Kelembagaan non LKM dan LKM Koperasi LEPP-M3

keterwakilan nelayan dari semua unsur sudah terpenuhi termasuk adanya peran wanita, sedangkan pada non-LKM lebih didominasi oleh kaum tua dan tokoh masyarakat. Hasil analisis kelembagaan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Indikator kelembagaan koperasi No Indikator Non LKM LKM 1. Pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi tupoksi dalam pelaksanaan program. Pemahaman pengurus terhadap tupoksi sudah berjalan dengan baik sesuai PEDUM PEMP 2003. Jumlah pengurus ada 7 orang. Nilai Baik 3 Pemahaman pengurus terhadap tupoksi sudah berjalan dengan baik PEDUM PEMP 2004-2006 dan ketentuan Bank Bukopin. Jumlah pengurus ada 17 orang. Nilai Baik 3. 2. Terlaksananya tupoksi lembaga. Manajemen internal dan fungsi supervisi belum berjalan maksimal. Nilai Cukup 2 Manajerial dikelola secara profesional. Nasabah perorangan berhak mengajukan kredit. Nilai Baik 3 3. Status organisasi pengelola program. Status lembaga merupakan bentukan masyarakat. Sampai tahun 2004 belum berbadan hukum. Baru tahun 2005 mulai berbentuk koperasi. Nilai Baik 3. Status Lembaga dari awal tahun 2004 sudah berbadan hukum. Nilai Baik 3. 4. Berjalannya mekanisme pembentukan dan pemilihan pengurus. Pembentukan pengurus dan pemilihan dilakukan secara transparan dengan melibatkan tokoh masyarakat. Nilai Baik 3. Pembentukan pengurus dan pemilihan dilakukan secara transparan dengan melibatkan tokoh masyarakat. Nilai Baik 3 5. Komposisi pengurus mencerminkan keterwakilan unsur- unsur masyarakat Keterwakilan didominasi kaum tua dan tokoh masyarakat. Nilai Baik 3. Keterwakilan nelayan dari segala unsur sudah terpenuhi. Nilai Baik 3. 6. Komposisi pengurus mencerminkan keseimbangan gender. Keterwakilan perempuan dalam pengurus tidak ada. Pengurus berjumlah 7 orang. Nilai Buruk 1. Keterwakilan perempuan dalam pengurus sudah 30. Perempuan berjumlah 6 orang. Nilai Baik 3. Sumber : Laporan Keuangan LKM Swamitra Mina Kecamatan Gebang tahun 2004-2005 data diolah kembali

b. Pengelolaan non LKM dan LKM.

Hasil perbandingan mengenai pengelolaan LKM Swamitra Mina dibandingkan dengan non-LKM disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Indikator pengelolaan LKM dan non LKM No Indikator Non LKM LKM 1. Pemahaman pengurus LKM dan non LKM terhadap program dan gambaran tugasnya. Pemahaman masih terfokus pada dana hibah dari pemerintah. Nilai Cukup 2 Telah terbentuk sikap dalam rangka mendorong perekonomian melalui lembaga keuangan yang bankable . Nilai Baik 3 2. Pengurus tetappermanen LKM dan Non LKM dengan kualifikasi dan kompetensi yang relevan dengan bidang tugasnya. Pengurus masih bergantung pada tokoh tradisional. Nilai Cukup 2 Pengurus terdiri dari SMA 3, D1 2, D3 3, S1 6, S2 2 dan S3 1. Nilai Baik 3 3. Berjalannya sistem dan mekanisme organisasi. Sistem dan mekanisme organisasi belum berjalan secara kondusif. Nilai Cukup 2 Menunjukkan kecenderungan kondusif dan efektifnya pelaksanaan manajemen. Nilai Baik 3 4. Adanya neraca keuangan LKM dan Non LKM secara periodik. Pengadminstrasian dan pendokumentasian belum berjalan rapi. Nilai cukup 2 Sudah terjadi efektivitas dan konsistensi pengadministrasian. Nilai Baik 3 5. Mutu portofolio LKM dan Non LKM. Mutu fortofolio berjalan stagnant dan lambat. Nilai Cukup 2 Kecenderungan membaik dan kondusifnya status perkembangan cash flow dan neraca laba rugi. Nilai Baik 3 6. Produktivitas dan efisiensi LKM dan Non LKM Kondisi keuangan cenderung stagnan Pertambahan modal lambat. Nilai Cukup 2. Menunjukkan kondisi keuangan yang baik perfom. Nilai cukup 2. 7. Persepsi nasabah terhadap peran LKM maupun Non LKM Seperti dana hibah, sehingga pengembalian lambat. Nilai cukup 2 Tingkat pengembalian bagus. Nilai cukup 2. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pemahaman pengurus LKM dengan non LKM berbeda. Pada LKM Swamitra Mina sudah terbentuk sikap untuk mengembangkan LKM menjadi lembaga perekonomian bankable , sedangkan pemahaman pengurus non LKM masih memandang dana yang diperoleh merupakan hibah, sehingga belum tumbuh sikap kemandirian untuk mengembangkan lembaga tersebut. Hal ini juga dipengaruhi tingkat pendidikan pengurus. Pengurus LKM Swamitra Mina memiliki pengurus yang telah mengecam pendidikan mulai dari SMA hingga perguruan tinggi S3, sehingga tidak dapat dielakkan bahwa pengetahuan dan pengalaman nya dapat mempengaruhi cara pandang dan cara pengelolaan terhadap lembaga masing-masing termasuk sistem administrasi LKM Swamitra Mina yang meskipun masih dilakukan secara sederhana namun lebih efektif dan terstruktur dengan baik. Cara pandang pengurus dan kekonsistenan pengurus LKM, secara tidak langsung mampu mengedukasi nasabah, terutama dalam hal persepsinya terhadap peran LKM.

c. Kapasitas kelompok pemanfaat.

Kapasitas individu maupun kelompok peminjam sesuai dengan kondisi yang ada di LKM Swamitra Mina, seperti dimuat pada Tabel 11. Tabel 11. Indikator kapasitas pemanfaat No Indikator Non LKM LKM 1. Adanya manajemen dan administrasi keuangan Usaha Ekonomi Produktif UEP yang dilaksanakan. KMP sudah melaksanankan manajemen secara sederhana. Nilai cukup 2. Nasabah perorangan cenderung belum melaksanakan keuangan secara baik. Nilai Baik 3. 2. Penguasaan teknis UEP yang dilaksanakan. Strategi usaha masing-masing KMP masih stabil. Nilai cukup 2. Usaha nasabah kecenderungan meningkat, tetapi tidak terlalu nyata dalam penambahan volume produksi. Nilai Cukup 2.