h. Meningkatkan Efisiensi Administrasi Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk
dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan
sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
2.1.2 Jenis-jenis Kompensasi
Menurut Pangabean 2004, Kompensasi karyawan merujuk kepada semua bentuk bayaran atau imbalan bagi karyawan dan berasal
dari pekerjaan mereka, dan memiliki dua komponen utama pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan
bonus, dan pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan
keuangan seperti asuransi dan liburan yang dibayar oleh pengusaha.
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial.
Kompensasi finansial ada yang langsung dan ada yang tidak langsung, sedangkan kompensasi non-finansial dapat berupa berupa pekerjaan dan
lingkungan pekerjaan. 1. Kompensasi keuangan langsung terdiri atas gaji upah, dan insentif
komisi dan bonus. Sedangkan kompensasi keuangan tidak langsung dapat berupa berbagam macam fasilitas dan tunjangan.
a. Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan, atau
mingguan. b. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan
kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak
seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah.
c. Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
2. Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua
karyawan dalam
usaha meningkatkan
kesejahteraan para
karyawaan. Contohnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan
bantuan perumahan. 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Kompensasi
Menurut Siagian 2007, bukanlah merupakan suatu pernyataan klise apabila dikatakan bahwa sistem imbalan harus di dasarkan pada
serangkaian prinsip ilmiah dan metode yang serasional mungkin. Akan tetapi merupakan kebenaran pula bahwa dapat tidaknya suatu sistem di
terapkan tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Berarti dalam mencari dan menetapkan suatu imbalan, faktor-faktor
tersebut tidak bisa tidak harus diperhitungkan. Berbagai faktor tersbut diidentifikasikan dan dibahas berikut ini.
1 Tingkat upah dan gaji yang berlaku. Melalui survei pelbagai sistem upah dan gaji yang
diterapkan oleh berbagai organisasi dalam suatu wilayah kerja tertentu, diketahui tingkat upah dan gaji yang berlaku umum itu
tidak bisa diterapkan begitu saja oleh suatu organisasi tertentu. Kebiasaan tersebut masih harus dikaitkan dengan berbagai faktor
lain. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan ialah langka tidaknya tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus tertentu dan sangat dibutuhkan oleh organisasi yang bersangkutan. Dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa situasi
kelangkaan. 2 Tuntutan serikat pekerja.
Serikat pekerja berperan dalam mengajukan tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat upah yang
berlaku. Tuntutan serikat kerja itu dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Peranan dan tuntutan serikat pekerja ini perlu
diperhitungkan sebab apabila tidak, bukanlah suatu mustahil bahwa para pekerja akan melancarkan berbagai kegiatan sendiri,
seperti dalam usaha memperlambat produksi, ingkat kemangkiran
yang tinggi, dan bentuknya yang paling gawat melancarkan pemogokan.
3 Produktivitas Agar mampu mencapai tujuan dan berbagai sasarannya,
suatu organisasi memerlukan tenaga kerja yang produktif. Apabila para pekerja merasa bahwa mereka tidak memperoleh imbalan
yang wajar, sangat mungkin motivasi mereka akan rendah. Apabila demikian halnya, organisasi tidak akan mampu membayar upah
dan gaji yang oleh para pekerja dianggap wajar. Berarti kedua belah pihak-manajemen dan para pekerja-perlu sama-sama
menyadari kaitan yang sangat erat antara tingkat upah dan gaji dengan tingkat produktivitas kerja.
4 Kebijaksanaan oraganisasi mengenai upah dan gaji Kebijakasanaan suatu organisasi mengenai upah dan gaji
bagi para karyawannya tercermin pada jumlah uang yang dibawa pulang oleh para karyawan tersebut. Berarti bukan hanya gaji
pokok yang penting, seperti tunjangan jabatan, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan transportasi, bantuan pengobatan,
bonus, tunjangan kemahalan dan lainnya. Bahkan juga
kebijaksanaan tentang kenaikan gaji berkala perlu mendapat perhatian.
5 Peraturan perundang-undangan. Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan
dan oleh karenanya berbagai segi kehidupan kekayaan pun diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat
upah minimum,
upah lembur,
mempekerjakan wanita,
mempekerjakan anak di bawah umur, keselamatan kerja, hak cuti, jumlah jam kerja dalam seminggu, hak bersikat dan laing
sebagainya. Jelas bahwa suatu sistem imbalan yang baik tidak bisa dilihat hanya dari satu kepentingan saja, misalnya kepentingan
organisasi pemakai tenaga kerja saja atau kepentingan para
karyawan saja, akan tetapi kepentingan dari berbagi pihak yang turut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.
2.1.4. Asas Kompensasi