Suhu dan Kelembaban Panjang dan Kedalaman Akar Lateral Jabon di Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

monokultur adalah sebesar 56,89. Persentase penutupan tajuk pada plot campuran lebih kecil, hal ini dikarenakan jarak tanam pada plot campuran lebih besar dari pada jarak tanam pada plot monokultur. Jarak tanam pada plot campuran sebesar 3,0x2,5 m. Jarak tanam yang lebih lebar membuat bayangan tajuk yang tertangkap oleh densiometer menjadi lebih kecil. Selain itu bentuk tajuk jati, sengon, dan suren yang kecil membuat tingkat penutupan tajuk juga menjadi kecil. Sedangkan persentase penutupan tajuk pada pola monokultur lebih besar karena jarak tanam yang lebih rapat yaitu 3x2 m dengan bentuk tajuk pohon jabon yang cenderung lebih lebar dan datar dibandingkan bentuk tajuk jati, sengon, dan suren. Berdasarkan klasifikasi persentase penutupan tajuk menurut Mahendra 2009, persentase penutupan tajuk pada plot campuran dan plot monokultur tersebut tergolong tajuk sedang, yaitu cahaya matahari masih bisa masuk atau menembus sampai ke permukaan ta nah berkisar antara 25−75. Dengan persentase cahaya yang demikian tanaman toleran masih dapat hidup di bawah tegakan tersebut. Tanaman jabon memiliki kemampuan untuk melakukan pemangkasan cabang secara alami. Kemampuan jabon dalam melakukan pemangkasan alami ini menjadi suatu keunggulan tersendiri bagi jabon dalam pengembangan jabon dengan sistem agroforestri. Pemangkasan alami membuat cahaya akan masuk dari samping ke permukaan tanah pada pagi dan sore hari. Sementara itu pada tengah hari yang terik tanaman tumpangsari akan terlindung dari cahaya matahari dengan adanya tajuk pohon.

5.2 Suhu dan Kelembaban

Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan kandungan air di dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi suhu, semakin cepat laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat Karmana 2006. Kelembaban nisbi atau RH Relative Humidity merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Kelembaban akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya kelembaban makin tinggi bila suhu udara lebih rendah Handoko 2005. Suhu yang rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bunga, dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung pada keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis, dan kondisi fisiologis tanaman. Suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem pembelahan mitosis yang berlangsung dengan sitokinesis pada saat pembentukan sel generatif Jumin 1989. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan metode termodinamika. Hasil pengamatan suhu dan kelembaban udara dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Suhu dan kelembaban pada plot campuran dan monokultur Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pada plot campuran adalah 26,74°C dan pada plot monokultur sebesar 26,59°C. Besarnya kelembaban pada plot campuran adalah 84,37 dan pada plot monokultur sebesar 84,41. Suhu pada plot campuran lebih besar 0,15°C daripada suhu plot monokultur. Kelembaban pada plot campuran lebih kecil 0,04 dari kelembaban pada plot monokultur. Hal ini disebabkan oleh penutupan tajuk yang lebih besar pada plot monokultur yang menyebabkan jumlah cahaya yang masuk lebih sedikit, sehingga suhu pada plot monokultur menjadi lebih rendah dan kelembaban menjadi lebih tinggi. Sedangkan penutupan tajuk pada plot campuran lebih kecil yang menyebabkan jumlah cahaya yang masuk lebih banyak, sehingga suhu pada plot campuran lebih tinggi dengan kelembaban yang lebih rendah. Suhu pada tegakan jabon monokultur dimasa mendatang diduga dapat meningkat dan kelembaban semakin menurun dari kondisi sebelumnya. Hal ini dikarenakan kemampuan jabon dalam melakukan pemangkasan alami. Pemangkasan alami membuat cabang hanya terdapat pada bagian atas dan pada bagian bawah cahaya dapat masuk melalui bagian samping tegakan. semakin Hari ke- T o C RH Campuran Monokultur Campuran Monokultur 1 27,11 27,00 82,33 83,22 2 26,78 26,78 84,00 84,00 3 26,33 26,00 86,78 86,00 Rata-rata 26,74 26,59 84,37 84,41 banyaknya jumlah cahaya yang masuk, maka suhu akan semakin meningkat dan kelembaban semakin menurun. Menurut Leopold 1964 dalam Jumin 1989, suhu optimum untuk fotosintesa berkisar antara 10 −30 o C, di atas atau di bawah suhu tersebut, laju fotosintesa akan berkurang. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa suhu pada tegakan jabon campuran dan monokultur termasuk ke dalam suhu optimum. Kecepatan pertumbuhan akan semakin tinggi bila semakin mendekati suhu optimum. Dengan kata lain bahwa, suhu optimum pada kedua plot sangat mendukung pertumbuhan tanaman.

5.3 Panjang dan Kedalaman Perakaran