Teknik Pengambilan Sampel Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1.

147 147 Banjarnegara. Sehubungan dengan tingkat prestasi dan fasilitas Sekolah Dasar di Kecamatan Pejawaran yang sangat hiterogen, maka dalam penelitian ini diambil sub-populasi dengan hanya siswa-siswa SD Inti sebagai populasi, yaitu SDN 2 Karangsari, SDN Giritirta, SDN Penusupan, SDN 1 Ratamba, SDN 1 Gembol dan SDN 1 Sedengok. Hal ini dilakukan sebab: 1 perbedaan antara SD Inti dengan SD Imbas sangat mencolok baik dilihat dari kelengkapan guru maupun fasilitas sekolah, sehingga jika pengambilan sampel nanti dilakukan secara random akan tidak fair jika terjadi pembandingan antara SD Inti dengan SD Imbas, 2 tingkat persaingan antar SD Inti dalam berbagai even lomba di tingkat kecamatan relatif seimbang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian Hadari Nawawi, 1998: 144. Menurut Sutrisno Hadi 2000: 222, kelompok kecil yang diambil dari populasi, kemudian diteliti dinamakan sampel. Pada penelitian ini penarikan sampel menggunakan teknik multistage Random Sampling-Cluster dimana populasi terlebih dahulu dipilih berdasarkan kelompok umur, yaitu siswa kelas V untuk semua SD Inti, yaitu SDN 2 Karangsari, SDN Giritirta, SDN Penusupan, SDN 1 Ratamba, SDN 1 Gembol dan SDN 1 Sedengok. Kemudian ditentukan 3 sekolah yang dipilih secara acak. Dari 3 sekolah tersebut 1 sekolah untuk pelaksanaan uji coba instrumen, sedang yang 2 sekolah akan diberi tindakan dengan pendekatan PAKEM dan pendekatan konvensional. Sekolah yang diterapkan pendekatan PAKEM sebagai kelompok eksperiman, sedangkan sekolah yang diterapkan pendekatan Konvensional sebagai kelompok kontrol. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 148 148

a. Memilih sekolah dengan menggunakan random sampling.

Agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran dari sekolah yang diteliti, maka pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 2 sekolah dengan masing-masing sekolah diambil 1 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling acak dengan cara undian dari 6 sekolah yang terambil sebagai populasi. Dari masing-masing sekolah tersebut ditentukan kelompok siswa yang akan diteliti yaitu kelas V cluster sampling. Untuk mengetahui homogenitas antara kedua sekolah tersebut, sebelum pelaksanaan eksperimen, dilakukan uji homogenitas lebih dahulu dengan dasar nilai hasil lomba mata pelajaran tahun pelajaran 20062007. Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan rumus : F = terkecil terbesar 2 2 s s Keterangan: s 2 = varian terbesar s 2 = varian terkecil Sudjana, 2002: 250 Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikansi 5, jika F hitung F tabel maka sampel berasal dari populasi yang homogen. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian selanjutnya dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui kedua kelas dari kedua sekolah tersebut, ada kesetaraankesejajaran atau tidak. Untuk mengetahui kesetaraan kedua sampel dilakukan dengan uji kesetaraan lebih dahulu, dengan mendasarkan pada nilai hasil lomba mata pelajaran tahun pelajaran 20062007. Perhitungan uji kesetaraan adalah menggunakan rumus: 149 149 t-tes = 2 2 2 1 2 1 2 1 N S N S X X + - Sudjana, 2002: 241 Keterangan : X 1 = rerata data awal kelompok sampel pertama. X 2 = rerata data awal kelompok sampel kedua. S 1 2 = kuadrat standart deviasi data awal kelompok sampel pertama. S 2 2 = kuadrat standart deviasi data awal kelompok sampel kedua. N 1 = jumlah subyek data awal sampel kelompok pertama N 2 = jumlah subyek data awal sampel kelompok kedua Hasil perhitungan t-tes dibandingkan dengan tabel pada taraf signifikasi 5, dengan derajad kebebasan dk = N 1 – 1N 2 – 1. Jika t hitung t tabel maka tidak ada perbedaan antara kedua sampel. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan tabel harga distribusi F pada taraf signifikan 5 dengan dk pembilang = N –1 = 39 dan dk penyebut = N – 1 = 39, diperoleh F tabel = 1,71 dan F hitung =1,090, dengan demikian F hitung F tabel. . Hasil uji kesetaraan kedua sampel dengan tabel pada taraf signifikasi 5, dengan derajad kebebasan dk = N 1 – 1N 2 – 1, diperoleh t hitung = 150 150 0,553, sedangkan t tabel = 1,67, dengan demikian t hitung t tabel . perhitungan selengkapnya pada lampiran 1 Kesimpulannya tidak ada perbedaan antara kedua sampel, dengan demikian sampel berasal dari populasi yang bersifat homogen dan setara. Dengan kata lain siswa SDN Gembol dan SDN 1 Ratamba kabupaten Banjarnegara tidak ada perbedaan yang signifikan, sehingga dapat digunakan sebagai sampel penelitian.

b. Memilih tingkat kelas yang digunakan purposive sampling.

Siswa-siswi kelas V dipilih sebagai sampel, dengan pertimbangan bahwa kelas V, sudah mampu beradaptasi dalam belajar dengan baik, sehingga perlu diberikan variasi pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran, agar siswa tidak mengalami kejenuhan, dan guru ada referensi pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Selain itu semua cabang lomba di tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten dilakukan oleh siswa-siswi kelas V.

c. Menentukan kelompok eksperimen.

Untuk menentukan kelompok eksperimen, dilakukan secara cluster random sampling dengan cara undian dari dua sekolah yang akan diteliti. Hasilnya siswa kelas V SDN 1 Ratamba sebanyak 40 orang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAKEM sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SDN Gembol sebanyak 40 orang diberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan konvensional sebagai kelompok kontrol. Pada tahap ini terpilih SDN 1 Ratamba dan SDN Gembol sebagai sampel pada penelitian ini. Secara kebetulan kedua sekolah ini memiliki kemiripan, terutama kualitas guru dan karakter siswa dan kebetulan secara geografis letaknya berdekatan, jaraknya lebih kurang 2 km. 151 151

D. Teknik Pengumpulan data