Keterangan Botani Morfologi dan Ciri Umum Jabon

peneduh. Tanaman jabon termasuk jenis cepat tumbuh. Tinggi tanaman dapat me ncapai 45 m dengan diameter 100−160 cm. Kelebihan lain dari tanaman ini memiliki batang yang lurus dan silindris sehingga sangat cocok sebagai bahan baku industri kayu. Di Indonesia tanaman ini sudah tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB, dan Papua. Sementara itu di lahan-lahan bekas tambang Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, kerap dijumpai jabon tumbuh secara alami dan dapat menyerobot pertumbuhan tanaman A. mangium yang memang telah lebih dulu ditanam untuk tanaman reklamasi. Dengan demikian jabon juga berpotensi untuk dijadikan sebagai tanaman pionir dalam mereklamasi lahan bekas tambang Mansur dan Tuheteru 2010.

2.4 Keterangan Botani

Ada dua jenis jabon yang ditanam di Indonesia, yaitu jabon putih dan jabon merah. Jenis A. macrophyllus jabon merah umumnya dapat dijumpai di daerah Sulawesi dan Maluku yang dikenal dengan sebutan “samama”. A. cadamba jabon putih memiliki nama dagang kadam dan sinonim dengan nama Nauclea purpurea, N. cadamba, dan A. indicus. Nama daerah jabon di Indonesia berbeda- beda, misalnya jabon, jabun, haja, kalampeyan, kelampaian, galupai, johan, kalampain, kelempi, pontua, suge manai, pekaung, gumpayan, kelapan, mugawe, paribe, dan masarambi Mansur dan Tuhateru 2010. Berdasarkan klasifikasinya jabon termasuk ke dalam famili Rubiaceae. Secara lengkap susunan klasifikasi jabon adalah sebagai berikut: Divisi : Magnoliophyta tumbuhan berbunga Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Asteridae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae suku kopi-kopian Genus : Anthocephalus Spesies : cadamba Roxb.Miq

2.5 Morfologi dan Ciri Umum Jabon

Umumnya pohon jabon dapat mencapai ketinggian 45 m dengan diameter 100−160 cm dan tinggi bebas cabang mencapai 30 m. Batang jabon lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar dan berbanir sampai ketinggian 1,5 m. Keunikan jabon adalah kemampuannya dalam melakukan pemangkasan alami. Hal ini dikarenakan cabang-cabang yang berada di bagian bawah dan tidak cukup mendapatkan cahaya akan gugur secara alami. Kulit luar batang pada waktu muda berwana putih kehijauan tanpa alur, tetapi seiring pertambahan umur pohon, batangnya akan berubah warna manjadi kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal dan kulit batang tidak mengelupas. Daun jabon merupakan daun tunggal, bertangkai panjang 1,5−4,0 cm dengan helaian daun agak besar panjang 15−30 cm dan lebar 7−8 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang dau n sekunder jelas 10−12 pasang Mansur dan Tuhateru 2010. Umumnya jabon mulai berbunga pada umur 4 tahun, tetapi jika mikroklimatnya sesuai dan pemeliharaannya dilakukan secara intensif, pohon jabon sudah mulai berbunga pada umur 2,5 tahun. Bunga kepala berukuran besar 4,5−6,0 cm, lidah daun kelopak letaknya tegak, berdaging, dan pada ujungnya berbulu. Daun mahkota pada bunga jabon seluruhnya tidak berbulu. Penyerbukan pada bunga umumnya terjadi pada awal pagi hari, yakni ketika produksi absolut polen per bunga sebanyak 4.566 butir dengan ukuran 19,3 x 20,2 μm. Beberapa jenis polinator yang biasanya membantu penyerbukan bunga jabon adalah lebah madu Apis spp., kupu-kupu, thrips, dan megachile. Buah jabon berbentuk bulat dengan ukuran 4,5−6,0 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak layaknya buah majemuk seperti keluwihnangka yang berukuran kecil dengan bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut terisi banyak biji. Ukuran biji jabon kecil sekali dengan jumlah biji yang mencapai 26.182.000 biji per kg dan 23.707.000 biji per liter. Ukurannya yang kecil membuat benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air Mansur dan Tuhateru 2010.

2.6 Penyebaran