pembenahan. Indikator kapasitas pemanfaat menunjukkan bahwa non LKM mempunyai nilai cukup rataan 2 dan LKM mempunyai
nilai baik rataan 2,6 tapi masih perlu pembenahan. Data perhitungan terdapat pada Lampiran 2.
2. Analisis rasio keuangan non LKM dan LKM.