94
guru. Dalam pendekatan konvensional kurang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan jalan bertanya,
mempertanyakan gagasan sendiri maupun gagasan orang lain. Kesempatan untuk memecahkan masalah masih terbatas dengan menggunakan teknik atau rumus
yang telah diajarkan oleh guru. Siswa kurang dapat berekspresi dengan menemukan sendiri dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian dengan menggunakan pendekatan konvensional siswa kurang banyak mendapatkan kesempatan untuk membuat keputusan mengenai proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas diduga ada perbedaan pengaruh yang signifikan
antara penggunaan pendekatan PAKEM dan pendekatan konvensional terhadap kemandirian belajar siswa. Dimungkinkan pendekatan PAKEM mempunyai
pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa.
2. Perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa.
Motivasi merupakan prasyarat penting terjadinya belajar mandiri. Sebagaimana pendapat para ahli seperti Corno dan Garrison dalam Abdullah
2001:1 bahwa Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting untuk memulai dan memelihara usaha belajar. Motivasi menuntun
dalam mengambil keputusan untuk melakukan sebuah tindakan, dan kemauan menopang kehendak untuk menyelami dan menekuni kegiatan tersebut belajar
mandiri sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai. Selain itu menurut Lumsden; Renchler; Biemiller dan Meichenbaum
dalam Abdullah 2004:2 untuk membantu para siswa dapat melakukan belajar
95
mandiri dengan baik kita harus membiasakannya untuk berdisiplin.. Para guru, orang tua, masyarakat, dan para siswa harus juga memahami konsep motivasi
siswa, metakognisi, self-efficacy, pengaturan diri, pengendalian diri, dan orientasi pada tujuan. Dengan demikian selain melalui proses pembelajaran, kemandirian
belajar siswa akan banyak ditentukan oleh tingkat motivasi dan kemauannya.
96
Berdasarkan uraian di atas, diduga ada perbedaan pengaruh antara siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dan siswa yang mempunyai
motivasi belajar rendah terhadap kemandirian belajarnya. Dimungkinkan siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi akan mempunyai kemandirian belaiar yang
lebih tinggi pula.
3. Interaksi pangaruh pendekatan pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap kemandirian siswa belajar.
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan tiga kegiatan belajar, yaitu 1 kemampuan untuk memotivasi
diri, 2 kemampuan teknisnya dalam melakukan kegiatan belajar mandiri dan 3 kemampuannya dalam merefleksi kegiatan belajar yang telah dilakukannya.
Kemampuan untuk memotivasi diri dapat dicapai setelah siswa mengetahui dengan jelas : 1 Kemampuan mengetahui detail dari kegiatan
tujuan; 2 kemampuan menganalisis dan menyimpulkan bahwa kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan terjangkau; 3 kemampuan menikmati
pengalaman belajar; 4 kemampuan melakukan penilaian secara obyektif. Kemampuan teknis dari siswa dapat dilihat dari keterampilannya dalam:
1 merumuskan masalah, 2 menetapkan tujuan belajar, 3 menetapkan strategi, 4, menetapkan jenis informasi yang diperlukan, 5 mengidentifikasi
sumber informasi, 6 mencari informasi yang cocok, 7 menganalisis informasi, 8 merumuskan hasil analisis, 9 mengkomunikasikan hasil dan 10
menilai kegiatan yang telah dilakukan. Kemampuan dalam merefleksi kegiatan belajar meliputi kemampuan
97
siswa dalam menilai bagaimana ia telah belajar. Apa yang berhasil, apa yang gagal. Di mana keberhasilannya dan di sisi mana kegagalannya. Bagaimana
langkah yang
akan diambil
98
ke depan. Selain itu dalam merefleksi juga penting untuk memandang kesalahan sebagai hal yang wajar dan sekaligus sebagai bahan masukan guna
mencegah kesalahan yang sama terjadi lagi dikemudian hari. Sementara itu keberhasilan hams disadari bukan semata-mata untuk kebanggaan, melainkan
sebagai kenyataan untuk dipahami mengapa demikian sehingga bisa diulang dan ditingkatkan.
Dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan
menerapkan Pendekatan pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam di kelas dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. PAKEM adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menerapkan
prinsip-prinsip: pembelajaran aktif, kreatif, afektif dan menyenangkan baik dari sisi siswa maupun gurunya. Agar siswa dapat aktif, maka dia harus mengetahui
tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran, maka siswa dalam melakukan kegiatan belajar dia akan
bersungguh-sungguh. Siswa akan menikmati seluruh proses pembelajaran karena yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai sebuah tujuan yang
diinginkannya. Dalam rangka mencapai sebuah tujuan tentu diperlukan kreativitas
untuk mencapainya. Siswa yang kreatif mempunyai berbagai kemampuan dalam menerapkan belajar mandiri, antara lain: 1 memahami tujuan
pembelajaran, 2 mampu menganalisis masalah, 3 akan menikmati kegiatan belajar, dan 4 melakukan berbagai strategi untuk mencapai tujuan yang telah
99
ditetapkan. Berbagai strategi yang dilakukan dalam pembelajaran haruslah tetap
efektif dalam rangka mencapai tujuan. Supaya pembelajaran dapat efektif, maka
siswa harus
100
mengetahui dengan pasti tujuan pembelajaran yang sedang ia jalani. Selain itu kemampuan-kemampuan lain seperti: merumuskan masalah, menentukan
strategi belajar yang tepat, dan kemampuan mengevaluasi refleksi diri, harus dikuasainya.
Ciri khas dalam pendekatan PAKEM adalah pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan joy full learning. Siswa akan senang melaksanakan
kegiatan pembelajaran kalau dia mengetahui tujuan yang akan dicapainya. Siswa yang senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat dilihat
dengan ciri-ciri: dia sangat menikmati kegiatan belajar tersebut, terlibat aktif, tidak takut mengungkapkan ide dan gagasannya, tidak takut salah dan
sebagainya. Untuk menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan, maka biasanya dilakukan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak
membosankan. Kemandirian belajar siswa selain dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang dilakukan juga dipengaruhi oleh motivasi dari siswa itu sendiri untuk melakukan kegiatan belajar tersebut. Siswa yang mempunyai
motivasi tinggi akan aktif melakukan kegiatan belajar tanpa paksaan dari pihak manapun. Siswa melakukan seluruh kegiatan belajar dengan suka rela karena
dia merasa butuh untuk mempelajarinya. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan mengerahkan seluruh energinya untuk melakukan kegiatan yang dia
inginkan. Demikian pula halnya dengan kegiatan belajar. Dari uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa penggunaan pendekatan
PAKEM dan motivasi belajar siswa memiliki interaksi pengaruh terhadap Kemandirian belajar siswa.
101
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang memperngaruhi kemandirian belajar, berikut disajikan kerangka
pemikiran dalam bentuk bagan berikut:
Gambar 2.7: Kerangka Pemikiran
C. PENGAJUAN HIPOTESIS