Tabel 3. Posisi keputusan Skor Rataan
Keterangan
1,0-1,8 Sangat Tidak Setuju
1,8-2,6 Tidak Setuju
2,6-3,4 Cukup Setuju
3,4-4,2 Setuju
4,2-5,0 Sangat Setuju
Posisi keputusan berdasarkan Tabel 3. jika diinterpretasikan adalah sebagai berikut : Jika nila x yang dihasilkan berada dalam rentang 1,0 sampai
1,8, maka sistem kompensasi yang diterepkan sangat kurang sesuai dengan harapan karyawan. Nilai x yang dihasilkan berada dalam rentang 1,8 sampai
2,6 maka sistem kompensasi yang diterapkan kurang sesuai dengan harapan karyawan. Nilai x yang dihasilkan berada dalam rentang 2,6 sampai 3,4,
maka sistem kompensasi yang diterapkan cukup sesuai dengan harapan karyawan. Nilai x yang dihasilkan berada dalam rentang 3,4 sampai 4,2,
maka sistem kompensasi yang diterapkan sesuai dengan harapan karyawan. Nilai x yang dihasilkan berada dalam rentang 4,2 sampai 5,0, maka sistem
kompensasi yang diterapkan sangat sesuai dengan harapan karyawan. Nilai x merupakan perkalian antara bobot dengan banyaknya jawaban yang dipilih
responden, kemudian dibagi dengan jumlah total responden.
3.4.1 Uji Korelasi Rank Spearman
Analasis yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara sistem kompensasi dengan kinerja karyawan menggunakan metode uji
korelasi Rank Spearman. Apabila mempunyai dua buah variabel X dan Y yang kedua-keduanya memiliki tingkat pengukuran ordinal maka koefisien
korelasi yang dapat dipergunakan adalah koefisien korelasi Spearman atau Spearman’s Coeffient of Rank Correlation. Angka indek korelasi
Spearman dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut Siegel and N. Castellen, dalam Muhidin dan Abdurahman, 2007 sebagai berikut :
……………………. 6
Dimana : ρ = koefisien korelasi rank spearman
n = banyaknya ukuran sampel = Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x dengan rank variabel y
Penggunaan rumus untuk mencari koefisien korelasi Spearman, apabila kurang dari 20 skor-skor pada sebuah kelompok peringkatnya
sama. Bila lebih dari 20 , maka rumus koreksian harus digunakan. Rumus koreksian tersebut adalah :
…………………………….. 7 Dimana :
……………………. 8 ………………………. 9
d = Selisih dari rank variabel x dengan rank variabel y t = Banyak anggota kembar pada suatu perkembaran
Bila data besar, yaitu lebih dari 30, prosesnya tidak dapat mengunakan cara diatas, tetapi menggunakan distribusi normal standar z dengan statistik
hitung Umar, 2004 yaitu : ……………………………… 10
Nilai korelasi r
s
diambil dari hasil hitung di atas. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95 karena dapat digunakan
dalam penelitian sosial atau pendidikan, ketentuannya adalah : Z
hitung
Z
tabel
maka tolak Ho Z
hitung
Z
tabel
maka terima Ho Untuk pengujian Hipotesisnya adalah :
Ho = tidak terdapat hubungan antara sistem kompensasi dengan kinerja karyawan
H
1
= Terdapat hubungan antara sistem kompensasi dengan kinerja karyawan Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ± 1,00 artinya
paling tinggi ± 1,00 dan paling rendah 0. Perhatikan tanda plus minus ± pada angka Indeks Korelasi. Tanda plus minus pada Angka Indeks Korelasi
ini fungsinya hanya untuk menunjukkan arah korelasi, jadi bukan sebagai aljabar. Apabila angka indek korelasi bertanda plus + maka korelasi
tersebut positif dan arah korelasi satu arah, sedangkan apabila angka indek korelasi bertanda minus -, maka korelasi tersebut negatif dan arah korelasi
berlawanan arah, serta apabila angka indek korelasi sama dengan 0, maka hal ini menunjukkan tidak ada korelasi Muhidin dan Abdurahman, 2007.
Tabel 4.Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
No Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 1
0,00 – 0,199 Sangat rendah
2 0,20 – 0,399
Rendah 3
0,40 – 0,599 Sedang
4 0,60 – 0,799
Kuat 5
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono 2007
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah SEAMEO BIOTROP Bogor
Southeast Asian Ministers of Education Organization SEAMEO atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara merupakan
lembaga antar pemerintah intergovermental body yang didirikan pada tanggal 30 November 1965 untuk mendorong kerjasama antar bangsa-bangsa
Asia Tenggara melalui kegiatan pendidikan, sains dan budaya. Negara anggota SEAMEO antara lain adalah Brunei Darussalam, Cambodia,
Indonesia, Laos PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, dan Vietnam. Selain itu SEAMEO juga memiliki anggota luar biasa
associates members antara lain: Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda, New Zealand, dan Norwegia.
Secara organisasi, pembuat kebijakan tertinggi dari SEAMEO SEAMEO’s highest policymaking body adalah SEAMEO Council
SEAMEC yang anggotanya terdiri dari para Menteri Pendidikan MinistersSecretaries of Education negara anggota. SEAMEO memiliki
pusat-pusat reggional regional center yang bekerja dalam bidang: biologi tropika, sejarah dan tradisi, inovasi dan teknologi pendidikan, matematika
dan sains, studi pascasarjana dan penelitian dalam pertanian, pendidikan terbuka dan jarak jauh, kedokteran tropis dan kesehatan masyarakat,
pendidikan kejuruan dan teknik. SEAMEO BIOTROP adalah salah pusat regional yang bernaung di
bawah Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Asia Tenggara. yang didirikan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Mentri-Mentri Pendidikan
Asia Tenggara ketiga 3
rd
SEAMEO Confrence yang berlangsung di Singapura pada tanggal 6-9 Februari 1968, dengan nama awal Regional
Centre for Training, Research and Post-Graduate Study in Tropical Biology. Pembentukannya didasarkan pada rekomendasi Feasibility Team and A Task
Force yang ditunjuk pada tahun 1967 dalam mempertimbangkan empat usulan yang diajukan oleh Indonesia pada 2
rd
SEAMEO Conference yang