9 2. Pendekatan objek kerja
Objek kerja yang dimaksud adalah objek yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaan. Metode ini dipergunakan untuk jabatan yang
beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Sebagai contoh; dokter melayani pasien, maka objek kerja jabatan dokter
adalah pasien. Banyaknya volume pekerjaan dokter tersebut dipengaruhi oleh banyaknya pasien. Pendekatan melalui metode ini memerlukan
informasi tentang wujud objek kerja dan satuannya, jumlah beban kerja yang tercermin dari banyaknya objek yang harus dilayani serta
standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja. 3. Pendekatan peralatan kerja
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam bekerja. Metode ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung
pada peralatan kerjanya. Sebagai contoh adalah pengemudi, maka beban kerjanya bergantung pada kebutuhan operasional kendaraan yang
harus dikemudikan. Informasi yang diperlukan dalam metode ini adalah satuan alat kerja, jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat
kerja, jumlah alat kerja yang dioperasikan, dan rasio jumlah pegawai per jabatan per alat kerja RPK.
4. Pendekatan tugas per tugas jabatan Metode ini adalah untuk menghitung kebutuhan pegawai pada jabatan
yang hasil kerjanya beragam. Hasil beragam artinya hasil kerja dalam jabatan tersebut banyak jenisnya, seperti yang terdapat pada pekerjaan
pengadministrasian umum. Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metode ini adalah uraian tugas beserta jumlah beban
untuk setiap tugas, waktu penyelesaian tugas, dan jumlah waktu kerja efektif per hari rata-rata.
2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Novera 2010, menyatakan bahwa rata-rata karyawan administrasi akademik dan kemahasiswaan IPB menggunakan sebesar 33.55 waktu
produktif mereka untuk mengerjakan kegiatan yang tidak produktif.
10 Jenis kegiatan pribadi, rata-rata karyawan menghabiskan sebanyak 67.31
menit atau 1.12 jam. Jumlah kebutuhan karyawan untuk pekerjaan administrasi akademik dan kemahasiswaan IPB berdasarkan beban kerja
yaitu rata-rata sebanyak satu orang di setiap unit tata usaha. Lituhayu 2008, menyatakan bahwa permasalahan beban kerja yang
terjadi pada karyawan PT. Lerindo Internasional antara lain jumlah karyawan yang masih belum cukup untuk menangani pekerjaan yang ada
khususnya pada divisi operation, sales, dan HRD, kurangnya pelatihan bagi karyawan serta beban kerja karyawan yang belum sesuai. Berdasarkan
hasil analisis persepsi beban kerja pada penelitian tersebut, terdapat perbedaan beban kerja pada masing-masing divisi. Divisi support memiliki
total beban kerja yang paling rendah daripada divisi lainnya, dan divisi operation memiliki total beban kerja yang paling tinggi daripada divisi
lainnya. Jumlah karyawan efisien pada divisi finance dan accounting sebesar tujuh orang, divisi HRD sebesar enam orang, divisi operation sebesar
sepuluh orang, divisi sales sebesar sepuluh orang dan divisi support sebesar lima orang.
Setyawan 2008, menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi di Seksi MDF yaitu jam kerja yang kurang diperhatikan, peralatan yang
sering dipinjam oleh unit lain sehingga menghambat pekerjaan Seksi MDF, tugas dari manajemen terkadang disampaikan bersamaan dengan target kerja
yang tinggi, dan masalah teknis seperti rak utama yang sudah terlalu penuh dengan kabel. Berdasarkan penilaian beban kerja diperoleh beban kerja riil
Seksi MDF sebesar 2125.76 jam per orang per tahun. Angka tersebut adalah 117 dari waktu efektif karyawan selama satu tahun. Hal tersebut
mengindikasikan terjadinya over capacity pada karyawan. Keadaan tersebut harus diatasi dengan menambah jumlah karyawan untuk mengerjakan
kelebihan beban kerja tersebut. Jumlah karyawan efisien berdasarkan perhitungan adalah sejumlah sembilan orang.
11
III. METODE PENELITIAN