Hama dan Penyakit Sistem Perakaran

rontok, serta jarak antar ruas menjadi pendek, dan cabang terkumpul di bagian pucuk pohon Mansur dan Tuhateru 2010.

2.8 Hama dan Penyakit

Hama yang biasanya menyerang tanaman jabon yaitu ulat grayak, tikus, rayap, Achaea sp, ulat pemakan daun, dan ulat api Thosea asigna. Ulat grayak menyerang jabon pada malam hari sedangkan pada siang hari bersembunyi di dalam tanah. Daun jabon yang berlubang merupakan salah satu ciri tanaman jabon terserang ulat grayak. Hama tikus menyerang jabon pada bagian batang dan cabang. Ciri serangan tikus dapat dilihat dari kulit batang atau adanya bagian cabang yang terkelupas. Hama rayap biasanya menyerang bagian akar dan batang jabon. Serangan rayap pada batang menyebabkan adanya lubang gerek pada batang sedangkan serangan rayap pada akar menyebabkan daun menguning dan rontok. Hama Achaea sp, ulat pemakan daun, dan ulat api Thosea asigna menyerang bagian daun dengan cara menggerek daun hingga daun berwarna cokelat dan mati Mulyana et al. 2010. Penyakit yang biasanya menyerang daun jabon yaitu bercak daun, keriting daun, embun jelaga, embun tepung, dan cacar daun. Penyakit yang menyerang bagian akar adalah busuk akar yang ditandai dengan menguningnya daun jabon dan terjadinya pembusukan pada bagian akar jabon. Penyakit yang menyerang bagian batang jabon adalah busuk hati yang ditandai dengan adanya bagian cabang yang patah dan luka serta terjadinya perubahan struktur kayu menjadi lunak dan berserabut Dahana dan Warisno 2011.

2.9 Sistem Perakaran

Akar adalah salah satu faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanpa akar proses fotosintesis untuk memproduksi karbohidrat dan energi tidak akan bisa berjalan lancar. Tanaman yang tumbuh baik ditandai dengan berjalannya fungsi akar dengan baik pula Mahendra 2009. Fungsi akar antara lain adalah untuk melekatkan tumbuhan pada tanah karena akar memiliki kemampuan untuk menerobos lapisan tanah, manyerap zat- zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah, mengangkut air dan zat- zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang diperlukan, dan sebagai tempat untuk penyimpanan cadangan makanan Tjitrosoepomo 2005. Bentuk dan kedalaman serta penyebaran akar akan mempengaruhi jumlah air yang dapat diserap oleh akar tanaman. Akar yang panjang dan kurus mempunyai luas permukaan yang lebih besar jika dibandingkan dengan akar yang panjang dan pendek, karena dapat menjelajahi sejumlah volume yang sama. Penyerapan air dapat terjadi dengan perpanjangan akar ke tempat baru yang masih banyak air. Akibatnya laju penyerapan dapat ditingkatkan Jumin 1989. Kedalaman perakaran sangat berpengaruh pada porsi air yang diserap. Makin panjang dan dalam akar menembus tanah, makin banyak air yang dapat diserap. Bila dibandingkan dengan perakaran yang pendek dan dangkal dalam waktu yang sama. Kedalaman akar berkurang dengan bertambahnya air tanah. Jumlah air yang diserap akar berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Persaingan akar antara pohon dan tanaman pertanian dalam penggunaan air dan unsur hara pada lapisan top soil. Sistem perakaran yang dangkal kemungkinan akan lebih banyak bersaing dengan tanaman pertanian dalam penggunaan unsur hara yang langka, sedangkan akar pohon yang dalam dapat berperan sebagai pompa unsur hara atau jaringan pengaman, dimana unsur hara terletak pada tempat yang cukup dalam sehingga berada di luar jangkauan akar pertanian Lahjie 2004. Sistem perakaran pada tumbuhan terdiri dari sistem perakaran tunggang dan serabut. Sistem perakaran tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar ini terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari akar primer dari biji berkecambah. Sedangkan sistem perakaran serabut terdapat pada tumbuhan monokotil, dimana akar ini terdiri dari sejumlah akar kecil, ramping, dan berukuran sama Mahendra 2009. Sistem perakaran jabon tidak banyak diketahui, pada tempat-tempat basah diduga perakarannya dangkal dan banyak mempunyai akar permukaan. Daun-daun yang lebar baik sekali untuk menguapkan air transpirasi, oleh karena itu jabon baik ditanam untuk mengeringkan tanah-tanah yang basah Direktorat Jenderal Kehutanan 1980. Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi: a akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya terdiri atas akar-akar yang halus membentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbun zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa. b Akar tunggang yang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dengan cabang yang bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas hingga dapat menyerap air dan zat-zat yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji Tjitrosoepomo 2005. BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian